Share

Pelukan Ayah

"Eh, iya, beneran. Ada orang mencurigakan di depan. "

Orang itu terus mengamati dari luar. Dia bersembunyi di dekat pepohonan. Rumah Emak memang tidak ada pagarnya. Sama seperti rumah warga desa yang lain. Sehingga, memudahkan orang masuk atau sekedar melihat rumah ini.

"Ya emang beneran, Mbak. Masa kita lagi akting gitu, biar viral. Itu orang aneh dari tadi ngikutin mulu. Mana serem pakaiannya, item-item gitu."

"Terus kita harus apa dong, apa lapor polisi aja?" tanyaku panik.

Jangan-jangan orang itu adalah suruhan Nadia atau Mas Ilyas. Mereka pasti masih dendam kepadaku. Belum bisa mendapatkan harta warisan. Zahwa juga begitu membenci Ayahnya. Mungkin mereka geram dan bersiap merencanakan hal ekstrim.

"Lah, gak usah polisi-polisian, lama dan ribet. Mending kita serbu tuh, orang. Sana Mbak ambil senjata."

"Se-senjata a-apa?"

"Ya Allah, punya Kakak lemotnya ampun-ampunan. Ambil apa aja yang bisa bikin penculik itu kesakitan."

"Ok, siap-siap."

Aku berlari ke dapur mencari benda yang bi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status