Share

SMP • 01

Author: Kaitani_H
last update Huling Na-update: 2021-01-26 07:31:28

"GILA lo, ya? Ke mana aja lo semalam, ha? Gue sama Damn sampai keliling ballroom cuma buat nyariin lo doang!"

Riri hanya memutar bola mata setelah mendengar suara dari orang di seberang telepon. Namanya Nayla, dia baru menikah semalam dengan kekasih dudanya—yang jujur saja terlalu tampan sampai ia berimajinasi menjadi Nayla semalam.

"Gue jalan-jalan terus pulang dan lupa pamitan sama kalian, Kak," bohong gadis itu.

Dia tidak mungkin, kan, mengatakan pada kakak tingkatnya, jika semalam ia bicara dengan pria tampan yang entah siapa namanya—bahkan jujur saja, Riri tidak ingat bagaimana rupanya, lalu entah bagaimana bisa ia dan pria itu sampai di sebuah kamar dan hampir bercinta.

Hampir ... nyaris.

Jika dia tidak mengingat keinginannya untuk jadi perawan tua, mungkin semalam ia benar-benar telah melepaskan segelnya pada pria tak dikenal itu.

"Yakin? Tapi, kok, lo nggak ada ngehubungin gue atau Damn, sih?" tanya Nayla yang terlihat sekali jika dia masih curiga.

"Gue lupa, ya, biasalah."

"Lo ini, ya! Sekali aja penyakit pikun dadakan lo itu nggak kumat kalau sama gue, gimana? Gue hampir lapor polisi gara-gara lo ngilang nggak ada pamit kayak gitu!" sembur Nayla.

"Iya, maaflah! Namanya orang lupa apa mau dikata? Ponsel gue juga entah keselip di mana." Riri memamerkan cengiran andalannya yang tak bisa dilihat Nayla, tapi ia yakin, seniornya itu pasti tahu kalau Riri sedang nyengir.

"Nggak usah nyengir-nyengir nggak jelas sendirian. Udah mirip orang gila lo, tahu?"

"Kagak peduli," jawab Riri sembari mengangkat bahu. "Oh, ya, gimana malam pertamanya? Sukses? Cerita dong, cerita! Gue mau bikin novel dengan kisah nyata percintaan kalian berdua!"

"Idih ogah! Lo aja sendiri sana, nyari cowok, ajak pacaran, ajak nikah!"

"No way! Nanti rencana gue jadi perawan tua bakal dipertanyakan sama bokap and nyokap."

"Anjir, ini anak kok nggak ada berubah-berubahnya dari dulu, sih?"

Riri nyengir lagi. Dia memang dikenal sebagai wanita yang aneh, tapi ia tidak pernah peduli. Baginya, semua orang takkan mengerti nikmatnya dunia yang selama ini ada di dalam kepalanya.

Yep, dia seorang penulis. Bukan novelis berbakat yang dapat mendali segala macam, hanya penulis absurd yang sedikit beruntung hingga karyanya masuk beberapa toko buku atau dijual online.

Dari sana pula, semua penghasilan yang selama ini menghidupinya sejak kuliah ia dapatkan. Riri memang berasal dari keluarga kaya, tapi sama seperti seniornya Nayla, dia tidak suka meminta uang dari orang tuanya. Walaupun, Nayla lebih bisa dibilang manja karena sewaktu kuliah, orang tuanya masih membiayai semuanya tanpa terkecuali, tidak seperti dirinya yang benar-benar sudah mandiri.

"Terus, semalam gimana? Dia perkasa kagak? Si Abang Duda Ganteng itu?" goda Riri sengaja mengorek informasi dari Nayla. Walaupun tidak diizinkan, dia akan tetap menulisnya.

Ohh ... tentu saja, tanpa sepengetahuan Nayla.

"Pertanyaan lo bikin gue curiga." Nayla sengaja menggantung kata-katanya.

"Iya, curigalah, lo, kan kenal baik sama gue. Gue jelas lagi bayangin Abang Duda Ganteng itu lagi lepas baju. Ugh ... pasti seksi sekali, kan, Kak?"

"RIRI! JANGAN MACAM-MACAM, YA, LO! Cari pacar sendiri, jangan suami orang dibayangin mulu!"

"Dih, pelit! Cuma bayangin doang aja nggak boleh."

"Iya, kagaklah! Istri mana yang mau suaminya dijadiin imajinasi liar sama cewek lain, ha?!"

"Kakak, tuh!"

Riri bisa mendengar Nayla menggerutu di seberang telepon dan ia langsung terkikik mendengarnya.

"Ri, gue lagi serius, ya? Lo beneran nggak ada niat buat nikah?"

Riri terdiam, agak berpikir sebentar, sebelum menjawab, "Ada, cuma males cari pasangannya."

"Terus, kalau ada yang ngelamar lo mau, nggak?"

"Hm," Riri berpikir lagi, sebelum berkata, "lihat dulu yang lamar kayak apa. Kalau kayak Abang Duda Hot Ganteng lo, sih, gue nggak bakal nolak," godanya yang langsung mengundang umpatan dari seberang sana.

"Kampret!"

____

Untuk awal pindik2 dulu ....

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku Mantan Playboy (INDONESIA)   (sequel) Evan - Lilya | Blurb

    Perusahaan keluarga nyaris bangkrut, keuangan menipis lantaran terbiasa hidup hedonis.Lilya harus menerima takdir Kenanga yang menolak dijodohkan dengan Pak Tua Mesum dari keluarga Gunawan yang terkenal. Demi keluarga dia rela berkorban, dia rela digadaikan, dinikahkan dengan Pak Tua Mesum Gunawan yang terkenal kaya raya.Namun, Pak Tua itu tidak mau menunjukkan dirinya sebelum hari pernikahan mereka tiba. Sosoknya yang misterius dan selalu bersembunyi di balik kamera, akhirnya terungkap saat ia menikahi Lilya dengan cara terhormat."K-kamu ... masih muda?" tanya Lilya dengan polosnya."Kamu kira saya sudah tua?"Lilya menggeleng panik. "Tapi, kata Kak Kenanga, kamu orang tua mesum dari keluarga Gunawan yang terkenal."Laki-laki bernama Evan itu mendengkus keras. "Itu hanya rumor palsu tentang saya, jangan percaya rumor sebelum kamu melihat sendiri buktinya."Apakah Lilya yang selalu menderita bisa hidup bahagia dengan suaminya Evan? Ataukah Kenanga akan menjadi duri dalam daging di p

  • Suamiku Mantan Playboy (INDONESIA)   (Sequel) Dikejar Aktor Gila! | Prolog

    KEPALANYA terasa pusing, padahal Syila hanya perlu kembali pada teman-temannya dan mengatakan, kalau dia sudah menyelesaikan tantangannya untuk mencium orang pertama yang ia lihat ketika keluar dari toilet.Benar sekali, mereka sedang memainkan permainan terkenal "Truth or Dare" di mana Syila lebih memilih dare daripada dia harus berkata jujur pada teman-teman barunya.Syila menyenderkan tubuhnya ke tembok. Alkohol yang ia minum cukup banyak dan membuatnya mabuk, itu mengapa dia menerima tantangan gila itu tanpa protes apa pun."Hei!"Syila menoleh, dengan mata menyipit, mencoba mengenali sosok yang menghampirinya. Ternyata pria itu yang mendatanginya, Syila kira siapa."Kenapa?" Syila mengedip berulang kali.Awalnya, Syila pikir pria ini seorang perempuan, jadi ia sama sekali tak merasa ragu saat menciumnya. Apalagi dia sedang memakai hoodie hitam yang menutupi kepala, jadi identitasnya terasa samar-samar."Lo mabuk?""Hm, nggak apa-apa," gumam Syila seraya berjalan dengan menggunakan

  • Suamiku Mantan Playboy (INDONESIA)   Ex • 04

    TIDAK ada hal yang lebih mendebarkan daripada menunggu kelahiran anak pertama. Apalagi, baik Riri maupun Raffa sama-sama tidak mau mengetahui jenis kelamin anak mereka. Yang mereka mau dengar setiap kali memeriksakan kandungan adalah kesehatan bayi mereka di perut Riri yang kini sudah menginjak usia sembilan bulan.Raffa mendekatkan wajahnya ke perut buncit istrinya. "Kak, kamu beneran nggak mau apa-apa di dalam perut mamamu?"Riri terkikik melihatnya, ini bukan kali pertama Raffa berbicara pada anak mereka, tapi entah mengapa dia selalu ingin tertawa setiap kali melihatnya.Dulu, saat pertama kali Raffa berbicara pada anak mereka, dia memanggilnya dengan sapaan 'Dek' yang kemudian Riri lerai, "Memangnya kamu nggak mau punya anak lagi setelah ini?"Dan setelahnya Raffa jadi bersemangat untuk menyapa anak mereka setiap malam dengan panggilan 'Kakak'.Raffa memandangi istrin

  • Suamiku Mantan Playboy (INDONESIA)   Ex • 03

    RAFFA sedang bekerja. Punya asisten merangkap sekretaris seperti Allen membuat Raffa tidak bisa berbuat apa-apa selain duduk patuh di balik laptop dan mengerjakan semua tugasnya.Allen seperti memaksa Raffa membuang semua sifat malas yang ia punya. Dan pria itu berhasil, Raffa benar-benar ingin pekerjaannya segera selesai agar ia bisa pulang dan menemui istrinya, daripada harus menghadapi si Robot Allen terus-menerus.Ponsel Raffa tiba-tiba saja berbunyi. Dia meraih ponselnya dan mulai membuka akun sosmed yang barusan berbunyi.Dari Instagram Revan. Tampak, sahabatnya itu sedang memeluk seorang wanita dengan tangan kanannya.Raffa tersenyum manis, dia pikir Revan telah menemukan wanita pujaan hatinya, tapi begitu melihat wajah wanita itu, Raffa jadi ingin membunuh seseorang sekarang."Kalau jodoh nggak akan ke mana." Tulis Revan di caption Instagramnya yang membua

  • Suamiku Mantan Playboy (INDONESIA)   Ex - 02

    RIRI tidak boleh stres, tidak boleh banyak pikiran apalagi memikirkan kapan dia punya anak. Dia harus rileks, santai, dan biasa saja. Riri juga harus mengenali kapan dia berada di fase lagi tanggal subur atau tidak dan berusaha meminimalisir hubungan seksual yang keras atau aneh-aneh.Nasihat dari Revan sudah nancap di otak. Riri berharap bisa hamil cepat, bulan depan paling tidak dia sudah isi. Ini hanya rencana dan Riri tidak boleh terlalu berharap, karena kembali lagi, apakah Tuhan akan merestui niat dan keinginannya?"Raffa!"Raffa menoleh, dia mengernyitkan dahi saat Riri menghambur memeluk tubuhnya yang sedang duduk di ranjang sambil memangku laptop kerjanya."Maaf buat yang tadi siang, ya?"Raffa mengangguk singkat, kemudian mencium kening istrinya. "Maaf juga, karena kamu harus menerima karma dari perbuatanku di masa lalu. Maafin, aku, ya, Ri?"Riri menggeleng pelan. "Kamu nggak salah, seenggaknya sekarang kamu udah berubah. Kita bel

  • Suamiku Mantan Playboy (INDONESIA)   Ex - 01

    "GIMANA hasilnya?" tanya Raffa yang menunggu di depan pintu sambil menatap istrinya dengan harapan besar.Riri menyodorkan sebuah tes pack kepada Raffa dengan muka cemberut. "Negatif, aku nggak hamil."Raffa mendesah kecewa. Mereka merasa sudah membuat anak seperti biasa, tapi kenyataannya, Tuhan belum menitipkan seorang bayi pun pada mereka."Ya udah, deh, sabar dulu aja."Riri mendengkus. Raffa tahu pasti, kalau istrinya sedang kesal. Riri ingin punya anak secepatnya, tapi mereka belum dikaruniai juga. Namun, mau bagaimana lagi?"Aku sabar, kok, kamu juga yang sabar karena siap puasa lagi seminggu."Dan Raffa ingin segera punya anak, supaya dia tidak terkena lampu merah ketika ingin memiliki istrinya. Walau sembilan bulan kemudian dia akan merengut lantaran perhatian Riri terbagi, tapi setidaknya, Riri senang karena sudah punya baby, dan Raffa juga tidak akan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status