Share

Orang Misterius

"Coba kita berhenti dulu, Mah. Tau aja ada mata-matanya nenek gayung."

"Pak, kita minggir dulu."

Mobil bapak mertua berhenti di pinggir jalan. Kami serempak memperhatikan laju mobil itu. Ternyata dia malah melewati mobil kami. Firasatku mengatakan ada yang aneh. Namun, mobil itu sudah menjauh. Mungkin hanya pikiran buruk saja.

"Gas, Pak. Cuman orang iseng, atau kebetulan aja."

"Siap, Mbak."

"Mamah gak usah bingung gitu. Paling kebetulan tadi sejalur. Jadi, kesannya kaya menguntit."

"Iya kali, ya, Nak. Lupakan sajalah. Intinya kita bakal happy-happy di rumah eyang."

"Oghe, Mah."

"Kamu jangan sedih lagi, Wa. Tuh, matanya bengkak kaya panda. Nanti cantiknya luntur. Malu, dong pas ketemu temen di sekolah baru."

"Hehehe, iya Mah. Awa bakal ceria terus buat Mamah. Tadi tuh, kesel. Ya, jadi gitu deh."

"Mamah paham sayang. Kamu boleh nangis. Asal jangan berlarut-larut, yah."

"Siap Macan. Nanti kita cari cogan, Mah. Biar menyegarkan mata."

"Bocil, bisa aja." Aku acak-acak pucuk kepala Awa. Sen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bu Iim
terlalu banyak becandanya jadi kurang seru ceritanya
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
si ela itu kurang waras kayaknya jadi semua kondisi dibecandain
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status