Home / Rumah Tangga / Suami kontrak jodohku / Bab 3 - Pacar pura-pura

Share

Bab 3 - Pacar pura-pura

Author: IntanFa
last update Last Updated: 2024-08-13 11:00:18

“Ya itu maksudku, pekerjaan untukmu.”

Aruna mengernyit tidak mengerti dengan apa yang Valda katakan.

“Aku akan memberikanmu pekerjaan sebagai pacar pura-puraku. Bagaimana?” ujar Valda.

“Tidak ... tidak ...” Aruna tegas menolaknya.

Ia bangkit dari duduknya dan hendak pergi mendekat pada pintu.

“Tunggu ... kau akan mendapatkan bayaran yang besar. Apa kau tidak butuh uang?” tanya Valda.

Aruna menghentikan langkahnya.

“Bayaran yang besar? Apa aku ambil saja tawarannya, toh hanya pacar pura-pura saja. Kalau sekarang aku pergi, akan pergi kemana? Tidak mungkin aku pulang ke rumah dan tanpa uang bagaimana aku bisa hidup di luaran sana. Kalaupun bekerja, akan bekerja apa?” batin Aruna bergelut.

“Cepatlah berpikirnya!” cetus Valda.

Aruna berbalik badan melihat pada Valda.

“Hanya pacar pura-pura saja, kan?” tanya Aruna.

“Ya, hanya pacar pura-pura. Paling beberapa kali menghadiri acara dan jika bertemu orangtuaku setelah itu selesai ...” jelas Valda.

“Benar bayarannya besar?” tanya Aruna.

“Ya, aku tahu kau pasti butuh uang.”

“Ini hanya pacaran pura-pura dan tidak akan lama!” batin Aruna meyakinkan dirinya sendiri.

“Baiklah ... aku setuju, tapi jangan macam-macam padaku, ya ...” ujar Aruna.

Valda mengernyitkan dahinya. “Lagi pula dirimu tidak menarik sama sekali!”

Aruna mendengus kesal.

“Aku akan membayarmu seratus juta. Kau akan tinggal dimana?” tanya Valda.

“Oke seratus juta tidak masalah. Emmmh masalah tempat tinggal aku tidak tahu,” jawab Aruna.

Valda melihat sekitar seraya berkata, “kau bisa tinggal di apartemen ini, jadi saat aku butuh dirimu gampang!”

“Tinggal dengan kalian?” tanyanya menatap Valda dan Haris bergantian.

“Berdua saja. Haris punya rumah sendiri,” ujar Valda.

“Hehh ... tidak-tidak, bagaimana kalau nanti kau apa-apakan aku,” ujarnya seraya menutupi bagian dada dengan tangannya.

“Jangan terlalu percaya diri, aku tidak suka perempuan sepertimu. Tidak menarik sama sekali!" Rambut berantakan, pakaian jelek, wajahmu kusam sekali, badanmu tidak ada bagus-bagusnya!" Terdengar sangat menghina.

“Aisssh ...” Aruna mendengus. Lalu memegangi rambutnya dan mengendus tubuhnya sendiri, ia sadar sangat berantakan karena memang dari kemarin belum mandi.

“Kau bisa tidur di kamar itu.” Tunjuknya pada pintu di sebelah kanan.

Aruna melihat pada arah yang Valda tunjukkan.

“Aku akan pergi ke kantor, kau bisa diam disini ...” ujar Valda.

“Kau percaya meninggalkanku sendirian disini?” tanya Aruna.

Valda menunjuk setiap sudut, terpasang cctv yang canggih.

“Kau paham?” ucap Valda.

Aruna hanya mengangguk. Kemudian Valda berlalu pergi di ikuti oleh Haris dan ia tinggal sendirian. Masuk ke kamar yang Valda tunjukkan dan berkeliling kamar itu dengan kaki yang masih terpincang-pincang.

Pergi ke kamar mandi dan ia ingin mandi, tapi tidak ada baju ganti. Hanya ada bathrobe di dalam lemari lalu ia keluar kamar dan berkeliling di dalam apartemen itu.

Aruna menemukan tempat cuci, lalu ia ada ide. Kembali ke kamar dan melepaskan semua pakaiannya. Ia hanya mengenakan bathrobe lalu mencuci semua pakaiannya, menunggu sebentar lalu mengeringkannya.

“Dengan begini aku bisa membersihkan diri dan memakai baju bersih,” ujarnya senang.

Aruna membersihkan diri, menikmati apa yang ada.

Sementara itu ....

Defria bergegas pergi ke kantor Chand-suaminya. Ia ingin mengabarkan apa yang baru saja di ketahui tentang anaknya.

Mengatakan tidak ingin bicara apa-apa pada Chand, tapi mulutnya begitu gatal ingin bercerita.

“Pa ... Papa ...” Defria tiba-tiba masuk.

“Tumben datang kemari?” tanya Chand.

“Ada hal penting!” ia duduk dengan nafas terengah-engah karena berjalan terburu-buru.

“Ada apa? Aku sedang sibuk.”

“Putra sulungmu!” ujar Defria.

“Kenapa dia?” tanyanya penasaran.

“Tadi aku pergi ke apartemennya dan disana ada perempuan,” ungkap Defria.

“Memangnya kenapa kalau ada perempuan?”

“Valda mengatakan kalau perempuan itu pacarnya. Pasti antara mereka hubungannya sudah sangat jauh, masa pagi-pagi dia sudah ada di apartemen Valda. Pasti perempuan itu menginap ...” jelas Defria.

Chand meletakkan bolpoint-nya lalu bangkit dari duduknya dan pindah ke samping Defria.

“Valda punya pacar?”

Defria mengangguk.

“Kenapa gak Mama larang dan usir perempuan itu. Valda sudah di jodohkan dan tidak boleh punya pacar!” ujar Chand.

“Bagaimana bisa aku mengusirnya, anakmu sama keras kepalanya denganmu!” ujar Defria.

“Ini tidak bisa di diamkan!” cetus Chand.

“Pa, memangnya kapan Valda akan di nikahkan dengan anak sahabatmu? Kasihan juga Valda, dia sudah berusia tiga puluh tahun. Setiap pacaran selalu di larang,” tanya Defria.

“Itulah masalahnya. Aku masih belum bisa menemukan Harsa sekarang berada dimana. Perusahaan yang dulu, sudah bukan miliknya lagi. aku tidak tahu dia pindah kemana," jelas Chand.

“Menurutku lupakan saja perjodohan itu. Lagi pula itu terjadi lima belas tahun yang lalu. Mungkin Harsa sudah melupakannya!” ujar Defria.

“Janji tetaplah janji!”

“Hmmm ... padahal anak teman-temanku banyak yang cantik dan berpendidikan bagus. Bahkan ada yang sudah mempunyai bisnis sendiri,” ujar Defria.

Chand terlihat berpikir, apa yang Defria katakan memang ada benarnya juga. Di umurnya sekarang Valda harus sudah menikah dan mempunyai keturunan.

“Nanti kita bicarakan lagi di rumah. Sekarang pulanglah, aku sangat sibuk ...” ujar Chand.

“hahhh kebiasaan!” ketus Defria seraya melengos pergi.

Di sisi lain ....

Aruna selesai mandi, ia memeriksa pakaiannya dan belum benar-benar kering.

“Sementara aku pakai ini saja dulu, lagi pula tidak ada siapa-siapa disini.” Aruna pergi ke dapur dan membuka kulkas. Ia mencari-cari makanan. Ternyata ia merasa lapar kembali karena makanan yang Valda masak, porsinya sedikit.

“Tidak ada camilan!” gumam Aruna.

Sayuran dan buah-buahan tersedia cukup banyak di dalam kulkas. Kemudian Aruna mengambil satu buah apel mencucinya lalu duduk di kursi makan menikmati apel itu sembari mengompres kakinya yang sakit dengan air dingin.

“Hmmm ... cuman jadi pacar pura-pura, mendapatkan uang dan aku menikmati hidup enak seperti ini. Sekarang aku bebas dari ibu tiriku, saat aku mendapatkan uang dari Valda, aku akan pergi keluar kota dan memulai hidup baru yang sederhana. Aku jadi rindu mami dan papi, kalau mereka masih ada pasti hidupku akan bahagia tidak seperti ini!” gumamnya sembari menikmati apel segigit demi segigit.

Apa yang Aruna lakukan dalam pantauan Valda. Ia melihat cctv dari ponselnya.

“Dia tidak melakukan hal aneh. Sepertinya dia penurut dan gampang di arahkan, dengan begitu akan dengan mudah mengaturnya. Dia hanya pakai bathrobe, kamu pergilah dan ajak dia untuk membeli pakaian. Beli apapun yang dia butuhkan, sekalian belikan dia ponsel juga,” ujar Valda.

“Baiklah.” Angguk Haris. “Kenapa Tuan mau menjadikannya pacar pura-pura dan membayarnya? Anda tampan, banyak uang, perempuan mana yang akan menolak anda?” tanya Haris penasaran.

Ia tahu betul kalau bosnya itu punya pesona luar biasa. Jangankan puluhan perempuan, mungkin ribuan juga akan ngantri untuk menjadi pasangannya.

Kenapa Valda melakukan itu?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami kontrak jodohku   Bab 89 - Jodoh

    Valda menyusul Chand ke ruangan kerjanya. “Papa ....” “Ada apa lagi?” tanya Chand tanpa memedulikan kehadiran Valda. “Pa, jangan marah padaku dan Aruna seperti ini. Ya, aku tahu papa ingin kita semua berkumpul. Akan tetapi, aku juga tidak ingin rumah tanggaku berantakan.” Valda menjelaskannya. “Jadi benar, Aruna yang memintamu untuk pergi dari rumah ini?” cetus Chand. “Bukan begitu, pa. Aku hanya ingin membuat Aruna nyaman. Setelah kejadian kemarin tentang kesalahpahamannya dengan Delova, itu membuatnya takut,” jawab Valda. Chand menatap Valda dengan pasrah. Tidak ada gunanya bersikap selalu egois dan malah membuatnya semakin jauh dengan Valda. “Pa, jarak dari apartemen ke rumah ini tidaklah jauh. Mungkin nanti kami bisa setiap hari datang ke rumah ini. Pa, kebahagiaanku dengan bersama Aruna!” tegas Valda. Sementara itu, Aruna yang mendengar percakapan mereka merasa semakin bersalah. “

  • Suami kontrak jodohku   Bab 88 - Kembali bersama

    “Delova ...” panggil Valda.“Ada apa?” tatap Delova heran.Valda mencoba mengontrol emosinya, bagaimana pun dengan keadaan Delova seperti ini membuat hatinya terenyuh dan merasa kasihan.“Hmmm ... aku tahu kau menemui Aruna. Katakan jujur padaku, apa yang kau katakan padanya? Aku memang mengikhlaskannya untukmu, tapi kau tidak bisa sembarangan memfitnahku!” ungkap Valda.Chand dan Defria menghampiri mereka berdua. Berdiri diantara mereka dan mencoba menghentikan Valda agar tidak melakukan hal yang tidak-tidak.“Jangan sakiti adikmu lagi!” cetus Defria.“Papa tahu ini semua salah perempuan itu!” tunjuk Chand pada Aruna yang berdiri di pintu kamar.Aruna menatap semua orang bergantian, apa yang sekarang terjadi memang salah dirinya.“Apa maksud Papa? Jangan salahkan Aruna seperti itu!” timpal Delova membela Aruna.Valda menatap Delova dengan penuh amarah. Aruna tahu kemarahan itu dan harus menghentikannya.“Tu–tunggu ... emmmh Valda, k

  • Suami kontrak jodohku   Bab 87 - Salah paham lagi

    Aruna melangkah dengan sembarang, sesekali wajahnya menengadah menatap langit yang mulai meredup. Lampu-lampu jalanan cukup terang menyinari langkahnya.“Apakah Elisha benar-benar serius dengan apa yang di katakannya? Tapi Valda mengatakan hal lainnya,” gumamnya.“Aruna ....”Sebuah mobil hitam berhenti dan terdengar suara tidak asing memanggilnya.Aruna menoleh ke arah sumber suara dan senyuman tersungging di bibirnya.“Delova ...” mendekati mobil itu dengan antusias.“Kau mau kemana?” tanya Delova. Ia bicara dari dalam mobil dan hanya membuka kaca mobilnya.“Aku mau pulang, barusan habis ngajar les piano,” jawabnya.Delova membuka pintu mobil dan meminta Aruna untuk masuk. Ia akan mengantarnya pulang.Awalnya Aruna menolak karena merasa tidak enak, tapi Delova memaksanya. Terpaksa ia masuk dan di antar pulang oleh Delova.“Kau sudah lebih baik?” tanya Aruna penasaran. Bagaimana pun ia sangat khawatir pada keadaan Delova.“Aku

  • Suami kontrak jodohku   Bab 86 - Les piano

    Saat makan malam, Elisha datang menghampiri semua orang tanpa rasa malu. Sekarang ia berani kembali datang setelah tahu Aruna pergi.Defria dan Chand menyambutnya dengan ramah sama seperti sebelumnya. Sementara Valda merasa risih dan tidak nyaman.“Kenapa dia datang lagi kemari?” ujar Delova.Karena selesai makan, Valda beranjak pergi meninggalkan meja makan tanpa bicara dengan siapa pun.Elisha menatap kepergian Valda dan ia harus mengerti mendekatinya pelan-pelan membiarkannya pergi begitu saja.Keesokan harinya ....Di sore hari Aruna pergi ke rumah Grace untuk mengajari Briel bermain piano. Ia memulai pekerjaannya dengan semangat dan riang.Grace menyambutnya dengan hangat dan membawanya ke ruangan musik.“Hallo kakak cantik ...” sambut Briel.“Haiii cantik ... apa kau siap? Wah pianomu sangat bagus. Aku juga punya piano–“ cetusnya lalu bicara terhenti karena teringat dengan piano yang Valda belikan.“Cepatlah kakak, aku tidak sa

  • Suami kontrak jodohku   Bab 85 - Menemui Aruna

    Wajah Aruna berubah menjadi tersenyum berbinar, senang akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan.“Kakak serius?”Grace mengangguk seraya tersenyum.“Wah aku senang kalau kakak cantik akan menjadi guru les pianoku. Dari pada pak tua yang ketus itu!” cetus Briel.“Terima kasih, ya, kak.” Aruna menundukkan badannya hormat.“Kau bisa datang ke rumahku setiap sore mulai besok,” ucap Grace.Kemudian Grace meminta nomor ponsel Aruna agar mudah untuk di hubungi.Aruna sangat senang dan cukup antusias. Berbincang sebentar lalu ia berlalu pulang.Berdiri di pinggir jalan melihat kepergian Grace dan Briel. Dirinya di tawari untuk di antar pulang, tapi Aruna menolaknya.“Semoga hidupku berjalan baik ke depannya dan di pertemukan dengan orang-orang baik. Perlahan harus melupakan tentang Valda! ya harus ...” Aruna berdoa.Karena tidak perlu mencari kerja lagi, ia memutuskan untuk kembali pulang ke rumah dengan menaiki taxi online yang di pesannya.

  • Suami kontrak jodohku   Bab 84 - Ingin bekerja

    Valda menghentikan mobilnya di tengah perjalanan. Memendamkan wajahnya pada setir mobil. Menyesali kenapa terlambat mencari Aruna?“Aruna pergi kemana? Aku harus mencarinya kemana lagi?” pikirnya.Setelah terdiam beberapa saat, Valda kembali melajukan mobilnya. Sepertinya ia sudah tahu akan pergi kemana.Ia pergi ke rumah kedua, menemui pelayan yang menjaga rumah itu dan bertanya apakah Aruna datang ke rumah itu atau tidak. Ternyata pelayan mengatakan kalau Aruna tidak ada datang.Valda kembali melajukan mobilnya menuju ke makam orang tua Aruna. Ia sedikit bernafas lega, melihat kelopak bunga di atas makam. Memegangnya dan kelopak bunga itu baru.“Sepertinya Aruna baru saja dari sini.” Melihat sekitar berharap Aruna masih ada disana.“Hmmm ... Aruna sudah pergi!”Saat hendak berlalu pergi, Valda menghentikan langkahnya. Ia berjongkok diantara nisan kedua orang tua Aruna.“Maafkan aku ... aku tidak bisa menjaga Aruna dengan baik dan malah membi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status