Beranda / Rumah Tangga / Suami Tukar Tambah / Bab.9 Mau Apa Kamu?!

Share

Bab.9 Mau Apa Kamu?!

Penulis: Ice_Cupse
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-01 13:42:21
“Kalau kamu punya tempat tujuan lain, silahkan kamu tolak tawaranku,” sergah Benua seakan tanpa beban.

Kahiyang perlahan menutup mulutnya, tidak mampu memberi jawaban. Dia kembali merutuki kebodohannya. Jika tahu akan terjadi seperti ini, dia tidak akan menggantungkan hidupnya dengan pria brengsek itu. Mungkin Kahiyang akan bergaul dan memiliki banyak teman. ‘Semua karena kebodohanku,’ batin Kahiyang.

Ah, sudahlah! Tidak ada gunanya menyesali masa lalu. Kalimat itu menjadi motivasi baru bagi Kahiyang. Saat ini yang paling penting adalah menata kehidupan yang lebih baik untuk masa depan.

“Terima kasih sebelumnya,” ucap Kahiyang sembari mengulum senyum.

Suasana kembali hening tanpa pembicaraan, hingga mobil yang mereka tumpangi memasuki kawasan perumahan. Dari bentuk rumahnya, Kahiyang tahu jika rumah-rumah yang memiliki bentuk sama dan berjajar rapi itu berharga fantastis. Mungkinkah Benua tinggal disini? pikirnya.

Mobil berhenti pada sebuah rumah paling ujung dengan bangunan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Suami Tukar Tambah   Bab.10 Hah? Apa, satu kamar?

    Benua langsung mendekat dan menutup mulut Kahiyang dengan tangannya, matanya melirik ke arah pintu dengan panik. “Sstt! Udah dibilangin jangan berisik.” Benua berbisik, takut ada yang mendengar suara Kahiyang yang keras.Kahiyang terkejut dan berusaha melepaskan tangan Benua dari mulutnya. “Apa-apaan?! Kahiyang menggumam, tapi suaranya teredam oleh tangan Benua.Benua menatap Kahiyang dengan tatapan serius, memberi isyarat agar Kahiyang diam. Kahiyang yang memahami situasi akhirnya diam, dan menunggu Benua melepaskan tangannya Benua akhirnya melepaskan tangannya dari mulut Kahiyang, lalu minta maaf sudah mengejutkannya. Tapi matanya tak bisa lepas dari tubuh Benua yang atletis. Bola matanya seakan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan menikmati tubuh dengan dada bidang dan perut berbentuk kotak-kotak. Ternyata hal seperti itu tidak hanya dapat dilihat dari majalah pria saja ataupun acara olahraga di televisi. Dan hari ini, Kahiyang mendapat kesempatan untuk melihatnya secara nyata.B

  • Suami Tukar Tambah   Bab.9 Mau Apa Kamu?!

    “Kalau kamu punya tempat tujuan lain, silahkan kamu tolak tawaranku,” sergah Benua seakan tanpa beban. Kahiyang perlahan menutup mulutnya, tidak mampu memberi jawaban. Dia kembali merutuki kebodohannya. Jika tahu akan terjadi seperti ini, dia tidak akan menggantungkan hidupnya dengan pria brengsek itu. Mungkin Kahiyang akan bergaul dan memiliki banyak teman. ‘Semua karena kebodohanku,’ batin Kahiyang. Ah, sudahlah! Tidak ada gunanya menyesali masa lalu. Kalimat itu menjadi motivasi baru bagi Kahiyang. Saat ini yang paling penting adalah menata kehidupan yang lebih baik untuk masa depan. “Terima kasih sebelumnya,” ucap Kahiyang sembari mengulum senyum. Suasana kembali hening tanpa pembicaraan, hingga mobil yang mereka tumpangi memasuki kawasan perumahan. Dari bentuk rumahnya, Kahiyang tahu jika rumah-rumah yang memiliki bentuk sama dan berjajar rapi itu berharga fantastis. Mungkinkah Benua tinggal disini? pikirnya. Mobil berhenti pada sebuah rumah paling ujung dengan bangunan

  • Suami Tukar Tambah   Bab. 8 Tinggal Saja di Kost-an ku

    Kahiyang mengangkat wajahnya, menatap pria yang tengah berjongkok di hadapannya. Orang yang sudah mendengar keputus asaannya. Air matanya pecah, kemudian dia berhambur memeluk erat pria itu seraya mengucapkan terima kasih, merasa lega.Benua sedikit terhenyak dengan pelukan Kahiyang yang tiba-tiba. Dia tidak mengira jika yang terjadi pada Kahiyang cukup membuatnya trauma. Samar, Benua menarik sudut bibirnya tanpa sadar.Kahiyang melepaskan pelukannya setelah menyadari jika dirinya melakukan kesalahan. Dia tidak tahu kenapa dia memeluk Benua, tapi saat dia menatap wajah tampan pria itu, dia merasa gugup dan malu. “Ma- maaf, aku nggak sengaja.”“Kemasi barang-barangmu. Kita pergi dari sini,” ajak Benua pada Kahiyang. Mencoba untuk mengalihkan suasana yang gugup penuh kecanggungan.Kahiyang mengangguk cepat, berusaha bangkit untuk berdiri. Tapi, kondisi tubuhnya ternyata tidak sejalan dengan otaknya. Kakinya masih terasa lemas, bahkan tangannya masih bergetar. Dan lagi, dia kembali gugup

  • Suami Tukar Tambah   Bab.7 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

    “Kamu benar-benar nggak waras, Swasti. Tega kamu ya? Gimana cara kamu bertanggung jawab nantinya?”“Bertanggung jawab sama siapa?” sergah Swasti. Yang tentu saja jawaban itu membuat kening Kahiyang mengerut. “Dengar ya, Kahiyang Wijaya. Aku nggak perlu bertanggung jawab pada siapapun karena kamu yang mulai. Kamu yang lebih dulu tidur dengan pacarku. Jadi, aku pikir cukup adil aku menggantikanmu menikah dengan Andra. Dan kamu juga menikah dengan Benua.”Alis Kahiyang semakin menukik tajam mendengar penuturan Swasti. Cukup adil katanya? Bukankah dalam hal ini Kahiyang yang paling dirugikan? Pernikahannya hancur, menjadi bahan gunjingan orang dan dia sudah menghabiskan banyak uang tabungannya untuk pernikahan tersebut.“Gimana rasanya tidur dengan pacar kakakmu sendiri. Apa begitu menyenangkan?” cibir Swasti pada Kahiyang.Kahiyang terdiam, tidak merespon ucapan Swasti barang sedikitpun. Tiba-tiba dia teringat, jika Benua pernah bercerita jika hubungannya dengan Swasti hanya sebatas sal

  • Suami Tukar Tambah   Bab.6 Senang Melihatmu Menderita

    “Kalau butuh sesuatu, bisa panggil aku di kamar paling ujung,” pesan seorang wanita paruh baya pada Kahiyang seraya menunjuk salah satu kamar yang berada jauh dari kamarnya. Kamar dengan warna cat yang sama, dengan angka sebagai pembeda. Kahiyang hanya mengangguk sebagai jawaban. Kemudian wanita itu pamit meninggalkan Kahiyang masih sibuk memindai kamar yang dia sewa.Kahiyang mengecek setiap jengkal ruangan yang hanya berukuran dua kali dua meter tersebut. Dia cukup teliti untuk memeriksa kamar sewanya, takut jika ada lubang atau sejenisnya yang kadang disalah gunakan oleh orang lain. Karena kamar itu hanya berdinding triplek yang dicat dengan warna putih.“Buat sementara, nggak papa lah sambil cari kontrakan yang nyaman,” gumam Kahiyang sembari meletakkan tasnya. Meskipun ada sedikit kekhawatiran di hatinya. Apalagi kamar mandi berada di luar yang letaknya selisih beberapa kamar dari kamarnya.Karena cukup lelah, kahiyang memutuskan untuk memikirkan hal itu nanti. Dia bisa mandi leb

  • Suami Tukar Tambah   Bab. 5 Jungkir Balik Dunia Kahiyang

    “Makasih ya, kamu udah berdamai dengan dirimu sendiri. Aku harap kedepannya kamu nggak usah lagi ngrepotin Bapak. Kasihan, udah tua bukannya punya anak berbakti. Malah bikin malu keluarga,” oceh Swasti saat Kahiyang baru selangkah keluar dari rumah.Dengan kedua tangan terlipat di depan dada, serta mengulas senyum penuh kemenangan Swasti mengantar kepergian adik bungsunya.“Apa kamu senang udah menghancurkan hidupku?” tanya Kahiyang. “Sebenarnya aku salah apa sih sama kamu, Swasti? Kok kamu tega sampe fitnah aku sekejam ini?”Kahiyang bersusah payah menahan bulir-bulir yang sudah bergumul di pelupuk matanya. Tidak ingin terlihat lemah dimata saudaranya yang sudah menghancurkan impiannya.Swasti memutar bola matanya malas. Lagi-lagi Kahiyang membahas perdebatan mereka semalam. Tuduhan yang sudah dibantah olehnya, nyatanya Kahiyang masih saja bersikeras menuduhnya. Membuatnya semakin geram.“Udah-udah. Nggak usah nambah masalah dengan bikin keributan lagi. Kamu itu cuma nambah beban kel

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status