Share

16. Spontan Aku Memanggil Muzammil

Plog ... Plog ... Plog ... Plog! Faruq bertepuk tangan dengan senyum bangga.

"Sama sekali aku tidak menyangka, Fahim," ujarnya sambil mengacak rambutku.

Aku bisa melihat matanya menatap aku dengan berbinar-binar. Dengan penuh kekaguman dia terus memainkan rambutku. Dia mengambil gelas berisi air putih dan disodorkannya kepadaku.

"Tuan Muda, bisa lihat sendiri kelakuannya. Sok kuasa, arogan! Kita bertiga bisa membalasnya, tapi ini bukan negara kami, kami takut terlibat masalah hukum, Tuan Muda," ujar Ruby menahan malu karena sedang roboh di lantai.

Aku hanya diam menatap Markamah yang salah tingkah. Sebenarnya aku kasian padanya yang harus jadi pecundang untuk mencari aman. Faruq juga memandang sinis kepada Markamah, tapi dia tidak mengungkapkannya dengan kata-kata.

"Tanganku sakit sekali, Tuan, kalau sampai terjadi cidera aku bisa memenjarakan dia!" hardik Sena sambil mengusap lengannya yang kesakitan.

"Kalian bertiga pantas mendapatkannya,

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status