Share

109. Akhir Cinta Segitiga

Ternyata orang yang sangat kucintai menusukku dari belakang. Diam-diam dia akan mengambil Erkan dariku. Pandainya dia bersandiwara seolah dia adalah pahlawanku, pelindungku juga anak-anak. Ternyata dia ular yang berbisa. Semenjak aku mendengar telepon dari Hema itu aku harus lebih hati-hati kepada Muzammil.

"Faruq, berikan Erkan kepadaku!" pinta Muzammil kepada Faruq.

Dengan suka hati Faruq memberikannya kepada Muzammil. Aku menatapnya dengan kecewa, "harusnya kamu menjaganya, Pangeran, bukannya malah akan menculiknya," batinku.

"Aku akan menyuapinya, Pangeran," kataku.

"Suapi saja biar kugendong," usul Muzammil.

Tanpa berontak terpaksa aku menyuapi Erkan yang dalam gendongan Muzammil. Sambil bergurau riang menghibur Erkan agar mudah makan. Aku melihat Faruq terpaku menatapku, perasaan canggung mulai menghinggapiku.

"Assalamualaikum ...?" sapa Marwa yang tiba-tiba muncul di depan kami.

"Waalaikum salam," jawab kami bersamaan.

"Marwa?" panggil Faruq terkejut.

"Nyonya Marwa?" panggilku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status