Keyla mematikan pendingin ruangan yang ada di kamarnya kemudian membuka jendela. Hampir pukul satu malam dan dia sama sekali belum bisa memejamkan mata. Padahal, Keyla yang paling getol menyuruh Awan dan Bintang tidur tepat jam sembilan malam agar tubuh mereka terbiasa dengan jam setempat.
Perempuan itu menyandarkan tubuhnya di kursi yang terletak di balkon. Pemandangan kota Paris yang diimpi-impikan banyak perempuan untuk didatangi bersama kekasihnya, tak mampu menggoyahkan hati Keyla. Paris yang ditenggarai kota paling romantis nyatanya tak mampu menyelematkan Keyla dari hatinya yang disusupi kesendirian.
Hati wanita itu diliputi rasa sepi dan rindu dengan sesosok pria yang biasa diajaknya bicara dalam hal serius maupun hal remeh yang sama sekali tidak penting. Hatinya diisi penyesalan. Seandainya saja ia mampu memberikan cintanya kepada James sebelum pria itu meninggal, barangkali tak sampai begini rasa sakit yang ditinggalkan. Ia jadi in
Pagi-pagi sekali Keyla pergi ke supermarket di dekat aprtemen miliknya. Karena supermarket itu buka 24 jam, dia tak perlu menyimpan terlalu banyak bahan makanan di dalam kulkas.Saat memasuki pasar modern, Keyla merekatkan jaket yang dipakainya. Barangkali karena usianya yang sudah lebih dari tiga puluh tahun dan telah melahirkan dua anak, dia tak lagi tahan terhadap ruangan ber-AC dalam waktu yang lama.Keyla mengambil keranjang belanjaan berwarna kuning yang terletak di pojokan, dekat pintu masuk. Etalase pertama yang dia kunjungi adalah tempat sayuran. Ia mengambil beberapa ikat bayam, jamur shitake yang masih segar, brokoli, wortel, dan juga paprika. Setelah itu Keyla pergi ke tempat daging segar. Mengambil dada ayam dan juga salmon berwarna orange kemerahan yang baru selesai dipotong oleh butcher.Hari ini adalah hari ulang tahun Awan, ia tak berniat untuk merayakannya karena Awan sudah tak lagi merayakan hal-hal semacam itu. A
Darrel masih merasakan sakit karena gigitan Keyla. Dia tak menyangka bahwa wanita itu memiliki gigi yang tajam setajam duri-duri bunga mawar yang siap menghujam tangan siapa saja yang mencoba untuk memetiknya.Ada noda merah yang tertera di dadanya. Darrel menyentuh dan pikirannya pun berkecamuk. Kalau saja perempuan itu tidak lari, Darrel tak akan melepaskannya meski Keyla meronta bahkan jika memohon ampun dan bersujud di kakinya.Darah Darrel seolah terpompa dengan cepat dan tubuhnya memanas padahal air dari shower membasahi seluruh tubuhnya. Darah pria itu seperti mengalir dengan cepat dan memenuhi copora cavernosa miliknya. Ia bahkan tidak ingat, kapan terakhir kali dia menggunakan senjatanya untuk bertempur di medan perang hingga dia terkulai tak berdaya. Wanita-wanita yang tidur dengannya selama ini hanya mencari kesenangan mereka sendiri. Mereka semua tak ada yang menantang, apalagi yang membuat dirinya bertahan lebih dari satu malam untuk be
"Mama sudah berhasil?" tanya Awan di ujung telepon. Ia baru saja selesai makan malam bersama kakek, nenek, dan adiknya di hotel tempat mereka menginap."Bagaimana menurutmu, sayang?" Keyla mendengus kecewa dan kehilangan nafsu makan padahal cacing-cacing di perutnya sedang bergelimpangan kehabisan tenaga."Dari suara Mama, pasti gagal," balas Awan sudah menduganya bahwa rencana yang disusun Keyla akan gagal."Apa yang harus Mama lakukan sekarang? Apakah Kakek Nenekmu membicarakan soal Papamu?""Tidak. Mama tahu kan mereka orang yang tidak banyak bicara?""Yayaya ... persis sepertimu dan Papamu.""Whatever. Ingat, di pinggul sebelah kanan. Tatoo dengan huruf KA. Aku melihatnya saat kami mandi bersama.""Iya ... iya. Tidurlah, sayang. Sampaikan salamku pada adikmu.""Hmmmmm."Keyla menjatuhkan tubuhnya di kasur sete
Tak ada kicauan burung di pagi hari ketika Keyla bangun. Tak ada lagi kesibukannya membersihkan rumah kelinci jika Awan terlalu sibuk membaca tumpukan buku yang ada di meja belajarnya. Akan tetapi, pagi ini tetap indah. Bahkan, lebih indah dari pagi-pagi yang pernah ia jalani.Darrel mengerjapkan matanya. Kepalanya masih terasa pusing dan dia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam.Lelaki itu mengusap wajah menggunakan kedua telapak tangan dan menyadari bahwa dia sedang tidak di rumahnya sendiri. Darrel pun akhirnya sadar jika semalam ia mendatangi rumah Keyla dan memeluk perempuan itu dengan sangat erat. Setelah itu ... ia tak tahu lagi apa yang terjadi padanyaOuhhh, shit! Darrel mengumpat pada dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia mabuk serta membuatnya terlihat menjadi pria tua yang bodoh dan tolol di depan Keyla."Mandilah, aku sedang membuatkan sarapan untukmu." Keyla berkata datar saat menyadari lelaki yang
"Jangan, Steve," elak Keyla begitu bibir Darrel sampai di area perutnya yang memiliki bekas jahitan ketika melahirkan. "Ini memalukan," lanjut Keyla lagi tapi Darrel tak peduli. Ia menyusuri perut mantan istrinya yang masih ramping itu menggunakan lidahnya. Sesekali, Darrel menyesap kulit Keyla dan wanita itu pun mengerang."Uunghhh," desah Keyla ketika bibir lelaki itu telah sampai di pangkal pahanya. "Jangan, Steve."Darr berhenti sejenak dan langsung mengangkat kaki Keyla dan membukanya lebar. "Lihatlah, Key. Bibir dan tubuhmu berkata lain.""Itu karena aku habis mandi," jawab Keyla tergagap dan memiringkan wajahnya ke samping."Oh, benarkah? Mari kita buktikan ini basah karena air atau yang lain," balas Darrel dengan bibir tersungging dan langsung mengelus milik Keyla yang paling sensitif."... Steve ....""Lihatlah bagaimana wajahmu, Key," goda Darr yang m
Cemburu atau egois? Keyla sedang menimbang-nimbang perasaannya sendiri. Ketika mengetik nama Darrel Douglas di mesin pencarian Google, banyak sekali berita tentangnya. Selain tentang buku-bukunya yang laris manis di pasaran, penghargaan buku terbaik, karya yang difilmkan, gosip mengenai hubungannya dengan banyak gadis pun tak kalah ramai."Panggil aku sesukamu, Key," jawab Darrel dengan lembut. Mengeratkan tangannya hingga Keyla bisa merasakan sesuatu yang mengganjal dari bawah. Jantungnya makin berdegup kencang dan perasaannya semakin tidak menentu."Lepaskan aku." Keyla berusaha melepaskan diri."Bagaimana kalau aku tidak mau?" Suara itu terdengar sedang menggoda. Keyla merinding dibuatnya dan merasakan tubuh bagian dalam sedikit bergetar. Sebagai wanita yang lama tidak disentuh pria, Keyla tak dapat memungkirinya. Dia ingin dibelai, diberi cinta dan kasih sayang."Apa kamu sering melakukan ini pad
Keyla tak bisa melepaskan diri dari Darrel. Pria itu sungguh ... bagaimana ya mengatakannya? Nekat dan marah yang berbaur menjadi satu. Itu sebabnya tenaganya besar sekali."Apa kamu sanggup menahan yang ini?" batin Keyla yang pikirannya berubah jadi nakal.Perempuan itu mengelus pundak Darrel yang lebar dan perlahan menuruni dadanya yang terlihat menonjol dibalik kaos putih ketat yang memeperlihatkan bentuk tubuhnya. Jari jemari Keyla memutar tepat di dadanya dan memelintir menggunakan jempol dan jari telunjuk. Di saat yang bersamaan, pria itu pun memekik dan melepaskan bibirnya."Kenapa kau suka menganiayaku di bagian ini?" protes Darrel dan Keyla mengabaikannya begitu saja."Kamu sendiri suka menciumku? Apa aku kekasihmu? Tunanganmu? Istrimu? Kita hanya orang asing Tn. Darrel Douglas!" Keyla beranjak dari sofa dan mengangkat kardus sisa makanan dari atas meja dan membuangnya ke tempat sampah.
Dalam hidup, terkadang ada hal yang tak perlu dikatakan. Cukup dilihat, didengarkan, dan dinikmati. Seperti suara angin yang menyapa aliran sungai Seine serta dihiasi pantulan lampu-lampu dan pucuk menara Eiffel yang seolah bercermin di sungai yang sedang membelah kota Paris menjadi dua bagian.Darrel mengeratkan pelukannya, sementara Keyla menghirup lekat-lekat aroma tubuh pria yang sedang memeluknya. Entah berapa lama dan berapa ribu kali ia merindukan aroma itu. Dekapannya hangat layaknya pelukan seorang ibu yang sedang menimang-nimang anaknya yang menangis karena sedang mengantuk. Hangat, menenangkan, dan merasa aman seperti sedang dilindungi seorang ayah dengan cinta yang sepenuh hati."Apa kau mau pulang sekarang? Kita sudah terlalu lama di sini." Darrel mengawali pembicaraan tanpa melepaskan pelukannya. Rasanya, ia ingin selamanya di posisi sekarang. Parfum Keyla yang manis membaui penciumannya dan mengisi paru-parunya dengan kehangat