Share

4. Akad

Author: Skuka_V
last update Huling Na-update: 2024-06-21 08:25:44

Jam menunjukkan pukul 10 pagi, banyak sekali orang berlalu lalang memulai aktivitas mereka. Noah hanya diam memperhatikan para pekerja yang berjalan melewatinya. Ada rasa iri di hati Noah ketika melihat para karyawan pria, yang terlihat bersemangat dengan pekerjaan mereka.

“Gedung Subagja Grup,” gumam Noah mendongak melihat nama gedung yang dia tuju menyamakan dengan kartu nama yang di berikan oleh Elina. “Bener ini kantornya.”

Noah berjalan masuk ke lobi, salah satu sekuriti yang tidak pernah melihat Noah pun bergegas menghampirinya. “Ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanyanya.

Noah tersenyum lalu menjawab, “Saya ingin bertemu dengan Ibu Elina.”

“Apa sebelumnya sudah ada janji?”

“Iya, beliau menyuruhku untuk datang ke sini.”

“Baik, silahkan ke bagian resepsionis untuk menemui Ibu Elina.” Noah berjalan mendekati resepsionis.

Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan resepsionis itu pun menghubungi sekretaris Elina untuk memastikan pertemuannya dengan pria yang ada di hadapannya.

“Baik Bu.” Resepsionis itu pun mematikan panggilannya lalu berucap, “Silahkan ke lantai 10, nanti ada yang mengarahkan anda untuk bertemu dengan Ibu Elina. Apa ada yang bisa saya bantu lagi?”

“Tidak, terima kasih.” Noah berjalan ke pintu lift kemudian menekan lantai 10. Tepat di lantai 10 Noah sudah disambut oleh Dina yang berdiri menunggunya dengan semangat.

“Selamat pagi, Bu. Aku ingin bertemu dengan Ibu Elina."

Dina menyunggingkan senyum lalu mempersilahkan Noah mengikutinya. “Dia benar-benar tampan meski hanya mengenakan kaos putih dan celana bahan, Kulitnya pun bercahaya seperti oppa korea,” batin Dina terus memperhatikan Noah.

Tok, tok

“Ehm … permisi Ibu Elina, tamu Anda sudah datang.”

“Masuk.”

Dina membukakan pintu untuk Noah lalu mempersilahkannya masuk. Elina pun berjalan mendekati Noah hingga dia berdiri berhadapan dan saling beradu pandang. “Jadi apa jawabanmu?”

Lidah Noah terasa kelu. Semalaman dia sudah memikirkan semuanya dengan matang sebelum akhirnya dia datang untuk menemui Elina dan memberikan jawabannya.

“Iya, aku menerima lamaranmu.”

“La-lamaran?” Dina begitu terkejut mendengar ucapan Noah sementara Elina terlihat menyeringai mendengar jawaban yang sudah dia prediksi sebelumnya.

“Keputusan yang bagus. Sebelum itu …” Elina menghentikan ucapannya melihat penampilan Noah, berputar mengelilingi tubuhnya. “Kamu harus merubah penampilanmu.”

***

Pernikahan yang harusnya di gelar atas dasar cinta, malah dijadikan bisnis dan menguntungkan kedua belah pihak.

Demi bisnis Elina rela menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia suka, sedangkan Noah dia rela menikahi Elina karena tak ingin ibunya di penjara.

“Ada apa dengan wajahmu?” tanya Elina melihat wajah Dina yang terlihat murung.

Dina hanya menghela napasnya, dia tidak mungkin mengatakan kepada Elina jika dia begitu cemburu atas pernikahan bosnya dengan pria yang dia sukai. “Apa pernikahannya hanya akan dilakukan sesederhana ini?” tanya Dina.

Elina mengangguk, karena ini hanya pernikahan bisnis. Dia tidak mau mengeluarkan banyak uang untuk menggelar acara pesta pernikahan dan lagi dia tidak mau semua orang tahu jika dia sudah menikah.

Jadi Elina memutuskan untuk menikah di KUA dan hanya dihadiri oleh keluarga Noah dan Hardi yang menjadi saksi pernikahannya.

“Apa kamu sudah siap?” tanya hardi yang tiba-tiba saja muncul.

Elina memutar tubuhnya menatap pria yang sudah dia anggap sebagai ayahnya sendiri meski pria itu sering bersikap menyebalkan. “Aku sudah siap.”

Mereka lalu bersiap ke kantor KUA. Elina sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, bahkan dia tak segan mengeluarkan banyak uang agar bisa menikah dengan cepat.

Sedangkan ditempat lain, Noah sudah siap dengan setelan kemeja yang disiapkan oleh Elina. Terlihat jelas jika dia begitu gugup karena saat dia keluar dari KUA nanti sudah menyandang status sebagai suami.

“Kamu ganteng sekali Noah,” puji Anna.

“Jelas ganteng Mah, sebentar lagi Kak Noah jadi orang kaya baru. Sial banget istrinya dapetin pria pengangguran.” Noah mencubit perut adiknya yang berkata seenaknya meski semua itu fakta.

Budi memeluk tubuh putranya, dia tak menyangka jika anak yang dia besarkan selama 26 tahun akan melepas masa lajangnya dengan cepat. “Setelah menikah, Ayah harap kamu bisa bertanggung jawab kepada istrimu.”

Noah mengangguk, Anna pun ikut memeluk Noah sebelum akhirnya pandangan mereka tertuju ke pintu masuk. Mata Noah terpaku pada sosok wanita yang berjalan mendekatinya.

“Cantik,” batin Noah kala melihat calon pengantinnya yang begitu cantik dengan kebaya putih yang melekat di tubuhnya.

Dia sama sekali tak mengalihkan perhatiannya dari Elina hingga cubitan Anna menyadarkannya dari lamunannya. "Maju, kenapa malah diam saja," gerutunya.

"Iya Mah, sebentar." Noah menyingkirkan tangan Anna dan Budi yang terus memeganginya. Bisa di lepas dulu nggak, aku nggak bisa gerak?"

Bukannya melepaskan Anna malah mengratkan pegangannya di lengan putranya itu. "Kenapa, kamu mau kabur ya?"

"Hah, yang benar saja. Aku nggak akan kabur Mah, aku cuma merasa nggak nyaman saja di pegang seperti ini!"

Kesal, Anna pun mendorong Noah untuk segera duduk di kurisnya.

"Karena pengantinya sudah di sini, mari kita mulai saja."

Penghulu mulai menjelaskan tentang pernikahan sebagai wejangan kedepannya untuk Elina dan Noah dalam menjalani bahtera rumah tangga. Hingga sampailah pada inti acara yaitu akad pernikahan. "Karena wali dari pihak perempuan sudah meninggal dunia, jadi akan di wali-kan oleh Pamannya. Baiklah, apa kalian sudah siap?"

"Siap," ucap Hardi dan Noah, kompak.

Hardi dan Noah pun berjabat tangan dan mulai menjalankan prosesi akad.

"Saudara Noah Xabier Adiatma bin Budiman. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Elina Nathania Putri bin Antonio dengan mas kawinnya berupa perhiasan seberat 10 gram, tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Elina Nathania Putri dengan maskawin tersebut tunai."

"Bagaimana saksi?'

"Sah."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   45. Suamiku Bukan Pembantu Biasa

    Elina tersenyum tak percaya melihat Noah dan Hardi ikut ke acara makan siang mereka. Mereka berdua melambaikan tangan seolah menyambut kedatangannya. "Sayang," panggil Noah yang langsung disahuti semua staf wanita yang ada di sana. Elina berjalan mendekati Noah yang sudah menggeser kursi untuknya. "Kalian sudah tahu kan kalau dia suamiku? Jadi jangan pernah berani membahasnya di grup kalian." Riuh seketika mereka tak percaya jika Elina tahu tentang grup yang mereka buat. "Sepertinya di grup kita ada mata-mata. Siapa dia?" ujar wanita berambut pendek. Namun, sedetik kemudian mereka menatap Dina dengan sini. Ya, mereka akhirnya tahu siapa yang selama ini membocorkan percakapan mereka di grup. "Ah, sial. Harusnya aku sadar saat dia menunjukkan foto pernikahan Pak Noah dan Bu Elina," sela wanita berambut panjang. Dina yang mendapatkan tatapan sini hanya tersenyum tanpa merasa bersalah. "Minta perhatiannya." Elina berdiri menatap semua orang yang ada di sana. "Terima k

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   44. Akhir Bahagia

    Semua staf divisi berkumpul di ruang meeting. Raut wajah bahagia tergambar jelas di sana setelah mengetahui Noah berinvestasi di perusahaan tempat mereka bekerja.Hampir semua staf di sana takut akan terkena PHK karena perusahaan mereka mulai goyah. Namun, Noah datang seperti sang penyelamat bagi mereka yang takut tak bisa lagi bekerja."Jadi Pak Noah yang membantu perusahaan ini?" ucap wanita berambut pendek begitu senang mendengarnya."Ternyata mereka benar pasangan ya. Wanita kaya, mapan dan mandiri menikahi pria yang mapan juga. Aku benar-benar iri," sahut wanita berambut panjang."Bukan kamu saja yang iri, hampir semua staf iri dengan Bu Elina karena mendapatkan pria tampan, mapan dan berkualitas," tukas Dina yang ikut menimpali ucapan staf yang ada di sana. Meski mereka harus patah hati karena pria pujaannya ternyata suami atasannya.CeklekHening, mereka hanya diam melihat Elina masuk ke ruangan tersebut. "Kita makan siang di luar.""Yey—" Seketika mereka berhenti bersorak sa

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   43. Menyingkirkan Ego Demi Cinta

    Noah tersenyum melihat Elina lahap memakan steak kesukaannya. Dia bahkan menggeser piringnya agar istrinya itu menghabiskan steak miliknya.Namun, Elina malah menggeser piring tersebut. "Aku sudah kenyang.""Benarkah." Dering ponsel mengalihkan perhatian keduanya. Noah menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan tersebut."Halo."[Noah, ini Paman. Kenapa kamu nggak menghubungiku?]Noah melihat nomor asing kemudian berucap, "Maaf, aku lupa."[Bagaimana soal investasi yang kita bahas kemarin, apa kamu berminat berinvestasi di perusahaanku?] Mata Noah melirik ke arah Elina. "Aku akan bicara dulu dengan istriku."[Istri ... Hei, kamu tak perlu bicara dengan Elina, dia pasti melarangmu berinvestasi di perusahaanku.]Mendengar kata istri cukup membuat Elina tersipu malu. Meski dia sering meminta pisah tetap saja pria itu lah yang ada di hatinya. Hanya saja Elina tak suka berbagi dan pencemburu. Dia ingin Noah hanya miliknya dan tak suka wanita manapun membahasnya."Maaf Paman, akan

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   42. Menjadi Bodoh Karena Cemburu

    Suara ketukan jemari teru terdengar dan semakin nyaring, Sonia yang berada di sana sudah mulai tak nyaman karena dia tahu seperti apa jika atasannya itu marah. Brak! "Suruh bagian keuangan memeriksa laporannya lagi." "Baik, Pak." Sonia mengambil dokumen yang dilempar Noah. "Begini Pak, hari ini Bu Elina nggak masuk ke kantor. Menurut informasi yang saya dapatkan dia juga nggak kembali ke apartemen dari kemarin." "Hm, aku tahu. Oh ya, gimana tentang artikel hubungan aku dan model itu apa bisa di take down?" "Maaf Pak, nggak bisa karena bukan satu orang yang menyebarkan artikel itu. Kenapa Bapak nggak klarifikasi saja, undang wartawan lalu beritahu mereka kalau anda sudah menikah. Aku yakin gosip itu akan menghilang dengan sendirinya dan mereka juga akan tahu jika Bu Elina istri Pak Noah." Ucapan Sonia ada benarnya juga, Noah tak ingin masalahnya berlarut bahkan Lilia sudah mulai mengusik pernikahannya. "Akan aku pikirkan lagi." "Baik, Pak. Permisi." Sepeninggal Sonia,

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   41. Wanita Yang Hamil Anak Noah

    Dina merangkul lengan Elina ke ruang tunggu, sementara Noah masih harus menyelesaikan administrasi terlebih dahulu."Pak Noah berbeda sekali ya Bu."Elina menoleh ke arah Dina dengan tatapan sinis. "Maksudmu apa?""Lihat, proporsi tubuhnya benar-benar membuat hati berdesir. Pantas banyak perempuan yang suka sama Pak Noah apa lagi sekarang menjadi CEO. Definisi tampan, dewasa dan mapan."Bibir Keyla berkomat-kamit dia tak menyangka sekretarisnya sendiri memuji suaminya di depannya. "Apa kamu sedang memuji suamiku?""Apa, eee ... Itu, aku—""Tutup mulutmu, aku nggak suka wanita sepertimu memuji suamiku.""Aku bukan memujinya, aku hanya menggambarkan sosok Pak Noah dimata wanita lain itu saja," elaknya. "Tunggu, jadi Bu Elina nggak jadi bercerai?"Elina menatap punggung Noah yang sedang berbicara dengan staf administrasi. "Kita nggak bisa cerai apa lagi aku sedang hamil anaknya."Sudut bibir Dina terangkat. "Baguslah, aku lega melihat Bu Elina kembali ke Pak Noah, jadi usahaku nggak sia-

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   40. Berubah Menjadi Pria Dewasa

    Hardi dan Chandra beradu pandang setelah kepergian Hardi. "Apa jalan pikiran kita sama?" tanya Heru."Sepertinya sama. Ayo, kita temui keponakan tercinta kita."Kedua beranjak dari kursi, keluar dari perusahaan Hardi untuk menemui Elina di rumah sakit.Dua puluh menit berjalan akhirnya mereka sampai di basement."Rapihkan penampilanmu kita akan bertemu CEO yang akan membantu bisnis kita.""Apa dia akan mengenali kita, bahkan saat keduanya menikah kita sama sekali nggak datang ke acara pernikahan mereka."Chandra menghentikan langkah kakinya. "Bilang saja kalau Hardi tak mengijinkan kita untuk menemuinya. Kali ini kita harus mendapatkan hati suami dari keponakan kita. Aku yakin selama Elina sakit dia akan mengambil alih perusahaannya."Heru mengangguk seraya kembali berjalan ke dalam rumah sakit."Permisi, ruang pasien atas nama Bu Elina di mana ya?""Baik, ditunggu sebentar Pak," jawab staf yang berada di bagian informasi. "Ibu Elina ada di ruang VIP 1 di lantai 3.""Oke, terima kasih

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status