Beranda / Romansa / Suamiku Anak Mommy / Acuhnya ibu mertua

Share

Acuhnya ibu mertua

Penulis: Wilia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-18 21:44:04

Melvin tengah gelisah mencari Viona yang tak ia temukan di rumah sakit. Dua Suster tadi mengatakan jika Viona mengalami luka di kakinya karna desakan para media.

Tentu Melvin merasa sangat bersalah dan khawatir. Ia terus menghubungi ponsel gadis itu seraya melaju pelan dengan mobilnya di sekitar jalanan yang tampaknya akan semakin ramai.

"Kau dimana?!" Gumam Melvin melihat kiri kanan jalanan. Karena tak menemukan apapun disini akhirnya Melvin ingin kembali ke rumah sakit tapi tiba-tiba ponselnya berdering.

Melihat nama Viona di sana, tentu Melvin segera mengangkat dengan wajah gusar.

"Kau dimana? Aku mencarimu di sekeliling rumah sakit dan di sekitar jalanan di sini tapi tak ada."

"Aku sudah pulang ke kediaman-mu. Maaf, aku tak mendengar panggilan barumu tadi karna masih di jalan."

Suara Viona terdengar menahan sakit. Melvin tentu segera melaju cepat ke arah kediamannya karna cemas jika luka di kaki Viona parah dan wanita itu masih memaksakan diri berjalan.

"Kau pulang dengan siapa?"

"Memesan angkutan. Cepatlah pulang! Hujannya akan lebat nanti!"

Pinta Viona dan Melvin mengiyakannya. Sambungan itu mati hingga Melvin fokus berkendara di suasana mendung dan gerimis ini.

..

Kediaman Harrison..

Viona baru saja sampai di depan bangunan megah di dominasi warna putih. Ada dua penjaga gerbang yang tadi membuka benda itu mempersilahkan Viona masuk.

Mereka sempat terkejut melihat kaki Viona memar dan susah berjalan alhasil, salah satunya menawarkan bantuan.

"Nona! Biar saya antar ke dalam!"

"Terimakasih, pak!" Jawab Viona mau di gandeng ke arah kediaman. Ia mengamati sekeliling tempat ini dimana begitu luas dan segar.

Desain luarnya saja sudah sangat elegan dan mewah. Pantas banyak orang yang ingin sekali menempati kediaman luas dan besar ini.

Saat tiba di depan pintu utama, Viona sama sekali tak di sambut siapapun. Kediaman ini seperti tak berpenghuni bahkan para pelayan yang semula ada di dalam tiba-tiba langsung pergi.

"Nona! Saya hanya bisa mengantar sampai disini!"

"Iya, pak! Terimakasih!" Ucap Viona beralih memegang pintu yang sudah terbuka kecil.

Saat Viona masuk, kemewahan di luar tadi ternyata sebanding dengan isi bangunan ini. Banyak porselen-porselen mahal yang dipajang serta langit-langit kediaman begitu tinggi dan dihiasi banyak pernik yang tentu fantastis.

Viona yang juga tak udik tentu ia tahu berapa harga dari barang-barang disini. Hampir semuanya bernilai jutaan dolar dan sangat menggetarkan jiwa.

"Viona!"

Suara nyonya Amber dari arah tangga di atas sana membuat Viona sedikit mendongak. Wanita paruh baya itu berjalan turun di dampingi satu pelayan yang tampak sangat menjaganya.

"Mom!"

"Kau kemana saja? Nak!" Cemasnya tampak jelas.

Viona hanya tersenyum. Ia dengan susah payah berjalan masuk lebih dalam mendekati nyonya Amber yang sudah ada di ujung tangga.

"Kau kenapa?"

"Kakiku sedikit terkilir, mom!" Jawab Viona ingin lebih dekat tapi nyonya Amber tiba-tiba menutup hidungnya.

"Astaga! Kau bau debu dan asap Viona," Decah nyonya Amber tampak risih memegangi dadanya.

Viona diam. Ia tak jadi mendekat karna mendengar ucapan nyonya Amber yang jujur sudah sering membuat Viona sakit hati.

"Dadaku sakit mencium aroma debu dan asap di tubuhmu. Seharusnya kau bersihkan dulu kaki dan tanganmu di luar, nak!"

Walau keluhan itu masih memanggilnya anak, tapi ntah kenapa masih terdengar perih. Padahal, nyonya Amber tahu sendiri jika Viona kesulitan berjalan.

"Bagaimana bisa kau bertemu Melvin dengan keadaan seperti ini?! Astaga, Melvin itu juga sama denganku. Dia tak tahan dengan debu dan asap. Kau tak tahu?"

"Mom! Aku.."

"Sudahlah. Lain kali kau harus banyak belajar dari Hellen, hm?!"

Lagi-lagi ia di bandingkan. Viona seketika mematung tak lagi bicara sampai nyonya Amber mengungkit-ngungkit kembali soal wanita itu.

"Jika kau mau, mommy ada kontak Hellen. Kalian bisa berteman bahkan kau akan belajar banyak tentang Melvin darinya, nak!"

Viona hanya mengangguk. Ia berusaha menahan agar tak kelepasan bicara yang bisa menyinggung perasaan nyonya Amber apalagi wanita ini punya penyakit jantung.

Melihat kesabaran Viona begitu besar, tentu nyonya Amber sangat salut. Sudah dalam keadaan seperti ini dia masih berani datang ke kandang singa yang sebenarnya.

"Ya sudah. Pergilah ke kamar Melvin. Ada di lantai atas, sayang!" Ucap nyonya Amber digiring pergi oleh pelayan pribadinya ke arah ruang santai di samping.

Sebelum benar-benar menghilang, lirikan mata licik itu ia lempar pada Viona yang tampak masih diam.

"Cih, sampai kapanpun kau tak akan bisa hidup tenang disini," Batin nyonya Amber pergi.

Viona yang masih mematung di bawah tangga sungguh tak bertenaga saat melihat kakinya lalu bergantian dengan benda ini.

"Kakiku tak akan kuat naik ke atas!" Gumam Viona berpeggangan ke pinggir tangga.

Dengan pelan dan menahan sakit ia mengangkat kakinya memijaki satu persatu anak tangga ini dengan susah payah.

Namun, saat tiba di anak tangga ke 7 keseimbangan Viona hilang hingga ia terpeleset.

"Mamaa!!!"

Teriak Viona nyaris mau terguling di atas tangga tapi untung saja tubuhnya segera di tahan oleh Melvin yang tadi cepat berlari kedalam.

Viona yang masih syok berpeggangan ke bahu kekar Melvin yang segera menggendong Viona ringan.

"Sayang!"

Panggil Melvin saat melihat wajah Viona pucat pasih dan berkeringat dingin. Melvin segera membawa Viona ke lantai atas menuju kamarnya karna tubuh gadis ini sudah seperti es.

Viona yang tak bicara sepatah-katapun membuat kekhawatiran Melvin semakin menjadi. Ia dorong pintu kamarnya lalu segera mendudukkan Viona di tepi ranjang king size yang berwarna abu tua.

"Sayang! Kau baik-baik saja? Akan ku hubungi dokter. Kau tenang saja!" Ucap Melvin mengusap pipi dingin Viona yang hanya diam tampak masih jantungan.

Melvin menghubungi dokter Niko yang merupakan dokter pribadi keluarga mereka. Setelah bicara panjang lebar tentang keadaan Viona pada pria itu, Melvin segera memutus sambungan dan barulah ia berjongkok di depan sang istri.

"Kakimu sudah memar seperti ini. Kau masih memaksakan berjalan? Kau bisa meminta bantuan pada pelayan di kediaman ini sayang!" Cemas Melvin memeriksa kedua kaki Viona.

Gadis malang itu hanya diam. Bagaimana bisa ia meminta tolong jika melihatnya saja para pelayan itu enggan?! Bahkan, ibu mertuanya sendiri tak mempedulikan kondisinya.

"Apa aku bau asap dan debu?" Tanya Viona membuat Melvin yang tadi melepas pelan heelsnya terhenti.

Mata elang Melvin yang hangat memandangnya teduh dan penuh perasaan.

"Tidak, Sayang!"

Jawab Melvin tapi Viona sendiri bisa mencium aroma asap dan debu di pakaiannya. Jelas sekali Melvin berbohong hanya untuk menjaga perasaanya saja.

"Kau alergi dengan debu?"

"Iya. Tapi.."

"Aku bisa sendiri," Sela Viona menepis tangan Melvin yang ingin membersihkan kakinya.

Pria itu mematung diam. Ia menatap sendu Viona yang tampak menahan air mata dengan memaksakan kakinya berdiri dengan berpeggangan ke pinggir ranjang.

"Sayang! Kau tak bisa berjalan. Aku..aku antar ke kamar mandi. Ayo!!"

"Aku bisa."

Jawab Viona singkat. Ia tak mau menjalin kontak mata dengan Melvin dan berusaha sekuat tenaga walau sesekali jatuh tetap ia lawan untuk masuk ke kamar mandi.

"Viona! Sayang! Aku minta maaf. Aku tak tahu jika kau luka seperti itu!" Sesal Melvin ingin ikut masuk ke kamar mandi tapi Viona sudah menutup pintu rapat dan menguncinya dari dalam.

Viona yang tadi menahan tangis langsung membekap mulutnya sendiri. Ia luruh terduduk di lantai kamar mandi ini menangis tertahan dan ditelan sendiri.

"Kau tak pernah menceritakan apapun soal dirimu padaku. Haruskah aku belajar dari wanita itu?!" Batin Viona merasa kecil dan sempit.

Ia tak tahu apapun tentang Melvin dan pria itu juga seperti tak berniat memberitahunya. Apalagi, nyonya Amber lebih menyukai Hellen dari pada dirinya. Sungguh, itu beban untuk Viona yang tak tahu bagaimana lagi cara menghadapi ibu mertuanya.

....

Vote and like sayang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamiku Anak Mommy   Ternyata benar

    Tangan Viona gemetar memeggang test pack yang menampilkan dua garis merah. Viona bukanlah orang awam sampai tak tahu maksud dari tampilan benda itu sampai matanya mulai berkaca-kaca. "Kau sudah selesai?" Suara dokter Niko di depan pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Bibir Viona bergetar hingga isak tangisnya luruh di depan kaca wastafel. Dokter Niko yang mendengar itu dari luar bergegas membuka pintu. "Viona!" Menghampiri wanita itu. Kedua tangannya memeggang bahu Viona yang bergetar sampai pupil matanya melihat dua garis test pack di tangan Viona. "A..aku..aku hamil.." Lirih Viona bergetar menatap dengan air mata wajah tenang dokter Niko. Sakit saat mendengar kabar jika wanita yang ia cintai hamil anak orang lain. Tetapi, di samping itu dokter Niko bahagia. "Yah. Kau hamil. Lalu, kenapa menangis, hm?" Mengusap pipi cubby menggemaskan Viona yang menggeleng tak tahu harus bagaimana. Antara senang dan s

  • Suamiku Anak Mommy   H..hamil?

    Viona sudah di bawa ke apartemen miliknya oleh dokter Niko. Sesampainya di sana Viona berbaring sedangkan kopernya sudah dibawa ke walkcloset oleh dokter Niko yang menata pakaian Viona di lemari karena wanita itu sedang istirahat. "Apa kepalamu masih pusing?" Tanya dokter Niko dari ruang ganti. Viona tak menjawab. Dokter Niko buru-buru menyelesaikan pekerjaannya lalu keluar. Tapi, Viona tak ada di atas ranjang dan suara muntah seseorang di kamar mandi menyita perhatian dokter Niko. "Viona!" "Hoeekmm!!" Muntah di wastafel dengan keadaan lemah.Dokter Niko segera menopang bahu Viona yang ingin tumbang hingga tubuh wanita itu bersandar padanya. Wajah Viona pucat dengan perut bergejolak dan kembali memuntahkan isi perutnya walau hanya lendir putih yang keluar. "Hoeekmm..p..pergilah. A..aku muntah," Lirih Viona berusaha mendorong bahu kokoh dokter Niko yang tak bergerak sama sekali. Tak ada rasa jijik atau muak karena perasaan cemas lebih mendominasi. "Keluarkan saja. Aku akan memij

  • Suamiku Anak Mommy   Punya kepribadian ganda

    Sudah satu minggu lamanya Melvin mendampingi nyonya Amber di kediaman Harrison. Wanita paruh baya itu tak bisa keluar dari kamarnya dan hanya berbaring di atas ranjang dengan selang infus melekat. "Mom! Apa sudah baikan?" Tanya Melvin duduk di samping ranjang seraya menyuapi nyonya Amber bubur. "Kau pasti sangat repot ya, nak?" Mulai berkaca-kaca dengan wajah pucat dibuat-buat. "Mom! Bukan seperti itu. Aku ingin mommy sehat seperti semula," Ucap Melvin menggenggam tangan nyonya Amber penuh kasih sayang. Yah, Melvin memang sangat dekat dengan nyonya Amber di banding dengan adiknya yang sampai sekarang tak pernah memberi kabar apapun. "Seandainya Vero sama sepertimu, mommy pasti akan sangat bahagia." "Vero masih kuliah di luar negeri. Dia akan pulang sebentar lagi, mom! Jangan khawatir," Jelas Melvin mengusap lembut punggung tangan wanita itu. Nyonya Amber mengangguk. Sebenarnya ia jiga berharap seperti itu tapi Vero tak pernah mau pulang sama sekali. "Mom! Istirahatlah. Aku akan

  • Suamiku Anak Mommy   Membunuhnya

    Cahaya mentari di atas sana dengan lantang mengusik sepasang manusia yang masih asik berpelukan. Viona membuka matanya perlahan terbuka dan mengernyit karena tubuhnya terasa lumayan pegal.Namun, Viona terkejut saat dada bidang dokter Niko langsung terpampang jelas di wajahnya. Benar-benar seksi dan kekar sampai wajah Viona memerah namun ia dengan cepat sadar menarik diri dari dekapan dokter Niko yang terusik akan pergerakan Viona. "Kau sudah bangun?" Serak khas bangun tidur dokter Niko mengusap wajahnya. Viona sedikit menjauh. Tampilan dokter Niko terlihat lebih tampan dengan rambut acak-acakan dan kacamata masih bertengger rapi. "Maaf. Semalam kau demam dan kedinginan. Aku tak bermaksud untuk.." "Aku tahu. Terimakasih," Sela Viona percaya pada dokter Niko karena sekarang ia memakai kemeja pantai pria itu jadi tak ada yang terbuka atau berantakan. Dokter Niko duduk. Ia lega Viona tak berburuk sangka padanya. "Jik

  • Suamiku Anak Mommy   Sangat menyiksa

    Langit sudah berubah gelap tak berujung. Taburan bintang dan rembulan abu di atas sana bersinar dan cukup memberi penerangan bagi sepasang manusia yang sedang menikmati santapan seafood di panggang di atas bara api unggun. Sampai sekarang belum ada tanda-tanda kedatangan team penyelamat sampai keduanya pasrah dan fokus mengisi perut. "Hati-hati. Masih panas," Ucap dokter Niko meniup-niup udang yang di tusuk dengan ranting kecil sudah matang lalu memberikannya pada Viona. "Kau juga makan. Jangan asik meniupkan makananku saja!" "Iya," Jawab dokter Niko mengambil kerang yang sudah matang dengan dedaunan basah sebagai alasnya. Dokter Niko makan tapi matanya menatap dalam dan hangat Viona yang sedang menikmati udang bakarnya. Vions makan dengan lahap walau bisa di katakan semua rasa yang ada memang begitu alami dan segar. "Kau seperti orang yang tak makan satu bulan," Kelakar dokter Niko seraya mengunyah daging kerangnya. Viona malu tapi ia tak bisa menghentikan mulutnya untuk mengu

  • Suamiku Anak Mommy   Aku harus pergi

    Langit sudah mau berubah gelap. Bayang-bayang mentari akan terbenam di ufuk barat terlihat sangat indah di pandang. Nuansa jingga pekat yang sebentar lagi akan menghitam membentang di seluruh langit pulau. Sudah lama Viona dan Niko menunggu dengan duduk di tengah-tengah tulisan yang mereka buat tadi. Wajah keduanya terlihat lelah bahkan Viona bersandar ke bahu dokter Niko yang dengan senang hati membiarkan hal itu. "Ini sudah lama. Kenapa tak ada satu-pun orang mencari kita?" Gumam Viona memandangi mentari terbenam yang mengobati rasa bosannya. "Mungkin pulau ini memang terpencil. Mereka kesusahan mencari kita." Grrr.. Suara perut Viona berbunyi hingga membuat wajah cantiknya bersemu malu. Dokter Niko tersenyum gemas kala Viona menunduk seraya memeggangi perutnya yang sudah membuat kegaduhan. "Lapar?" "I..iya," Gumam Viona mengangguk malu-malu. Dokter Niko mengusap lembut kepala Viona lalu mengedarkan pandangan ke area laut dan pesisir pulau. "Tunggu disini. Aku akan coba men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status