Share

Ipar yang Culas

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2022-05-11 15:22:23

Suamiku Simpanan Tante-tante 8

Ipar yang Culas

Kumandang adzan subuh selalu sukses membangunkan aku setiap pagi. Segera aku pun bangkit dari tidur, seperti biasa untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Tetapi aku sedikit kaget karena ternyata suamiku tak ada di samping.

"Apa mungkin Mas Saleh belum pulang?" Sontak aku pun berucap dengan lirih.

Sprei yang ada di sampingku masih rapi, tak ada bau khas suamiku itu. Itu berarti memang semalam dia tak pulang. Karena sangat penasaran, aku pun mengambil terlebih dahulu ponsel yang berada di nakas, tentu saja untuk melihat siapa tahu suamiku itu memberi kabar. Ternyata memang benar ada beberapa chat yang dikirim oleh Mas Saleh saat itu.

[Dek, maaf ya aku nggak jadi pulang. Karena ternyata masih ada pekerjaan penting yang malam ini harus diselesaikan. Paling besok siang aku pulang, atau mungkin langsung menuju pos dan pulang malam ke rumah.]

Ternyata sekitar pukul dua belas malam Mas Saleh mengirimi sebuah chat. Tetapi karena memang sedang ngantuk sekali, dan tak lagi merasa cemburu pada Mas Saleh, aku pun langsung tidur dengan lelap. Kurasa Mas Saleh juga tahu jika tadi malam aku sudah terlelap.

[Pasti kamu sudah tidur ya? Sekali lagi maaf ya, Dek. Besok pulang aku akan membawakan hadiah untuk kamu dan juga Kevin. Semua ini kulakukan hanya demi kalian berdua kok, mutiaraku. Tujuan dalam hidupku itu hanya untuk membahagiakan kalian saja. Love you.]

[Oh iya, jangan berpikir yang macam-macam lagi ya, Dek. Karena jika kamu terus berpikiran buruk seperti itu padaku, yang ada juga aku kerja nggak konsen. Pokonya kamu harus percaya jika semua cinta dan kasih sayang ini hanya untuk kamu, Dek. Tak ada wanita lain yang lebih sempurna di dunia ini selain kamu,Dek.]

Dua pesan itu pun dikirim oleh Mas Saleh dalam waktu yang hampir bersamaan. Kubaca dengan seksama dan tersenyum chat kiriman dari suamiku itu. Ternyata aku memang memiliki seorang suami yang jujur dan baik. Gegas aku pun membalas pesan itu, karena aku ini harus segera melaksanakan shalat. Tak masalah telat yang penting saat ini aku ingin membalasnya.

[Maaf ya, Mas. Semalam aku memang tidur dengan lelap sekali, hingga tak tahu jika kamu mengirim pesan. Ya sudah nggak apa-apa kok, yang penting kamu tetap harus jaga kesehatan, karena kerja malam itu menghabiskan banyak tenaga. Hati-hati ya. Tak perlu buah tangan kok, yang penting kamu kembali pulang ke rumah saja aku sudah senang. Aku dan Kevin selalu menunggu kedatangan kamu.]

Balasan pesanku ini ternyata tak langsung dibaca oleh Mas Saleh. Tak apa lah pasti saat ini dia sedang kerja, jadi belum sempat membuka pesanku. Jadi Ku putuskan untuk langsung shalat saja dulu, sekalian untuk mendoakan suamiku yang kini sedang banting tulang mencari nafkah untuk keluarga.

***

Ada rasa tenang dan bahagia yang selalu kurasa ketika selesai menunaikan shalat. Tak lupa ku adukan semua keluh kesah dan rasa syukur kepada Allah, karena saya Dia-lah maha segalanya. Saat aku telah selesai melipat mukena dan akan menuju ke dapur, ponsel yang ada di nakas pun bergetar.

'Pasti ini Mas Saleh, yang baru saja membaca balasan pesan dariku!' gumamku amat girang dalam hati.

Namun ketika menatap layar benda pipih itu, aku pun mulai kecewa. Karena yang saat ini sedang menghubungiku bukan Mas Saleh, melainkan Mbak Desi.

Tanpa menjawab panggilan itu, aku sudah tahu pasti apa yang akan di katakan oleh kakak iparku ini. Mau tak mau, aku pun harus menerima panggilan ini. Karena memang saat ini aku pun masih punya hutang padanya. Tetapi aku memang tak siap jika harus mendengarkan omelannya lagi, apa lagi ini masih sangat pagi.

"Assalamu alaikum, Mbak Desi. Ada apa, Mbak?" tanyaku lirih memulai obrolan melalui sambungan telepon dengan kakak iparku itu.

"Pakai tanya lagi?! Tentu saja jika aku menghubungi kamu itu pasti karena uang! Nggak usah berlagak bodoh gitu deh, sekarang cepat kamu transfer uang itu!" Mbak Desi pun seperti biasa langsung memberondongkan perkataannya.

"Maaf, Mbak. Saat ini uang itu belum terkumpul genap. Masih ada sekitar dua juta," jawabku apa adanya.

"Apa? Dua juta?! Dasar kamu itu ipar nggak bisa dipercaya! Sebenarnya kamu itu niat bayar nggak sih? Dari kemarin kok ngeles saja terus?! Apa bedanya kamu itu dengan pengemis!" Mbak Desi pun semakin meradang saat ini.

"Astaghfirullah aladzim, Mbak. Demi Allah saya niat mengembalikan, meski sebenarnya Mas Mamat pun telah mengiklaskan uang itu. Tetapi tolong beri waktu lagi, Mbak. Dan tolong juga doakan agar jualan online ku makin laris, hingga bisa segera mengumpulkan uang itu, " ucapku meminta.

"Heh Mega! Enak saja kamu itu terus saja meminta waktu! Ingat ya bunganya juga berjalan loh! Oh iya, Saleh kan juga bekerja. Lalu kamu kemanakan gaji suamimu itu?! Pokoknya aku nggak mau tahu, hari ini juga kamu harus mengembalikan uang itu, atau kamu akan tahu akibatnya!" Ancam Mbak Desi lagi.

"Gaji Mas Saleh habis untuk bayar cicilan motor dan beli keperluan Kevin dan sehari-hari saja, Mbak. Dua minggu lagi, aku janji akan membayar semuanya. Tolong beri waktu lagi ya, Mbak," rengekku lagi.

Sebenarnya saat ini aku memegang uang yang jumlahnya dua kali lipat dari uang pinjaman pada Mbak Desi. Tetapi itu adalah uang pemberian dari Mas Saleh. Tetapi karena hingga saat ini aku masih belum yakin dengan pekerjaan sampingan suamiku itu. Jadi aku pun tak pernah mempergunakan uang itu satu sen pun, dan aku memang bertekad mengembalikan uang itu dari hasil jualan online ku saja.

"Halah dasar kamu itu banyak alasan! Pokoknya aku mau sebelum jam delapan malam, uang itu sudah kembali padaku! Jika tidak, maka aku akan mempermalukan kamu dan juga Saleh di media sosial dan juga di tempat kerja! Dasar tak tahu diuntung!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Simpanan Tante-tante    Ending

    EndingBab 1182 tahun kemudian.Pasca perceraian Mega dan Saleh, tidak ada yang menempati rumah kontrakan mereka sebelumnya. Mega memilih untuk tinggal di perumahan sederhana yang berada dekat dengan toko edelweis. Wanita yang kini single parent tersebut terlihat sedang menyiapkan keperluan sekolah anaknya."Kevin, Nak. Ayo segera, nanti kamu terlambat kalau mau nonton TV terus," ujarnya sambil menata bekal yang dia masukkan ke dalam tas sang anak. "Ibu, besok ulang tahunku." Dibanding dengan memberitahu, Kevin terdengar lebih seperti anak yang sedang merengek. "Oh, ya?!" Mega terlihat terkejut. "Masa, sih? Bukannya minggu depan, ya?" Melihat reaksi ibunya, Kevin memberenggut kesal. Tampaknya anak itu kecewa karena dia pikir sang Ibu sudah mempersiapkan sesuatu untuk hari kelahirannya besok. Dia berjalan dengan bahu yang terkulai lemas menuju ibunya, mengulurkan tangan untuk mengambil tas. "Ya udah, deh," bisiknya.Mega diam-diam tersenyum geli. "Wah, Nak. Gimana, nih? Besok bang

  • Suamiku Simpanan Tante-tante    Bab 117

    Bab 117Mega tidak langsung menjawab pertanyaan dari Ari, teater diam beberapa saat. Di sisi lain Hilda meskipun merasa tidak enak dan ingin memarahi Ari yang ceritanya seperti itu, dia juga tidak bisa mengelak dengan rasa ingin tahu punya tentang perasaan Mega saat ini.Mega sendiri sudah cukup memikirkan hal ini sejak kemarin malam dia bertanya kepada dirinya sendiri tentang keputusan yang telah diambil dulu. Mungkinkah dirinya menyesal karena telah menerima oleh kembali dalam hidupnya? "Kalau terlalu berat buat dijawab, nggak perlu dijawab juga kok Mbak." Ari memberi pengertian karena hal yang dia tanyakan memang cukup sensitif."Akan terkesan bohong juga jika saya bilang baik-baik saja sekarang tapi Jika ditanya tentang penyesalan itu apa saya rasa nggak. Kalau dipikir-pikir memang menyakitkan karena telah dikhianati dua kali. Tapi di sisi lain aku merasa sudah melakukan hal yang tepat karena memberi kesempatan untuk seseorang bukan hal yang buruk." Mega tersenyum. "Aku merasa s

  • Suamiku Simpanan Tante-tante    Bab 116

    Bab 116Apakah Menyesal?Retno diantar pulang oleh Hilda dan Ari sedangkan Mega dan Saleh pulang ke rumahnya. Hal ini mengenai rumah tangga sepasang suami istri itu yang harus diselesaikan secara pribadi.Saat ini Retno Hilda berada di mobil Ari. Sambil menyetir lelaki itu bertanya, "Kapan kamu memanggil Mega? Kamu bilang nggak mau ngasih tahu dia lebih dulu."Hilda tampak murung, dia juga tidak menyangka bahwa dugaannya selama ini memang benar. "Aku cuma nggak mau Mbak Mega tahu dari orang lain, aku harus ngasih tahu dia karena dia yang paling berhak tahu tentang kelakuan suaminya." Dia melirik ke arah jok belakang di mana Retno berada. "Retno, aku minta maaf karena membiarkanmu menutup toko sendirian.""Ini bukan salah Mbak Hilda, kok. Lagian berkat mbak Hilda juga aku bisa selamat. Mas Ari saya benar-benar berterima kasih atas bantuannya yang tadi." Sekarang kondisi Retno jauh lebih membaik dia, tidak terlihat gemetaran seperti beberapa waktu yang lalu."Besok mungkin toko akan tut

  • Suamiku Simpanan Tante-tante    Bab 115

    Bab 115Tak Bisa BerkutikRetno bingung harus berkata apa. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa akan mendapatkan tawaran makan malam bersama dari Saleh. Dia masih pada dirimu waktu di depan pintu toko sebelum akhirnya tiba-tiba Saleh menarik tangannya. "Pak Saleh?! Apa yang Anda lakukan?" Dia mulai jadi takut sekarang dia melihat ke sekeliling mencoba untuk mencari pertolongan.Namun, entah mengapa mendadak suasana menjadi sepi dan orang-orang tidak peduli kepadanya. Retno mencoba untuk melepaskan diri dari genggaman Saleh tetapi lelaki itu justru semakin mengeratkan pegangannya."Pak Saleh, Apa yang anda lakukan?! Tolong lepaskan saya segera!" Ratna sedikit berteriak, tetapi dia justru mendatan4g berarti karena langkah lelaki itu demikian. Saleh menoleh dan menatap Retno dengan sorot mata tajam. "Ikut saja denganku atau kamu akan tahu akibatnya!""Tapi mau ke mana, Pak?! Saya harus segera pulang karena ibu pasti sedang menunggu saya."Retno masih berusaha untuk melepaskan diri s

  • Suamiku Simpanan Tante-tante    Bab 114

    Bab 114Saat ini saya sedang berada di toko titik dia melihat karyawannya yaitu Retno dan Hilda yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Semenjak dirinya menjadi pemilik toko edelweis kegiatan yang Saleh lakukan tidak jauh-jauh dengan mengamati memperhatikan sedangkan hampir keseluruhan mengenai barang produk dan pengeluaran serta pendapatan masing-masing mendapat bagiannya.Saat itu juga, Saleh merasa benar-benar menjadi seorang usahawan yang sukses. Berbeda saat Mega yang menjadi pemilik toko itu, wanita tersebut tidak bisa membiarkan tubuhnya berada dalam keadaan santai. Bagi kedua karyawan di toko edelweis, sikap Saleh yang seperti itu sudah menjadi kebiasaan bagi mereka dan tidak perlu mempermasalahkannya karena memang karyawan yang harus bekerja."Retno," panggil saya ketika Si empunya nama sedang menata letak manekin yang digantung di tembok.Retno menjatuhkan pandangannya seraya menurunkan tongkat yang sedang dia pegang. "Ada apa Pak?""Bisa ikut saya ke ruang staf s

  • Suamiku Simpanan Tante-tante    Bab 113

    Bab 113Mega tidak mengajak Saleh bicara lagi setelah pertengkaran beberapa menit yang lalu. Saat ini dirinya masih berada di ruang tamu sedangkan Saleh sudah masuk ke dalam kamar. Setidaknya, Saleh tidak keluar lagi malam ini seperti malam-malam sebelumnya.Wanita itu sedang merenungkan, berpikir tentang apa yang kemungkinan terjadi pada suaminya itu sampai bisa marah besar dan memintanya agar pergi dari hadapan Mega merasa sakit hati, terluka dan tercabik-cabik namun dia juga berpikir bahwa mungkin saja terjadi sesuatu hal yang buruk saat Saleh berada di luar dan hal yang memungkinkan bagi lelaki tersebut melepaskan emosi ketika berhadapan dengan sang istri.Karena hal itulah Mega mencoba untuk mengerti dan memaafkan Saleh sekali lagi.Setelah cukup lama dia berada di ruang tamu sambil menunggu Anda harus suaminya tertidur terlebih dahulu, dia beranjak dari sana dan menuju ke kamar. Saat itu juga dia baru tersadar ada pakaian yang teronggok di lantai dan itu terlihat asing di matany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status