Tinggalkan komen hehe
Jackson melihat Lyra sedang menelpon ibunya di pagi hari ketika mereka bertemu di restoran hotel untuk sarapan. Awalnya ia kira Lyra tidak akan datang karena kejadian tadi malam, akan tetapi pada akhirnya tetap datang sesuai perjanjian mereka, yakni mereka harus selalu terlihat baik-baik saja dalam keadaan apapun, sehingga publik mengira bahwa mereka memang saling mencintaiKini ia duduk di meja dengan negara yang pergi ke sisi yang jaraknya 1 meter untuk menerima telepon ibunya."Iya, Mak, aku baik-baik aja sekarang. Aku lagi di Bali."Anehnya gadis itu masih saja tersenyum, padahal tadi malam nangis-nangis."Haha kalau dibilang honeymoon mungkin iya, tapi kan honeymoon udah. Sekarang aku lagi nemenin dia kerja, itung-itung sambil liburan," ujarnya halus.Jackson merasa malu, mengingat kejadian tadi malam. Ia mengancam salah satu karyawan hotel untuk memberitahukan di mana kamar Lyra berada.Karyawan hotel itu yang merupakan karyawan biasa tidak bisa menolak untuk memberitahu keberad
Lyra berdehem karena gugup ya agak terkejut mendengar bagaimana Jackson memanggilnya dengan kata 'sayang', sesuatu yang mungkin sudah sering disampaikan atau digunakan oleh Jackson. Akan tetapi masih membuat Lyra ketar-ketir karena kesannya yang lembut.Seperti sekarang Jackson bahkan memanggilnya seperti itu karena refleks, bukan direncanakan atau akting belaka. Lyra pun langsung melambaikan tangan kepada waiters untuk menghampiri mereka. Padahal mereka sudah memesan dan tinggal menunggu."Aku min ...." "Ak...aku mau pesen es jeruk," ujar Lyra memotong sambil melambaikan tangan ke arah waiters. Waiters itu pun menghampiri Lyra dan Jackson, sementara Jackson langsung menatap Lyra dengan tatapan tak suka. "Pagi-pagi nggak boleh minum es jeruk, udah gitu kamu belum sarapan. Makan yang biasa-biasa aja," tegurnya. "Kenapa sih?" Lyra pun tidak jadi memesan, lalu Jackson yang melihat raut wajah Lyra pun menyadari, ia seperti kecewa. Baru saja ia ingin minta maaf, belum diucap sudah mem
"Kamu mau pergi ke suatu tempat?" tanya Jackson saat mereka ada di kamar setelah sarapan.Lyra berpikir sejenak, "Emang kamu gak ada jadwal.""Ada sih," jawab Jackson melihat jam tangannya, "Tapi bisa sebentar nemenin kamu.""Gak ah, mending di hotel aja.""Udah tiga hari kamu di hotel terus, gak bosen?""Aku lebih baik di kamar aja daripada harus keluar. Lagian di sini juga bisa lihat pantai," ujar Lyra.Jackson menatap istrinya aneh, iya Jackson tau kalau Lyra anak rumahan yang baik, tapi bagaimana bisa ia sesuka itu ndekem di kamar alias introvert."Kenapa kamu suka di kamar sih?""Em, nggak tahu... nyaman aja.""Oke ...."Jackson baru mengakui bahwa istrinya adalah seorang introvert."Suka makan apa?" tanya Jackson lagi."Aku mau makan makanan yang manis," ungkap Lyra senang."No, nggak Sayang... kamu udah banyak makan manis-manis."Lyra mencoba terbiasa dengan sebutan sayang dari suaminya itu."Lagian kamu ngapain sih tanya-tanya?""Ya kalau kamu mau makan, tinggal ke restoran.""
Jackson diam menatap mata Lyra yang penuh emosi, itu ekspresi kecewa yang teramat dalam."Nggak ada kan?" sentak Lyra seolah menegaskan semuanya.Jackson tak tau bagaimana ia harus menghadapi ini, Lyra dan sejumlah sikapnya yang tak terduga, ia kuat tapi ia juga wanita yang rapuh. Air mata itu menunjukkan bahwa ia kecewa dan marah meski mulutnya menyampaikan ketidak perdulian."Aku sama kamu itu nggak ada hubungan selain atasan dan bawahan, suami dan istri perjanjian! Jadi nggak usah PD, aku nggak sakit hati atau merasa cemburu sama kamu. Kamu punya hak untuk pergi berkencan dan bermesraan dengan siapapun, dan harusnya emang nggak ada hubungannya sama aku kan? Nggak ada hal yang perlu kamu jelasin, karena gak ada alasan buat kamu ngejelasin semuanya sama aku karena aku bukan siapa-siapa kamudan juga sebaliknya. Lagipula, apa sih bisa aku banggain?! Kamu adalah orang hebat dan aku cuma Gadis Miskin biasa yang nikah karena tanggungjawab material. Pernikahan perjanjian ini, selamanya kit
"Istri? Udahlah gak usah banyak alesan, drama kamu udah kebaca," gumam Lyra melepas genggaman tangan suaminya. "Maaf ...." "Dari pada itu, aku capek mau tidur," gumamnya. Melihat keadaan Lyra yang mmeprihatinkan, tiada lagi alasan bagi Jackson untuk memaksakan kehendaknya. Ia tau bahwa Lyra mungkin tak melakukan apapun selain tinggal di kamar sepanjang hari, tetapi ia lelah pikiran dan hati, apalagi tekanan dari berbagai arah yang membuatnya terpaksa memikirkan itu. Ia tau bahwa Lyra tak mungkin bisa menyerah, mengingat perjanjian yang tak bisa ia putus sebelum selesai. Namun, Jackson tulus padanya, menyayangi Lyra dengan segala baik buruknya Lyra dalam hidupnya. Lyra berbaring di tempat tidur, mencoba memejamkan mata. Jackson juga menyampirkan selimut sampai batas dada, mengenggam tangannya dan memberi kenyamanan dan keamanan. "Aku tungguin sampe kamu tidur," ujar Jackson."Kamu enggak istirahat?" tanya Lyra."Enggak, aku masih ada meeting," balas Jackson."Sama wanita itu?" "E
Lyra melihat foto yang diambil dari sudut pandang kacamata orang yang berinteraksi dengan Jackson tetapi bukan objek utamanya. Namun bukan itu intinya, itu adalah foto dan video Jackson bersama perempuan yang berciuman dengannya kemarin. Ia mendapatkan foto itu dari Daniel. Entah kenapa Daniel malah lebih sering mengirimkannya hal-hal yang seolah-olah membantunya, tetapi tahu maksudnya. Kenapa Daniel begitu gencar memperlihatkan keburukan ayahnya itu? Tentu larena ia tidak menyukainya sebagai ibu tiri dan ingin ia lepas dari Jackson. Sebenarnya kalau ia bisa jujur pada Daniel, ia juga akan mengatakan bahwa ia sendiri muak dengan semua ini dan ingin lepas dari Jackson. Akan tetapi ia tidak bisa.Dalam situasi seperti ini, ia malah merasa berterima kasih sekarang dengan keberadaan foto-foto itu yang diberikan oleh Daniel. Hal itu membuatnya semakin yakin bahwa Jackson adalah pendusta.Hampir saja ia jatuh cinta pada sosok Pendusta itu. Namun sekarang, ia sudah paham bahwa ia tidak perl
"Masih marah?" tanya Jackson saat keduanya ada di restoran.Lyra cemberut, "Enggak."Padahal sudah jelas kalau Lyra masih badmood tentang itu. "Maaf ya, abis ini ke pantai," ujar Jackson."Aku gak mau, maunya neduh di warung sambil makan kelapa muda.""Kamu ngidam?""Emang harus ngidam dulu baru boleh makan kelapa muda?"Jackson menggeleng sambil meringis, ketus sekali istrinya itu. Ia pun terusik oleh fakta bahwa Olin terus menghubunginya dan pamer di internet karena pertemuan kedua mereka tadi malam dengan caption provokatif.Sayangnya itu kembali menjadi tranding bahkandi negara asal Olin."Yang, Olin carmuk (cari muka) terus."Lyra menatap Jackson bingung, "Maksudmu?""Dia terus hubungi aku. Dia posting pertemuan aku sama dia di media sosial tadi malem, makanya aku balas dengan postingan juga sama kamu."Lyra pun melihat postingan terbaru suaminya itu di ponselnya, ia tidak memfollow akun suaminya yang sudah centang biru itu, tetapi dia hanya melihat bagaimana komentar publik tent
"Hahahahaha!"Padahal Aron dan Sarah sedang bjngung dengan respon polos Lyra, tetapi Jackson malah tertawa ngakak. Lyra juga bingung dengan reaksi Jackson yang tak nyambung dengan pembicaraa mereka. Bagaimana bisa Jackson malah tertawa apa salahnya. Apa ia perlu menanyakan tentang apa maksud dari pertanyaan Aron yang mengatakan tentang 'servisnya bagus'? Padahal Ia bukan lulusan otomotif atau orang yang mengerti tentang otomotif.Jackson kemudian menyeruput jusnya setelah tertawa, lalu ia berkata bahwa."Sorry, istriku memiliki humor yang tinggi, jadi meskipun dia sedang membuat lelucon, dia akan menampilkan ekspresi seolah-olah dia orang paling bodoh di dunia ini," ujarnya tertawa sendiri.Aron dan Sarah pun langsung tertawa mendengarnya, mereka tidak menyangka bahwa Lyra memiliki sisi yang humoris. Padahal sejak tadi ia terlihat sekali sangat kalem."Oh, astaga aku sampai mengira bahwa dia benar-benar tidak tahu tentang service!" ujar Sarah.Lyra hampir saja mengatakan sesuatu tetap