Share

Bab 168 - Memanggil Hermanto dan Bastian

"Apa yang sedang Ayah pikirkan?"

Suara Stephanie membuat Hermanto yang sedang duduk melamun di kursi depan rumah seketika menoleh ke arah sumber suara.

Tampak Stephanie yang tengah berdiri di ambang pintu sebelum kemudian berjalan ke arah kursi satunya dengan membawa secangkir teh hangat untuknya.

Diletakan secangkir teh hangat tersebut di atas meja, lalu ia mejatuhkan diri di kursi satunya.

Selagi Stephanie menatap lekat sang Ayah—menunggu.

Hermanto memalingkan muka ke depan lagi sambil menghela napas berat. Dia kemudian berkata. "Rumah jadi terasa sepi ya, Step karena sudah tidak ada Vania dan ... Aditama lagi," suara Hermanto melemah di ujung kalimat.

Mendengar itu, terbit senyum tipis di bibir Stephanie. "Sudah saatnya mereka mencari makna hidup sendiri, Yah. Sudah saatnya mereka berpisah dengan kita karena sebentar lagi mereka akan membentuk sebuah keluarga baru."

Hermanto kembali menatap Stephanie dengan memasang wajah murung. "Tapi kalau dipikir-pikir lagi ... ini sal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status