Share

PEWARIS SAH

Author: Celebes
last update Last Updated: 2022-02-19 13:41:46

Dalam diam, Andri berdiri menatap peti mati yang sudah siap tertutup pasir hitam. Dia menatap sendu peti itu yang mulai masuk ke dalam tanah. Selama lima hari, dia mempersiapkan pemakaman palsu dan semuanya dengan sangat hati-hati. Kini, dia harus puas melihat rencananya berhasil.

“Amanda, maafkan aku,” batinnya. Andri sedikit bergemetar melihatnya.

“Aku turut berduka cita. Tabahkan hatimu, Pak,” ucap salah satu kliennya yang menghadiri pemakaman.

“Andri, kau … sangat kejam!” Sahabat dekat Amanda bernama Sarah tiba-tiba datang, mengejutkan semua orang. Dia berjalan cepat, mendekati Andri. Sejenak, tatapan tajam dia tujukan kepada Andri sebelum menamparnya keras.

“Plak!”

“Argh! Kau pasti yang menyebabkan Amanda mati!”

Sarah berteriak histeris. Para awak media yang meliput pemakaman, menjadi terkejut. Mereka akan memperoleh berita besar!

“Andri, kenapa kau tidak bisa menjaganya? Dia … dia adalah sahabatku satu-satunya. Kau … kenapa? Argh!”

Sarah menarik kerah kemeja Andri, bertubi-tubi memukul tubuhnya. Andri masih diam, tidak melawan sedikit pun. Bahkan, para pengawal yang akan menarik Sarah mengurungkan niatnya saat Andri menggelengkan kepala. Dia membiarkan sahabat Amanda yang sudah bekerja di perusahaan Atmaja selama dua tahun itu terus memukulnya.

“Andri, kenapa …,” ucapnya terisak. Kini Sarah menunduk, semakin menangis. Dia mendorong tubuh Andri dengan keras. “Kau, lelaki biadab!” lanjutnya terus berteriak.

“Maafkan aku. Aku … aku tidak bisa menepati janjiku untuk menjaga Amanda. Maafkan …,” balas Andri pelan sembari menunduk.

Sarah berjalan pelan menghampiri makam Amanda, perlahan meluruh ke tanah.

“Amanda, kenapa kau cepat sekali meninggalkanku. Amanda …”

Andri melangkah mendekati Sarah dan menariknya untuk berdiri. Dia perlahan mendekap Sarah, kemudian membelai rambutnya.

“Maafkan aku. Tolong tenanglah.”

“Tidak!”

Sarah meronta, melepaskan pelukan Andri. Dia kembali menampar Andri sekali lagi, “Plak!” Kedua mata Sarah menatap tajam Andri, lalu meninggalkannya begitu saja yang masih bergeming kaku.

“Sebaiknya Anda pergi dari sini, Tuan. Semua wartawan menunggu Anda di depan gedung Atmaja,” ucap salah satu pengawal.

Para media yang bertugas meliput sangat senang mendapat berita luar biasa.

Andri menarik napas, berusaha mengatasi perasaannya. Dia sedikit memperbaiki kemejanya, sebelum melangkah masuk ke dalam mobil.

Andri kembali bersiap menghadapi para awak media yang sudah berkumpul di depan gedung mewah Atmaja. Berita kematian Amanda menjadi trending topik di berbagai kota. Semua orang membicarakannya. Pernikahan temegah, berubah menjadi peristiwa berdarah yang sangat mengerikan.

Andri dengan wajah sendunya, berjalan melewati puluhan wartawan untuk menuju mimbar. Dia menarik napas panjang, bersiap memberikan keterangan tentang keadaan rumah tangganya.

“Istri saya mengalami kecelakaan saat kami berburu di hutan. Dia …”

“Kenapa Anda memilih vila di hutan yang berbahaya? Bukankah Anda awalnya menegaskan jika vila itu sangat aman,” ucap salah satu wartawan membuat Andri tidak melanjutkan perkataannya.

Setelah upacara pernikahan, Amanda mengumumkan jika dia akan melakukan bulan madu di sebuah vila mewah yang sengaja dia bangun. Bangunan mewah di tengah hutan, di kelilingi tebing yang tidak curam.

Semua awak media menunggu Andri untuk menjawab. Namun, suami Amanda itu masih saja diam tak berucap. Mendadak seseorang menariknya, mengarahkan kepala agar Andri menuruni mimbar.

“Masuklah ke dalam,” bisik seseorang yang cukup dekat dengan Amanda. Dia bekerja sebagai kaki tangan Amanda selama ini. Wanita yang sudah bekerja sejak kedua orang tua Amanda masih hidup bernama Maria. Wanita ini sudah menjadi bagian dari keluarga Amanda.

“Tuan Andri! Kenapa Anda tidak memberikan keterangan?!” teriak salah satu wartawan.

Beberapa pengawal  spontan menahan semua wartawan yang akan berusaha mengejar Andri masuk ke dalam gedung.

“Aku sudah bilang tidak ingin bertemu dengan siapa pun! Kenapa kau memaksaku!” bentak Andri kepada sosok wanita yang selalu mendampinginya setelah peristiwa berdarah menimpa Amanda lima hari lalu.

“Kau harus keluar. Untuk membuat mereka yakin, kau tidak terlibat,” bisik Maria pelan sembari berjalan mengikuti Andri hingga sampai di dalam lift. “Bukankah kau tidak terlibat? Kenapa kau seperti takut? Ah, aku sama sekali tidak bisa melihat mayatnya. Kenapa kau melarang?” lanjutnya membuat Andri diam seketika.

“Maria, aku tidak ingin membahas. Aku tidak ingin melakukan wawancara apa pun. Pastikan hal itu!”

Andri membenarkan jasnya yang sedikit berantakan. Dia melangkah keluar lift, melewati puluhan pegawai yang menundukkan kepala. Kini dia adalah pemilik sah perusahaan Atmaja. Kekuasaan tanpa batas sebentar lagi akan disahkan menjadi kekuasaannya.

“Beberapa pengacara akan siap untuk mengesahkan dirimu sebagai pemilik perusahaan. Kau, jangan memasang wajah seperti itu.” Maria mengarahkan semua pengawal untuk berjaga di setiap sudut ruangan Andri. Dia tidak mau hal buruk terjadi saat pengesahan pewaris sah dilakukan.

“Aku tidak mau membuang waktuku. Hah, aku membutuhkan minuman. Sebaiknya itu yang aku lakukan agar tidak bosan menunggu.” Andri masuk ke dalam ruangan. Tepatnya ruangan Amanda sebelumnya. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi sofa. Berusaha menenangkan hatinya yang sedikit tergoncang hari ini.

Hingga selang beberapa menit, Andri dengan tersenyum melihat Maria masuk bersama dua belas pengacara. Dia segera bangkit, duduk di kursi kerjanya.

“Aku akan segera menjadi pewaris sah,” batinnya.

Kedua matanya hanya menatap Maria yang sudah mengatur semuanya. Hingga saatnya tiba, Andri menandatangani semua dokumen hak milik perusahaan. Kini, dokumen itu dalam genggamannya.

“Baiklah, Anda kini sah menjadi pemilik perusahaan Atmaja.” Pengacara bergantian bejabat tangan dengan Andri yang terus melempar senyuman.

Andri terus mengamati semua catatan kekayaan yang kini dia kuasai. Maria hanya diam menatapnya. Kaki tangan Amanda itu merasakan sesuatu di dalam ekspresi Andri. Namun, dia menahan diri untuk tidak menanyakan apa pun.

“Baiklah, sebaiknya kau beristirahat. Seperti permintaanmu. Apartemen Amanda sudah siap kau gunakan,” ucap Maria.

Andri spontan menatapnya. “Ah, kau benar. Aku ingin menyendiri di sana. Aku hanya ingin mengenang Amanda. Kau tahu sendiri. Aku masih terpukul dengan kepergiannya.”

Maria segera menghubungi pengawal untuk membawa Andri menuju ke sana. Sebuah apartemen mewah klasik bernuansa Eropa. Apartemen kesayangan Amanda.

Andri kembali berjalan dengan penuh percaya diri, sambil membawa koper berisi semua dokumen perusahaan. Ekspresi Andri berubah drastis saat masuk ke dalam mobil. Dia tertawa keras, sambil menatap koper hitam digenggamannya.

“Hahaha. Waktu benar-benar berlalu dengan cepat. Sudah beberapa hari sejak kepergianmu, Amanda … aku semakin bahagia. Selama ini aku selalu berpura-pura mencintaimu. Sekarang, aku benar-benar terbebas darimu.”

Andri masih saja menikmati kemenangannya. Sepanjang perjalanan, dia menatap luar jendela dengan wajah semringah. Hingga mobil berhenti, saat lampu berwarna merah. Kedua matanya masih saja mengedar, mengamati jalanan yang cukup ramai dengan para pejalan kaki yang menyeberang.

“Tuan!”

Seseorang mendadak mengetuk jendela mobil. Andri terperanjat. Dia melotot, melihat sesuatu mengejutkan di sana. “Ama ….” Andri menempelkan kedua matanya di jendela, semakin menatap jalanan untuk memastikan penglihatannya. “Dia … seperti …,” gumamnya pelan. “Argh! Aku pasti berhalusinasi. Tidak mungkin itu dia,” lanjutnya sembari menarik napas panjang. Kini wajahnya sama sekali tidak menatap luar jendela sampai tiba di depan apartemen.

Masih dalam perasaan gelisah, Andri berusaha mengatasi hatinya. Dia terus menggelengkan kepalanya di dalam mobil sebelum keluar.

“Tuan, apakah Anda baik-baik saja?” ucap sopir saat membuka pintu mobil.

“Aku baik-baik saja,” balas Andri.

Senyuman kembali dia perlihatkan kepada semua pelayan yang menyambutnya. Dalam kepercayaan diri yang muncul kembali, Andri berjalan hingga sampai di depan pintu kamar termewah di sana. Dia masuk, segera menutup rapat pintu. Dia menarik napas, kembali menenangkan hatinya.

“Ah … sangat menyebalkan,” gumamnya sembari berkacak pinggang.

“Kenapa kau sangat lama? Aku sudah menunggumu,” ucap seorang wanita berada di atas tempat tidur menggunakan lingeri merah seksi milik Amanda saat itu.

“Kau … sangat seksi. Tidak aku sangka, Amanda memiliki sahabat sangat cantik sepertimu. Apalagi sangat pandai berpura-pura,” balas Andri. Dia mulai melepaskan kancing kemejanya satu per satu.

“Kemarilah. Aku akan melayanimu, sampai kau … puas.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Musuhku   Masa lalu Hendra

    Sebuah rumah yang selama ini dia tinggalkan, kini kembali lagi dia datangi. Dia tidak percaya sudah melihat rumah itu. Hatinya benar-benar senang. Amanda akhirnya berhasil mengusir wanita yang sudah menyebabkan perkawinannya hancur. Walaupun sebenarnya dia bersama dengan sang suami yang juga dia benci dan akan membalasnya.Amanda semakin masuk ke dalam. Kedua matanya melihat kolam renang yang berada di hadapannya. Seketika dia mengingat sesuatu yang benar-benar sangat buruk. Membuat dirinya kehilangan kecantikannya. Walaupun rumah itu bukan villa yang berada di hutan tempat kejadian mengerikan itu. Tapi, dia tidak akan pernah melupakan kejadian itu. Jantungnya benar-benar berdetak kencang. Amanda memandang semua arah, sambil berusaha mengatasi dirinya. Kedua tangannya mengepal. Dia terus berusaha untuk mengatasi dirinya sendiri."Apa kau menyukai rumah ini?" kata Andri mendekat. Kedua tangannya memeluk tubuh Amanda dari belakang. "Entah kenapa aku tidak bisa terlepas dari dirimu. Aku

  • Suamiku Musuhku   Kembali Ke Rumah

    Hendra menatap Sarah. Dia kemudian tertawa dengan sangat kencang, "hahaha," membuat Sarah sangat kebingungan. Apa yang sebenarnya Hendra ingin lakukan? Kenapa dia seperti itu? "Apa yang kau inginkan?" tanya Sarah dengan melebarkan kedua matanya. Hatinya benar-benar tegang. Dia tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Semua rencana yang semula mulus, kini perlahan akan menghancurkan dirinya sendiri."Hahaha. Tentu saja aku akan menghancurkanmu. Nukankah kau sudah mengetahui apa kesalahanmu? Kau sudah mengambil hartanya dan aku tidak perlu menjelaskan apa yang ingin aku lakukan kepadamu. Yang jelas, kau sekarang berada digenggaman Amanda. Kau tidak akan pernah bisa melarikan diri darinya. Kau akan hancur bersama dengan suaminya."Siapa kau hingga mau membuat kehidupan Amanda terselamatkan. Tidak mungkin kau melakukannya dengan sangat gratis. Kau pasti melakukan sesuatu dengan Amanda bukan? Kau pasti mengenalnya, hingga kau mau berbuat ini kepadanya."Pertanyaan Sarah membuat Hendra te

  • Suamiku Musuhku   Dia Memang Amanda

    Amanda semakin tegang Andri melihat sesuatu yang bergerak di tirai. Sementara Amanda masih terdiam kaku. Dia akan bersiap jika Andri memang mengetahui Hendra berada di sini. Dia tidak akan bisa mengelak apa pun itu."Amanda. Apakah kau ...," ucap Andri dengan tiba-tiba sambil mengernyit, kemudian berjalan menuju tirai dan membukanya dengan cukup lebar.Amanda bisa bernapas lega tidak ada Hendra di sana, dan ternyata tirai itu hanya terkena angin karena jendela terbuka sangat lebar."Aku pikir kau membawa seorang lelaki di sini, karena aku mendengarmu berbicara dengan seseorang. Namun, aku salah," ucapnya sambil melirik televisi yang ternyata menyala. Amanda bernapas lega ketika mengetahuinya.Dia berjalan cepat mendekati Andri. Kemudian menatapnya dengan sangat serius. Amanda ingin sekali mengetahui kenapa Andri berada di apartemennya. Padahal dia tidak melakukan perjanjian apa pun untuk bertemu."Kenapa kau ke sini, Tuan? Apakah ada sesuatu yang kau butuhkan. Seperti yang kau lihat.

  • Suamiku Musuhku   Akan Membongkar Semuanya

    Maria masih diam. Dia tidak percaya melihat Sarah memergokinya. Maria terdiam, tidak percaya mendengar perkataan Sarah. Namun, dia akan mengelaknya. "Untuk apa kau mencegahku, Sarah. Sebaiknya kau membantu suamimu memperbaiki perusahaan. Kau tahu kan, suamimu sudah membuat perusahaan akan menjadi bangkrut. Kalian memang benar-benar tidak tahu diri!" balas Maria. Dia meninggalkan Sarah begitu saja. "Pergilah. Tidak masalah. Aku akan tetap akan membongkar. Siapa itu Amanda!" Sarah masuk ke dalam rumah. Dia tidak percaya. Melihat semua isi rumah sangat berantakan. "Andri. Kenapa kau seperti ini? Apa kau sudah gila?" Sarah sangat marah dia tidak percaya melihat Andri memporak-porandakan isi rumah. Apalagi keadaannya sangat berantakan. Dia terus mengamati dokumen yang sudah Maria bawa. Dia merasa tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan kepadanya. Namun, kenapa hal itu masih saja terbukti dengan jelas?"Kau tahu Sarah. Aku tidak pernah melakukan apa pun yang mereka tuduhkan seperti i

  • Suamiku Musuhku   Rencana

    Hentakan itu terjadi cukup Intens. Bahkan sangat nikmat. Bisa membuat Amanda melayang. Namun suatu hal yang membuatnya sangat terkejut. Mendengar ucapan Hendra barusan, tentang bagaimana jika dia hamil. Itu adalah ide yang sangat bagus, membuat dirinya bisa dekat dengan sang suami. Walaupun anak yang dikandung bukan anaknya.Selama ini Amanda berhubungan dengan Andri menggunakan alat. Dia memang sengaja melakukannya, karena dia tidak ingin hamil dengan suaminya yang menjadi musuhnya sekarang. Tapi entah kenapa dia membiarkan Hendra menghampirinya kali ini. Pikirannya membelit. Kehamilan itu juga belum tentu terjadi, karena hanya sekali akan dia lakukan. Amanda tidak akan pernah melakukannya untuk yang kedua kalinya. Ini adalah hubungan intim yang pertama dan terakhir baginya dengan Hendra.Akhirnya apa yang menjadi hasrat keduanya terlampiaskan. Keringat bercucuran menyelimuti tubuh mereka. Hendra menatap wajah Amanda yang sangat cantik, memberikan senyuman tampannya tiada batas. Dia

  • Suamiku Musuhku   Sentuhan Nikmat

    Amanda semakin tidak percaya. Dia melihat Maria berada di hadapannya. Tentu saja hal itu membuatnya sangat terkejut. Namun, kali ini dia tidak bisa memungkiri. Maria sudah memergokinya, dan waktunya untuk Amanda mengakui semuanya."Masuklah Maria. Kita akan berbicara di dalam."Amanda akan masuk ke dalam kamarnya. Spontan Maria menarik lengannya."Tapi, apakah kau memang benar Amanda? Katakan kepadaku, karena aku benar-benar sangat penasaran. Aku melihatmu. Semua yang kau kenakan, atau pun, apa yang kau lakukan mirip sekali dengan sahabatku itu. Katakan kepadaku, sebelum aku masuk ke dalam," ucap Maria dengan cukup tegas. Dia memegang kedua pundak Amanda dan menatapnya tajam."Kita akan membicarakannya di dalam karena banyak sekali mata dan telinga yang kita tidak tahu dan bisa membongkar semuanya," balas Amanda kemudian menampik tangan Maria dan masuk ke dalam. Dengan terpaksa Maria mengikuti Amanda. Dia kemudian menutup pintu apartemen dengan sangat rapat, berjalan dengan cepat mend

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status