"Apakah dia mantan kekasihmu?" Akhirnya Keyla memulai pembicaraan begitu mereka sampai di kamar. Keyla merasa sangat malu, terlebih dia juga menyadari bahwa ada orang-orang yang secara sengaja mengambil fotonya. Dia tak mau jadi artis dadakan di negara asing ini.
"Ya. Bisa dikatakan begitu." Darrel duduk di tepi ranjang. Mengamati Keyla yang berada di depan cermin. Membersihkan makeup di wajahnya.
"Sudah kukira pasti begitu. Sikapnya sudah menjelaskannya."
"Maafkan aku, sayang. Aku tidak menyangka Ammy akan berbuat hal kekanakan."
"Ini bukan hal kekanakan lagi. Kita tidak hidup di dunia komik. Aku harap lain kali dia tidak akan melempar air keras ke wajahku. Aku tidak tahu apa yang kamu lihat dari wanita jahat seperti itu. Mengencani dia? Tidak adakah wanita yang lebih baik?"
"Cemburu?"
"Tidak. Mana mungkin aku cemburu dengan wanita yang tidak memiliki attitu
"Fleur, bisakah kita bicara di dalam?" Keyla sudah mencoba bersabar setelah apa yang dilakukan gadis itu padanya. Dia tak ingin marah-marah apalagi sampai mengganggu tetangga."Tak tahu malu!" Tangan Fleur kembali diangkat dan hendak menampar Keyla untuk kedua kalinya. Tapi sungguh sayang, tak ada kesempatan untuk kedua kalinya. Keyla mencegah tangan Fleur. Memegangnya dengan erat. "Masuk ke dalam atau aku akan melaporkanmu ke polisi atas dugaan penganiayaan? Kamu tidak lupa kan di lorong ini ada cctv?""Tidak. Bicara saja di sini!" Fleur membalas dengan angkuh. Menarik tangannya dari genggaman Keyla.'Aaawwhh. Sakit! Kuat juga wanita ini. Sialan!'"Oke. Kalau begitu jaga sikapmu. Aku bukan perempuan yang bisa kamu perlakukan seenaknya.""Ciiih. Sombong sekali." Fleur mengeluarkan Hp nya dari dalam tas mewahnya yang terbuat dari kulit macan. "Lihatlah berita ini. Kau menikah deng
"Pasti menyenangkan dipeluk oleh gadis yang lebih muda daripada istrimu," sindir Keyla begitu Darrel selesai menutup pintu dan terkunci secara otomatis. Dia bisa menangkap nada marah dalam kalimat istrinya. "Benarkah? Aku lupa rasanya.""Ciiih." Keyla membuka pintu kamar Bintang. Gadis itu tengah asik menggambar di buku gambar yang sampulnya adalah tokoh kartun kesayangannya. Piglet. "Mama! Lapar!" Ia turun dari kursi begitu melihat mamanya. "Minta papa untuk membuatkan sarapan. Oke?""Yeup!" Bintang mengangguk dan menghampiri papanya yang sedang mengelap sepeda dengan tissue basah. "Papa! Lapar!""Kemarilah anak Papa yang paling cantik. Apa kau mau susu?" Darrel mengangkat tubuh kecil Bintang dan mendudukkannya di kursi."Coklat!""Jangan lupa bersihkan dapurnya," teriak Keyla pada suaminya sesaat sebelum melangkahkan kaki menaiki tangga. Pagi-pagi begini sudah dibuat kesal!
"Semoga aku tidak mengganggumu, Key." Bima mengawali pembicaraan. Ia duduk di sebelah Keyla. Tepatnya, Keyla diapit oleh mantan kekasih dan juga suaminya."Tidak. Aku hanya tak menyangka kamu akan datang ke rumah. Oya, di mana Victor?" Keyla sudah bisa menebak. Pasti dia tahu alamat rumahnya dari Victor. Memangnya dari siapa lagi? Gak mungkin kan Bima tiba-tiba nyasar di depan pintu rumah Keyla?"Sibuk kerja," jawab Bima sambil meneguk secangkir kopi yang ada di hadapannya."Bisakah kamu geser sedikit?" Keyla melirik Darrel dengan kesal. Masih banyak space tempat duduk tapi Darrel memilih berhimpitan dengannya. Seolah-olah mereka sedang naik Kopaja. "Lihatlah. Masih banyak sisa tempat. Duduklah di sana." Ia menunjuk sofa yang kosong."Kenapa tidak kau saja yang duduk di sana?""Oke. Fine!" Keyla beranjak dari sofa dan duduk di pojokan. Padahal tadinya ia ingin duduk di sebelah Bima untuk
"Aku akan keluar sebentar, Key." Darrel berdiri di depan Keyla yang sedang memangku laptop. Ia baru selesai menyaksikan sebuah video yang mengguncangkan dunianya yang baru beberapa hari ia bangun kembali.'Haruskah semua yang kubangun hancur kembali dalam waktu sesingkat ini?'"Menemui Ammy?" tanya Keyla datar dan sebisa mungkin menahan air matanya saat menyebutkan nama Ammy. Wanita yang pernah tidur dengan suaminya dan kini mengandung anaknya. Ini semua terlalu mendadak. Seperti bukan nyata dan Keyla ingin cepat-cepat terbangun dari tidurnya. Terlalu sulit diterima dan terlalu sakit."Ya." Darrel membungkuk, berusaha mencium kening Keyla namun perempuan itu menghindar dengan cepat. Ia sedang tak ingin disentuh oleh suaminya sendiri. Sejak awal dia tahu kalau Stevan Antonius yang dikenalnya sekarang bukanlah lelaki yang hanya tidur dengan satu wanita. Tapi, entah kenapa hal itu justru menjadi bomerang baginya saat ini. A
Ammy sedang menunggu Darrel dengan perasaan gembira di sebuah restoran elit di pinggiran kota Paris. Keputusannya untuk go public tempo hari adalah keputusan yang tepat. Pria itu akhirnya berinisiatif menghubunginya. Ammy berharap hubungan Darrel dan istrinya berakhir setelah tahu bahwa suaminya menghamili wanita lain.Gadis itu memainkan rambutnya. Memelintir menggunakan jari telunjuk kanan kirinya lalu mengambil kaca dari dalam tas yang terbuat dari kulit macan asli dan mengarahkannya ke wajah. Makeup tebal, bulu mata palsu, dan pulasan lipstik keunguan telah tersapu sempurna. Ditambah semprotan channel 05. Ammy merasa sangat percaya diri hari ini. Sama seperti beberapa waktu lalu saat membuat konferensi pers mengenai kehamilannya dengan Darrel.Well, siapa di kota ini yang tak kenal dengannya. Darrel Douglas. Penulis novel terkenal sekaligus penulis skenaro film ternama. Koneksinya luas dan memiliki banyak properti di Perancis.&nb
"Hhmmmmmmph!" Keyla berusaha melepaskan diri dari kegilaan suaminya. Mula-mula hanya melumat bibirnya. Tapi lama kelamaan, tangan kekar suaminya itu mulai meraba dadanya."Ssshhh," Darrel berdesis begitu Keyla menggigit bibirnya. "Kau membuatku semakin bergairah, sayang.""Steve, jagalah sikapmu. Kita sedang ada di jalan raya. Dengarlah suara klakson-klakson itu. Bagaimana kalau kita ditilang?" ucap Keyla kesal. Tapi, suaminya itu justru tersenyum sambil memegangi bibirnya yang sedikit berdarah."Bagaimana kalau kita bikin anak sekarang?" goda Stevan yang tak mempedulikan bunyi klakson dan umpatan dari pengendara lain.Keyla mendorong tubuh lelaki itu dengan gemas. "Steve, kumohon.""Apa, sayang?" Darrel menjilat lidahnya sendiri. Tatapannya terlihat tajam dan menggairahkan."Ya Tuhan! Lelaki ini terlalu sulit ditolak!" ucap Keyla pada dirinya sen
"Bin, kau ingin adik perempuan atau laki-laki?" tanya Missy yang baru saja merebahkan diri di ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut tepat di samping Bintang yang berbaring terlebih dahulu."Mana yang lebih lucu?" Bintang langsung memiringkan tubuhnya ke arah Missy.Gadis cilik itu menyipitkan matanya. Menaruh kedua jari telunjuk tepat di pelipis. "Kalau laki-laki, aku takut dia akan seperti Awan. Mmmm ... memang ganteng, tapi tidak lucu."Bintang manggut-manggut. Setuju dengan perkataan Missy. Kakaknya memang tidak lucu meskipun ganteng. Seperti kanebo kering!" ... jika perempuan, maka akan cantik dan lucu sepertimu!" lanjut Missy mencubit pipi Bintang yang lucu dan halus."Kalau begitu, sudah diputuskan. Kau harus meminta perempuan pada Papa dan Mamamu. Oke?"Mata Bintang yang bulat terlihat berkilauan. Ia mengangguk dan mulai membayangkan adik perempuan berambut hita
Keyla mengerang ketika merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada tubuhnya. Matanya yang berat terpaksa ia buka. Ketika hendak menggerakkan tangan, kedua tangannya sudah ada di atas kepala dengan posisi terikat. Ketika mencoba menggerakkan tangan kembali, suaranya gemerincing. Barulah Keyla sadar bahwa yang melingkar di pergelangan tangannya adalah sebuah borgol."Kau sudah bangun, sayang?" tanya Darrel yang baru saja keluar dari kamar mandi. Tubuhnya sudah dikeringkan dan di pinggangnya terlilit handuk warna putih. Keyla bisa mencium aroma lelaki itu. Wangi sabun yang seperti embun pagi. Kalau habis mandi seperti itu, Keyla merasa suaminya seperti dewa yang gagah perkasa pada jaman Romawi kuno."Jam berapa sekarang, Steve? Apa yang kamu lakukan pada tanganku? Cepat lepaskan, Steve.""Enam lewat tiga puluh." Darrel membalas santai dan mengabaikan wajah panik Keyla.Mendengar kata enam tiga puluh, Key