Share

Bab 5 - Berani Kau Menyentuh Istriku?!

Di ruangan private sebuah hotel mewah, sedang diadakan pertemuan antara keluarga Hermanto dengan Edward.

Beberapa anggota keluarga Hermanto tengah saling bercengkrama dan tertawa, kecuali Vania yang duduk dengan kepala menunduk, tampak tidak nyaman berada di tempat itu.

"Vania ...."

Panggilan itu membuat Vania menoleh. "Kak Bella," panggilnya dengan lesu. "Habis dari mana?"

Bella terdiam. "Menghubungi seseorang," ucapnya. Dia memegang tangan sang sepupu. "Kamu serius akan menceraikan Aditama?"

Vania tersenyum. "Aku tak punya pilihan. Ini yang terbaik untuk kami berdua."

Di sebelah Vania, Edward Bintoro mendengar percakapan kedua wanita itu dan berkata dengan wajah menggoda penuh nafsu. "Apa kamu menyesal, Van?" Dia menambahkan, "Apa kamu tidak senang kita akan menikah?"

Vania tersentak saat Edward menyentuh tangannya. Dia menarik diri dan berkata, "Walau kita dijodohkan, tapi kita belum menikah. Jadi, tolong jaga sikapmu." Wajahnya tampak tegas.

Edward mendengus mengejek. Dia menggenggam tangan Vania dengan paksa, membuat wanita itu terkesiap.

"Vania, jangan bersikap begitu dingin. Kamu harus tahu betapa aku mencintaimu!" Edward meletakkan tangan Vania di dadanya, membuat wanita itu mengernyitkan wajah, merasa pria itu mulai kurang ajar. "Menikah denganku, kamu akan jauh lebih bahagia dibandingkan dengan laki-laki miskin itu!"

"Lepaskan tanganku!" sergah Vania yang kemudian mengangkat tangan, bersiap menampar Edward.

"Vania, jaga sikapmu!" Sebuah bentakan membuat Vania membeku, dia melihat ke arah sang ibu. "Harusnya kamu bersyukur Edward bersedia menikahimu, bukan bersikap begitu tidak tahu diri!"

Susan, ibu dari Bella yang juga hadir di tempat itu menganggukkan kepala. "Ibumu benar, Vania. Edward mencintaimu dari lama dan kalian akan segera menikah. Hanya memegang tanganmu saja, kenapa tidak boleh!?"

Vania tetap menarik tangannya lepas dari genggaman Edward dan berdiri dari kursi. "Sampai aku bercerai, aku masih berstatus sebagai istri Aditama!" tegas wanita itu, merasa jijik karena keluarganya dengan begitu terbuka mempersembahkannya kepada Edward!

PLAK!

Mendadak, sebuah tamparan diterima Vania sampai dia terhuyung mundur dan ditangkap oleh Bella. Dia menoleh, mendapati bahwa orang yang menamparnya adalah sang kakek.

"Cucu kurang ajar, apa kamu lupa janjimu padaku!?"

Mata Vania membulat. Dia menggertakkan gigi.

Kakeknya benar, dia masih ada janji kepada pria itu dan harus bersikap baik pada Edward. Semua demi mendapatkan uang dua miliar untuk operasi ibu Aditama!

"Cepat minta maaf!" titah sang kakek kepada Vania.

Dengan tubuh bergetar, Vania berujar, "Aku ... minta maaf, Edward." Dia berusaha keras menahan tangis walau merasa sangat hina saat ini.

Edward tersenyum lebar, merasa sangat puas. "Bukan masalah, Sayang." Dia mulai dengan berani melingkarkan tangan di pundak Vania. "Satu kesalahan kecil, tidak akan kupermasalahkan."

Melihat hal tersebut, keluarga Hermanto menghela napas lega. Beruntung Edward tidak tersinggung dengan sikap Vania tadi.

Di saat ini, Kakek Hermanto berkata, "Edward, Kakek dengar keluargamu memiliki hubungan dengan Gandara Group."

Gandara Group, perusahaan konglomerat multinasional di Indonusa dengan aset triliunan. Bisa bekerja sama dengan perusahaan ini adalah impian Kakek Hermanto! Itulah alasannya menjodohkan Vania dengan Edward!

Mendengar ucapan Kakek Hermanto, Edward pun tersenyum miring. "Karena Vania akan menjadi istriku, sebagai salah satu hadiah pernikahan, aku akan menghubungkan kalian dengan Gandara Group."

Senyuman lebar menghiasi wajah Kakek Hermanto. Dia merasa begitu bahagia!

"Edward, apa kau serius!? Kau bisa melakukan itu!?" tanya Kakek Hermanto memastikan.

Edward memandang remeh kebahagiaan kakek tua itu. "Tentu saja, untuk apa aku berbohong? Lagi pula, aku sangat mengenal ahli waris keluarga Gandara," jawab Edward dengan santai.

Walau tidak tahu bagaimana cara Edward bisa melakukan itu, tapi Kakek Hermanto senang sekali. Yang penting, kekayaan dan derajat keluarganya bisa semakin meningkat!

Sementara itu, Vania meremas roknya, merasa kalau dirinya benar-benar tidak akan lagi bisa lepas dari jerat Edward. Dia menutup matanya, paling tidak ... Aditama tidak akan terkena masalah lagi setelah ini.

Tiba-tiba...

Brak!

Perhatian semua orang yang ada di situ harus teralihkan dengan kemunculan sosok laki-laki dengan wajah memerah marah dari balik pintu.

"Aditama!?"

Aditama, dengan wajah memerah marah, menatap Edward yang merangkul istrinya dengan begitu mesra!

"Singkirkan tanganmu dari pundak istriku, bajingan!"

BUGH!

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Zoelkifli Atoek
bagus lanjutkan ceritanya
goodnovel comment avatar
Andri Ibrahim
lanjut ceritanya...
goodnovel comment avatar
Sri Mamanya Gufran
Bagus ceritax ,,,lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status