Share

Bab 6 - Kedatangan Manager Hotel

Mata semua orang melebar!

Menantu tak berguna itu sudah gila!

"Aditama! Berani sekali kau melukai Edward?!" Kakek Hermanto berseru marah seraya bangkit dari kursinya.

"Menyentuh istriku, tentu saja aku harus memukulnya!" ujar Aditama yang sekarang berada di hadapan Vania, memisahkan wanita itu dari Edward dan keluarga Hermanto yang lain.

"Pria tidak berguna, apa kamu tahu Edward itu siapa?!" sambung ayah Bella, Bastian, yang juga secara refleks ikutan berdiri.

"Siapa dirinya, aku tidak peduli! Yang jelas, dia tidak pantas menyentuh istriku!" balas Aditama dengan tegas. "Menyentuh wanita bersuami, apa pria ini masih ada harga diri!?"

Walau merasa pukulan Aditama sekeras baja, Edward yang sudut bibirnya berdarah langsung berdiri saat dihina. "Bajingan! Apa kau kira aku akan diam saja!? Keluarga Bintoro tidak akan melepaskanmu!"

Aditama mendengus dingin. "Tidak peduli dirimu berasal dari keluarga Bintoro atau keluarga lain, aku tidak takut menghadapimu!"

Seisi ruangan terbelalak dengan keberanian Aditama. Baru kali ini pria itu secara terbuka dan gamblang menunjukkan perlawanan ketika ditindas. Akan tetapi, menurut keluarga Hermanto, itu adalah keputusan gila!

"Aditama, kalau ingin mati, mati saja sendiri! Jangan ajak-ajak kami! Asalkan kamu tahu, keluarga Bintoro memiliki hubungan dengan Gandara Group! Mencari masalah dengan mereka, kamu akan berakhir mengenaskan!" kata Bastian lagi seraya menunjuk muka Aditama.

Aditama mengerjap, mencerna sepersekian detik omongan paman Vania itu.

Berhubungan dengan Gandara Group? Itu alasan Aditama harus takut pada Edward? Konyol!

Melihat pandangan meremehkan di wajah Aditama, Bastian mengerutkan kening. "Kenapa kau tertawa? Ada yang lucu?!" serunya penuh emosi menggebu.

Ada, tentu saja ada. Bagaimana mungkin Aditama tidak merasa lucu dengan ucapan Bastian?

Gandara Group adalah perusahaan milik Ayahnya dan ia adalah pewaris dari keluarga itu!

Melihat Aditama bersikap demikian, Vania dengan sigap langsung menarik Aditama menjauh dari sana, tidak ingin semuanya menjadi semakin parah.

"Tama, hentikan! Jangan bersikap seperti ini!" Melihat ekspresi Edward yang sangat buruk, Vania tahu dia harus melakukan sesuatu. Dia pun menatap Aditama dan berujar, "Kenapa kamu harus datang dan mengacaukan semuanya?!"

Aditama mengerutkan kening, beralih menatap Vania dengan lekat. "Vania, berhentilah bersandiwara. Semua ini kamu lakukan karena dipaksa Kakek, kan?" tanya Aditama setelah terdiam sebentar.

Vania tertegun. Bagaimana suaminya tahu?!

Walau Vania tidak menjawab, tapi Aditama sudah mendapatkan jawabannya dari ekspresi sang istri. "Jika ini semua karena uang dua miliar itu, kamu tidak usah khawatir, Vania."

Vania terbelalak. Apa? Apa Aditama sudah mendapatkan biaya operasi ibunya?

'Bagaimana mungkin?' pikir Vania.

Melihat bahwa cucunya mulai terpengaruh Aditama, Kakek Hermanto langsung angkat suara. "Menantu kurang ajar, berhenti menghasut cucuku!"

Aditama langsung melemparkan tatapan mematikan kepada Kakek Hermanto. "Menghasut? Dibandingkan diriku, bukankah kalian yang telah melakukan itu kepada istriku!?"

Mendengar itu, wajah semua anggota keluarga Hermanto mengeras!

”Omong kosong! Kamu hanya ingin yang terbaik untuk Vania! Cucuku bertalenta dan memiliki kecantikan luar biasa, tentu saja dia lebih cocok dengan pria lebih baik dibandingkan dirimu!“ jawab kakek Hermanto seraya membusungkan dadanya.

Aditama menggeleng seraya tersenyum kecut. "Ingin yang terbaik untuknya ... atau terbaik untuk ambisimu!?"

"Lancang!" bentak Kakek Hermanto dengan mata mendelik. "Kamu--!"

"Cukup! Singkirkan semua rencanamu untuk memisahkanku dari istriku, atau aku tidak akan lagi bersikap sungkan!"

Aditama berseru dengan lantang, membuat orang-orang di sekitarnya membelalak!

"Sungkan?" Edward tertawa. "Memangnya apa yang bisa kau lakukan selain menjadi beban untuk Vania, hah?

sindirnya sinis. "Setelah bertahun-tahun membuatnya menderita dan menjadi parasit dalam hidupnya, sekarang kau menahan Vania untuk bahagia denganku?! Dasar pria tidak tahu malu!"

"Aku? Bagaimana denganmu? Memaksa wanita dengan uang dan harta, padahal hatinya sama sekali tidak ada padamu? Apa kau tidak malu?"

"Bajingan!!" Edward melotot marah. Tangannya mengepal, siap melayangkan tinju ke arah Aditama. "Rasakan---"

"Ada apa ini? Kenapa kalian ribut-ribut begini?"

Suara menggelegar itu sontak membuat tangan Bastian berhenti.

Seorang pria paruh baya dengan jas hitam mewah tiba-tiba muncul dan menyisir wajah orang-orang yang ada di sana.

"I-itu manager hotel! Joseph Hugo!" seru salah satu sepupu Vania dengan wajah berbinar, mengenali salah satu pria ternama dari kalangan atas tersebut.

Melihat hal tersebut, Edward pun tersenyum penuh kemenangan. "Habis kau, Aditama!" Dia menghadap sang manager hotel dan berujar, "Pak Joseph! Singkirkan pria miskin ini dari restoran ini! Dia telah membuat keributan!"

Joseph Hugo memasang wajah buruk, lalu menoleh ke arah Aditama. Namun, seketika wajah pria itu memucat.

'Pemuda itu ...!'

Mata Joseph melebar melihat sosok yang sangat ia kenal. Namun, buru-buru ia berusaha menguasai diri.

"Pak Joseph, tunggu apa lagi?! Usir orang ini! Bisa-bisanya dia mengusik urusanku di ruang privat. Anda tahu kan hanya orang-orang kalangan atas yang bisa menyewa ruang privat di restoran kawasan hotel milik Gandara group..."

Aditama menyunggingkan senyum kecil, ia paham kenapa manajer hotel itu begitu ketakutan melihat wajahnya. 'Hotel milik Gandara group? Pantas saja...'

"Betul apa yang dikatakan Nak Edward. Orang ini justru malah merusak semuanya. Tolong usir orang ini Pak!" ucap Kakek Hermanto sambil menunjuk-nunjuk Aditama.

Joseph begitu terkejut melihat orang-orang memintanya untuk mengusir Aditama pergi.

Bagaimana bisa orang-orang ini begitu berani melakukannya?! Tidakkah mereka tahu siapa orang yang mereka ingin usir itu?!

Dengan mengepalkan tangan, Joseph Hugo langsung mendekat dan menatap tajam orang-orang itu satu per satu.

"Apa kalian tidak sadar siapa pria yang..."

"Pak Joseph," ucap Aditama memotong ucapan Joseph seraya menatapnya tajam, "sebagai manajer hotel Gandhi Life, bagian dari Gandara group, saya yakin anda bisa memutuskan perkara ini dengan adil, bukankah begitu?"

Joseph tercekat seketika.

"Heh bodoh! Kau pikir kau siapa bisa menyuruh manajer hotel mewah ini, hah?! Kau itu hanya pria gembel tak berguna!" ucap Edward, diikuti tertawaan anggota keluarga Hermanto yang lain.

"Aditama, kau tidak sadar posisimu sekarang, hah?! Berani sekali kau berkata begitu pada pak Joseph?!" ucap Bastian mendukung Edward.

"Anda," tiba-tiba Joseph bersuara, "seharusnya anda yang pergi dari sini!"

Mendengar perkataan Joseph, Edward langsung tersenyum penuh kemenangan dan langsung memandang remeh Aditama.

"Nah, Pak Joseph telah melakukan tindakan tepat! Aditama, silakan pergi dari..."

"Maksud saya, anda, Tuan Edward!" ucap Joseph menyela Edward dengan cepat.

Apa?!

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Mardiana Manik
betul autor
goodnovel comment avatar
Ignas Satel
menarik untuk dibaca
goodnovel comment avatar
Kang Pahing
sebaiknya langsung diteruskan jadi tanggapan bisa terinci.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status