Share

25. Acara Mediasi

Pagi ini, adzan subuh berkumandang. Terasa menggelitik di telinga dan membangunkan aku yang terlelap dalam kesedihan. Masih teringat jelas semalam aku begitu tersedu di atas telapak tangannya. Rasa malu bercampur aduk dengan segala rasa yang tak pernah kurasakan sebelumnya.

Oh, kepalaku bahkan terasa begitu berat pagi ini. Aku rasa tensi darahku naik lagi setelah kejadian semalam. Sikap ayah mertuaku berbanding terbalik dengan Mas Akbar, itu semua sungguh mengacaukan isi otakku.

Cepat-cepat aku menuju ke dapur dengan harapan Ryan belum terbangun hingga aku tidak perlu bertemu dengannya pagi ini. Jam 8 pagi aku harus segera memnuhi panggilan pengacaraku. Dia menyarankan aku untuk datang ke mediasi ke dua ini supaya hakim bisa lebih mudah menilai dan memberikan putusan.

Sayangnya, saat aku berada di dapur. Saat itu juga terdengar suara pintu kamar yang terbuka perlahan dan aku sangat yakin jika itu adalah Ryan. Benar saja, itu adalah dia dengan wajah pucatnya.

“Pagi,” sapaku demi men
Mimi Lita

Sepi amat kayak kuburan baru. Mana komentarnya? apa kek gitu hehehe

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status