Share

3. Mendadak Menikah

Author: Skuka_V
last update Last Updated: 2024-06-21 08:25:05

Elina menatap rumah kecil yang ada di hadapannya, lalu membuka kacamata yang dia gunakan untuk memperjelas penglihatannya.

“Beneran ini rumahnya, kecil sekali?!”

Supir Elina melihat alamat yang diberikan Anna lalu berkata, “Iya, Nona. Ini alamat rumah yang diberikan oleh Bi Anna.”

Elina melihat Anna berjalan ke arah mobilnya lalu membukakan pintu untuknya. “Selamat datang di rumah Bibi,” ucap Anna menyambut kedatangan Elina.

Elina tak bergeming bahkan dia terlihat biasa saja melihat beberapa orang berdiri menyambut kedatangannya. Wajah dingin yang dia tunjukkan membuat Intan dan Budi terlihat risih melihatnya.

“Ayo, masuk.” Anna mempersilahkan Elina untuk masuk ke dalam rumahnya. Menyingkirkan Budi dan Intan yang berdiri di depan pintu masuk.

Elina duduk di kursi, di ikuti Anna. Namun, Anna langsung memukul paha Intan ketika dia akan duduk di sampingnya. Mata Anna melotot menatap ke arah Intan dan Budi bergantian seolah mengatakan jika mereka tidak boleh duduk.

“Kenapa kalian hanya berdiri?” tanya Elina menatap Budi dan Intan.

Seketika hening, mereka yang berada di depan Elina hanya beradu pandang termasuk Anna yang terlihat bingung.

“Ah, ini suami Bibi namanya Budi dan di sebelahnya itu Intan, putri bungsu kami.”

Budi mengulurkan tangannya ingin memperkenalkan diri kepada Elina, tapi sayangnya Elina hanya diam menatap tangan Budi dan tak berniat membalas jabatan tangannya.

Anna refleks memegang tangan Budi lalu menurunkan tangannya sembari menyunggingkan senyum. “Bagaimana kalau kita makan dulu. Bibi sudah mempersiapkan makanan kesukaan Non El. Tunggu ya, Bibi siapin dulu,” ucap Anna beranjak dari kursi.

Brak!

Semua perhatian tertuju pada pintu yang terbuka. Terlihat sosok pria cupu yang datang dengan kacamata menempel di dahinya serta rambut yang klimis seperti diolesi minyak rambut hingga mengkilap.

“Astaga!” Budi dan Intan terkejut melihat Noah yang berpenampilan aneh menurut mereka.

“Anak sial-” Anna menutup mulutnya saat dia akan mengeluarkan sumpah serapahnya kepada Noah yang sedang berdiri di depannya.

Noah terperangah saat melihat wajah yang tak asing di matanya. "Wanita itu—," batinnya.

"Kamu, ngapain datang ke sini!" tunjuk Noah melihat Elina yang tersenyum sinis menatapnya.

Elina berjalan mendekati Noah lalu berkata, "Aku akan menikahimu."

Keheningan terasa ketika Elina dengan lantang mengatakan jika dirinya akan menikahi Noah. Tak hanya Noah, hampir semua yang ada di sana terkejut dengan penuturan Elina.

“Tunggu, menikah. Siapa, aku?” Noah masih bertanya-tanya, dia masih belum paham dengan situasi saat ini yang membuatnya seperti orang bodoh.

“Iya, aku akan menikahimu,” jawab Elina.

Noah berdecak mendengar penuturan Elina. “A-apa kamu gila?”

“Memikirkan rencana ini saja sudah membuatku gila, apa lagi menikah denganmu!” batin Elina.

Merasa tidak enak karena sikap Noah, Anna pun mencubit lengan putranya yang berbicara kasar kepada majikannya itu. “Jaga sikapmu, Noah,” bisiknya.

Elina berdiri lalu mengambil koper yang dibawa oleh supirnya, kemudian menyimpannya di atas meja. “Dua hari lagi aku akan menikahimu Noah. Jadi persiapkan dirimu.”

Setelah mengatakan hal itu, Elina pergi begitu saja. Namun, langkahnya terhenti ketika Noah menghalangi jalannya.

“Tunggu, menikah. Apa kamu sedang bercanda, apa pernikahan itu seperti taman bermain untukmu?”

Elina melipat tangannya di dada, dia merespon ucapan Noah dengan santai. “Nggak, bagiku pernikahan itu seperti bisnis.”

Setelah mengatakan itu, Elina pun membuka pintu mobilnya. “Aku belum selesai bicara,” ujar Noah mencoba menghalangi pintu mobil Elina.

Elina menatap ke sekeliling. Terlihat Anna dan keluarganya melihat ke arah mereka berdua. Tak hanya itu, tetangga di sekitaran mereka pun sepertinya begitu penasaran dengan apa yang terjadi.

“Masuk!” desis Elina menyuruh Noah untuk masuk ke dalam mobil.

Kini keduanya berada di dalam mobil dan sang sopir membawa mereka menjauh dari sana. Tiba di jalan yang sepi, supir Elina pun keluar dari dalam mobil meninggalkan mereka berdua.

“Apa kamu tahu jika Ibumu mencuri makanan di rumahku?” ucap Elina membuka pembicaraan mereka berdua.

“Me-mencuri, Ibuku tidak mungkin mencuri,” jawab Noah yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Elina.

Elina hanya mengangguk lalu kembali mengintimidasi Noah. “Dia mengambil makanan yang ada di rumahku dan memberikan makanan itu untuk keluarganya. Miris memang ketika seorang Ibu yang sudah renta masih harus menghidupi keluarganya. Sedangkan para pria di keluarganya hanya pengangguran dan tidak bertanggung jawab.”

Ucapan Elina cukup menampar Noah, pikirannya kembali saat dia sering datang ke rumah Elina hanya untuk mengambil sisa makanan seperti sayur dan yang lainnya untuk lauk makan mereka di rumah.

“Aku akan memaafkan semua kesalahan Ibumu dan tidak akan memecatnya atau melaporkannya ke polisi. Asalkan, kamu mau menikah denganku.”

Kedua mata mereka saling beradu pandang sebelum akhirnya Noah mengalihkan pandangannya dari Elina. “Ini membuatku gila,” desisnya.

“Aku akan membayarmu setiap bulan jika kamu mau menikah denganku. Nggak cuma itu, aku juga akan memberikan kompensasi setelah kita bercerai nanti.”

“Apa!”

Elina tersenyum melihat ekspresi bodoh yang ditunjukkan Noah. “Apa kamu pikir pernikahan ini sungguhan?” Noah masih tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. “Aku hanya mengontrakmu menjadi suami palsu selama satu bulan atau mungkin sampai masalahku selesai. Setelah itu kita akan bercerai.”

“Kamu benar-benar gila sampai hati mempermainkan pernikahan,” kesal Noah merasa dipermainkan oleh Elina.

“Semua keputusan ada ditanganmu, jika kamu menolak lamaranku mungkin aku akan memecat Ibumu atau mungkin aku akan melaporkannya ke polisi karena apa yang dia lakukan tertangkap di kamera cctv.”

Terlihat jelas jika Noah masih bingung dengan jawaban yang harus dia berikan kepada Elina. “Keluar dan pikirkan semua perkataanku. Apapun jawabannya, datang ke kantorku besok.”

Noah diam mematung ketika mobil yang ditumpangi Elina berjalan meninggalkan dia sendiri di jalan. Dia melihat ke sekeliling tidak ada orang satu pun di sana. Seketika bulu kuduknya meremang dan—

“Argh ….” Noah berlari sekencang-kencanngnya menjauh dari tempat gelap itu. "Sialan kamu ELINA!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   45. Suamiku Bukan Pembantu Biasa

    Elina tersenyum tak percaya melihat Noah dan Hardi ikut ke acara makan siang mereka. Mereka berdua melambaikan tangan seolah menyambut kedatangannya. "Sayang," panggil Noah yang langsung disahuti semua staf wanita yang ada di sana. Elina berjalan mendekati Noah yang sudah menggeser kursi untuknya. "Kalian sudah tahu kan kalau dia suamiku? Jadi jangan pernah berani membahasnya di grup kalian." Riuh seketika mereka tak percaya jika Elina tahu tentang grup yang mereka buat. "Sepertinya di grup kita ada mata-mata. Siapa dia?" ujar wanita berambut pendek. Namun, sedetik kemudian mereka menatap Dina dengan sini. Ya, mereka akhirnya tahu siapa yang selama ini membocorkan percakapan mereka di grup. "Ah, sial. Harusnya aku sadar saat dia menunjukkan foto pernikahan Pak Noah dan Bu Elina," sela wanita berambut panjang. Dina yang mendapatkan tatapan sini hanya tersenyum tanpa merasa bersalah. "Minta perhatiannya." Elina berdiri menatap semua orang yang ada di sana. "Terima k

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   44. Akhir Bahagia

    Semua staf divisi berkumpul di ruang meeting. Raut wajah bahagia tergambar jelas di sana setelah mengetahui Noah berinvestasi di perusahaan tempat mereka bekerja.Hampir semua staf di sana takut akan terkena PHK karena perusahaan mereka mulai goyah. Namun, Noah datang seperti sang penyelamat bagi mereka yang takut tak bisa lagi bekerja."Jadi Pak Noah yang membantu perusahaan ini?" ucap wanita berambut pendek begitu senang mendengarnya."Ternyata mereka benar pasangan ya. Wanita kaya, mapan dan mandiri menikahi pria yang mapan juga. Aku benar-benar iri," sahut wanita berambut panjang."Bukan kamu saja yang iri, hampir semua staf iri dengan Bu Elina karena mendapatkan pria tampan, mapan dan berkualitas," tukas Dina yang ikut menimpali ucapan staf yang ada di sana. Meski mereka harus patah hati karena pria pujaannya ternyata suami atasannya.CeklekHening, mereka hanya diam melihat Elina masuk ke ruangan tersebut. "Kita makan siang di luar.""Yey—" Seketika mereka berhenti bersorak sa

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   43. Menyingkirkan Ego Demi Cinta

    Noah tersenyum melihat Elina lahap memakan steak kesukaannya. Dia bahkan menggeser piringnya agar istrinya itu menghabiskan steak miliknya.Namun, Elina malah menggeser piring tersebut. "Aku sudah kenyang.""Benarkah." Dering ponsel mengalihkan perhatian keduanya. Noah menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan tersebut."Halo."[Noah, ini Paman. Kenapa kamu nggak menghubungiku?]Noah melihat nomor asing kemudian berucap, "Maaf, aku lupa."[Bagaimana soal investasi yang kita bahas kemarin, apa kamu berminat berinvestasi di perusahaanku?] Mata Noah melirik ke arah Elina. "Aku akan bicara dulu dengan istriku."[Istri ... Hei, kamu tak perlu bicara dengan Elina, dia pasti melarangmu berinvestasi di perusahaanku.]Mendengar kata istri cukup membuat Elina tersipu malu. Meski dia sering meminta pisah tetap saja pria itu lah yang ada di hatinya. Hanya saja Elina tak suka berbagi dan pencemburu. Dia ingin Noah hanya miliknya dan tak suka wanita manapun membahasnya."Maaf Paman, akan

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   42. Menjadi Bodoh Karena Cemburu

    Suara ketukan jemari teru terdengar dan semakin nyaring, Sonia yang berada di sana sudah mulai tak nyaman karena dia tahu seperti apa jika atasannya itu marah. Brak! "Suruh bagian keuangan memeriksa laporannya lagi." "Baik, Pak." Sonia mengambil dokumen yang dilempar Noah. "Begini Pak, hari ini Bu Elina nggak masuk ke kantor. Menurut informasi yang saya dapatkan dia juga nggak kembali ke apartemen dari kemarin." "Hm, aku tahu. Oh ya, gimana tentang artikel hubungan aku dan model itu apa bisa di take down?" "Maaf Pak, nggak bisa karena bukan satu orang yang menyebarkan artikel itu. Kenapa Bapak nggak klarifikasi saja, undang wartawan lalu beritahu mereka kalau anda sudah menikah. Aku yakin gosip itu akan menghilang dengan sendirinya dan mereka juga akan tahu jika Bu Elina istri Pak Noah." Ucapan Sonia ada benarnya juga, Noah tak ingin masalahnya berlarut bahkan Lilia sudah mulai mengusik pernikahannya. "Akan aku pikirkan lagi." "Baik, Pak. Permisi." Sepeninggal Sonia,

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   41. Wanita Yang Hamil Anak Noah

    Dina merangkul lengan Elina ke ruang tunggu, sementara Noah masih harus menyelesaikan administrasi terlebih dahulu."Pak Noah berbeda sekali ya Bu."Elina menoleh ke arah Dina dengan tatapan sinis. "Maksudmu apa?""Lihat, proporsi tubuhnya benar-benar membuat hati berdesir. Pantas banyak perempuan yang suka sama Pak Noah apa lagi sekarang menjadi CEO. Definisi tampan, dewasa dan mapan."Bibir Keyla berkomat-kamit dia tak menyangka sekretarisnya sendiri memuji suaminya di depannya. "Apa kamu sedang memuji suamiku?""Apa, eee ... Itu, aku—""Tutup mulutmu, aku nggak suka wanita sepertimu memuji suamiku.""Aku bukan memujinya, aku hanya menggambarkan sosok Pak Noah dimata wanita lain itu saja," elaknya. "Tunggu, jadi Bu Elina nggak jadi bercerai?"Elina menatap punggung Noah yang sedang berbicara dengan staf administrasi. "Kita nggak bisa cerai apa lagi aku sedang hamil anaknya."Sudut bibir Dina terangkat. "Baguslah, aku lega melihat Bu Elina kembali ke Pak Noah, jadi usahaku nggak sia-

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   40. Berubah Menjadi Pria Dewasa

    Hardi dan Chandra beradu pandang setelah kepergian Hardi. "Apa jalan pikiran kita sama?" tanya Heru."Sepertinya sama. Ayo, kita temui keponakan tercinta kita."Kedua beranjak dari kursi, keluar dari perusahaan Hardi untuk menemui Elina di rumah sakit.Dua puluh menit berjalan akhirnya mereka sampai di basement."Rapihkan penampilanmu kita akan bertemu CEO yang akan membantu bisnis kita.""Apa dia akan mengenali kita, bahkan saat keduanya menikah kita sama sekali nggak datang ke acara pernikahan mereka."Chandra menghentikan langkah kakinya. "Bilang saja kalau Hardi tak mengijinkan kita untuk menemuinya. Kali ini kita harus mendapatkan hati suami dari keponakan kita. Aku yakin selama Elina sakit dia akan mengambil alih perusahaannya."Heru mengangguk seraya kembali berjalan ke dalam rumah sakit."Permisi, ruang pasien atas nama Bu Elina di mana ya?""Baik, ditunggu sebentar Pak," jawab staf yang berada di bagian informasi. "Ibu Elina ada di ruang VIP 1 di lantai 3.""Oke, terima kasih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status