Share

Bab 142

"Baiklah," sahut Denisa sambil mengarahkan kamera ponselnya ke arah pelaminan, hingga beberapa menit kemudian, terdengar suara Yudha memanggilnya, membuat Denisa menoleh dan spontan memutuskan sambungan telepon mereka.

"Yu-yudha!" Sapa Denisa gugup.

"Lho kok diputus teleponnya, Mbak?" Tanya Yudha.

"Ah ini, video call dari temen di rumah sakit. Katanya mau lihat pengantinnya ..." Rona gelisah terlihat samar di wajah Denisa.

"Oh! Ambil saja yang banyak videonya papa, Mbak. Aku yakin papa juga tidak keberatan kalau video pernikahannya jadi tontonan para dokter di rumah sakit." Wajah Yudha terlihat nyengir kuda.

"Ah, Iya. Kau benar juga. Papa kan orangnya sedikit narsis," balas Denisa. Tak lama mereka berdua tertawa sambil melihat ke arah Budi di kursi pelaminan.

"Kau tahu, mbak. Sejak kau pindah ke Surabaya, rasanya ada yang hilang."

"Aku akan sering berkunjung ke Jakarta." Denisa menepuk lengan Yudha.

"Hmm ... Di mana Mas Arga dan Kevin?" Ekor mata Yudha mencari keberadaan kakak ipar da
Rira Faradina

Terima kasih banyak sudah berkenan mampir dan mengikuti kisahnya. Akhirnya buku ini pun selesai ditulis. Beberapa bab ekstra akan masih akan menemani sebelum kisah ini benar-benar selesai. Jika berkenan, Yuk mampir ke ceritaku yang baru. Judulnya: Wanita Simpanan Suamiku. Sekali lagi terima kasih banyak, love sekebon duren buat kalian semua ♥️ ☺️🙏

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status