Home / Romansa / Suamiku Ternyata Bukan Suamiku / Bab 5. Kilasan masa lalu

Share

Bab 5. Kilasan masa lalu

Author: Miarosa
last update Last Updated: 2023-03-19 12:49:13

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari Tuan Joseph, Nyonya. Kami akan segera menghubungi Anda atau Nyonya Ariana, jika ada kabar tentang Tuan Joseph."

Ucapan diplomatis itu membuat Juliana terdiam. Itu tandanya, pihak kepolisian juga tidak tahu dan tak berani berasumsi.

Setelah polisi itu pergi, tangis Juliana pecah. Dia bahkan hampir terduduk di tanah kalau saja Reina dan Ariana tidak menahannya.

"Sabar, Kak. Jangan seperti ini! Kamu harus kuat. Ingat kita masih punya harapan. Bisa saja Joseph diselamatkan oleh orang lain," ucap Reina berusaha menenangkan Juliana.

Ariana yang sedari tadi berdiri pun merasa sedih melihat menantunya yang terpuruk seperti ini. Sungguh dia bisa melihat ketulusan dan rasa sayang Juliana pada anak tirinya. Wanita paruh baya itu pun langsung memeluk Juliana. Dia mengusap punggung menantunya agar bisa tenang.

"Ibu tahu apa yang kamu rasakan saat ini, tetapi ingatlah kalau kamu harus tegar. Kita berdoa saja semoga Joseph selamat."

Mendengar perkataan Reina dan Ariana, tangisan Juliana sedikit berkurang menyisakan isakan juga sesenggukan.

"Terima kasih, Bu. Maaf, aku malah seperti ini," ujar Juliana merasa tak enak hati. Rasa sedihnya tidak bisa dibendung lagi sampai akhirnya Juliana menangis seperti ini.

Ariana tersenyum sembari mengelus kepala menantunya. "Tidak apa-apa, Sayang. Ini hal yang wajar. Sebaiknya kamu tenangkan diri dulu," cetus Ariana yang langsung diangguki oleh Juliana.

Juliana pun pamit untuk istirahat diantar oleh Reina. Hari ini begitu melelahkan untuk semua orang. Mereka lagi-lagi hanya berharap semoga Joseph segera ditemukan.

***

Terdengar napas teratur dari Juliana, artinya wanita itu sudah terlelap. Reina yang melihatnya pun bisa bernapas lega. Setidaknya Juliana bisa beristirahat sejenak menghadapi masalah ini.

Kesempatan itu digunakan oleh Reina untuk menghubungi Diego. Tidak butuh lama sampai pria paruh baya itu menerima telepon dari Reina.

Awalnya mereka saling bertukar kabar. Diego sangat mengkhawatirkan keadaan kedua putrinya, terutama Juliana.

"Ayah harus tenang. Jangan terlalu mengkhawatirkan Kakak. Aku akan menjaga Kakak dengan baik," ujar Reina berusaha menenangkan ayahnya.

Reina tidak mungkin jujur tentang Juliana yang terpuruk, karena mendapat kabar dari polisi. Sekarang sebaiknya Diego tahu yang baik-baiknya dulu. Kalau Joseph sudah ditemukan barulah Reina akan menceritakan semuanya.

"Apa kamu serius, Reina?" Sang Ayah tampaknya tidak percaya begitu saja. Mungkin karena belum ada kejelasan tentang keluarga Joseph.

"Aku lebih dari serius, Ayah. Lagipula Kakak sangat diterima sebagai menantu di rumah megah ini. Ibunya Joseph begitu baik pada kami, jadi apalagi yang Ayah khawatirkan?" tanya Reina dengan nada semangat.

"Syukurlah, Ayah jadi tenang mendengarnya, lalu bagaimana dengan perkembangan kabar Joseph?" tanya Diego ikut penasaran dan khawatir.

Pria paruh baya itu berharap kalau usaha Juliana untuk mendapatkan informasi tentang Joseph bisa membuahkan hasil. Melihat anak sulungnya terpuruk dan rela pergi mencari Joseph membuat hati Diego sedih. Dia tidak tega dengan keadaan Juliana. Diego juga menyesal tidak bisa membantu apa-apa.

"Polisi sudah menemukan puing-puing helikopter itu, Ayah, tapi Joseph tidak ada di tempat kejadian."

"Ya Tuhan."

Diego kaget mendengar kabar itu, tapi Reina menenangkan ayahnya dan berkata semua akan membaik, karena polisi masih berusaha mencari Joseph. Mendengar pernyataan anaknya, Diego bisa bernapas lega. Setidaknya kedua anaknya baik-baik saja di sana. Setelah tidak ada yang dibicarakan lagi, Reina pun memutus panggilan dengan Diego.

***

Sementara itu di tempat lain, Lena yang mendengar berita kecelakaan Joseph pun langsung bergegas ke kediaman Ariana. Dia baru saja datang dari Eropa, tapi malah mendapatkan kabar buruk seperti ini. Dia harus tahu bagaimana keadaan Joseph sekarang.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Ariana bingung.

Ariana sungguh tidak percaya kalau mantan kekasih anak tirinya itu tiba-tiba saja datang ke rumah menanyakan kabar anaknya yang belum ditemukan.

"Apakah benar Joseph mengalami kecelakaan dan belum ditemukan?" tanya Lena dengan wajah penasaran bercampur khawatir.

Ariana tidak langsung menjawab melainkan menatap Lena dengan menyelidik. Sungguh dia tidak menyangka dengan kedatangan Lena. Harusnya wanita itu tidak datang ke sini, karena bertanya tentang Joseph setelah memutuskan secara sepihak.

"Nyonya Ariana?" tanya Lena membuat Ariana tersadar dari lamunannya.

"Iya, Joseph memang kecelakaan dan sampai sekarang belum ditemukan," jawab Ariana membuat Lena syok sampai dia menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Ini adalah kabar yang membuat Lena kaget berkali-kali lipat. Padahal dia berharap Joseph baik-baik saja. Kepulangannya dari Eropa pun tidak lain untuk bertemu Joseph dan meminta maaf atas keputusannya yang meninggalkan pria itu hanya untuk sebuah pekerjaan, namun yang terjadi malah membuat Lena merasa sangat menyesal. Ekspresi sedih begitu kentara di wajah Lena. Melihat itu Ariana pun merasa kalau Lena masih menyimpan perasaan pada anak tirinya.

Hanya saja Ariana tetap tidak setuju dengan keputusan yang diambil Lena, karena malah memutuskan Joseph. Jikalau urusan pekerjaan harusnya mereka membicarakan semua itu secara baik-baik bukan malah mengambil keputusan secara sepihak. Itu yang Ariana pikirkan, namun semua sudah terjadi, karena keputusan Lena, Joseph pun mengalami patah hati.

"Apakah Joseph bisa ditemukan?" tanya Lena malah semakin penasaran dan khawatir.

"Aku harap juga begitu, tapi polisi sedang mengupayakannya."

Sebenarnya Ariana merasa tak enak hati kalau menceritakan tentang Joseph pada Lena mengingat Joseph sudah beristri, akan tetapi melihat gelagat Lena yang masih peduli pada Joseph membuat Ariana tidak tega kalau memperlakukan wanita itu dengan buruk, jadi Ariana berusaha bersikap biasa saja dan memberikan informasi seadanya pada Lena.

"Aku benar-benar kaget mendengar kabar ini. Kupikir Joseph baik-baik saja, tapi ternyata ...." Lena tidak melanjutkan perkataannya dan menahan diri, karena masih syok dengan berita ini.

"Aku juga kaget. Masih tidak percaya kalau Joseph mengalami kejadian nahas ini, tapi Lena kenapa kamu sudah kembali? Bukankah kamu di Eropa?" tanya Ariana menyelidik.

Lena kaget mendengar pertanyaan Ariana. Dia malu mengingat dirinyalah yang memutuskan hubungan secara sepihak dengan Joseph.

"Oh, itu. Kebetulan pekerjaanku sudah selesai dan ingin menemui Joseph, tapi malah seperti ini," jawab Lena dengan wajah murung.

Ariana tidak tahu harus bereaksi seperti apa, karena kedatangan Lena terlalu mendadak.

"Bolehkan aku menginap satu hari di sini?" tanya Lena dengan wajah sendu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Ban 106. Epilog. TAMAT.

    Setahun telah berlalu sejak kepergian Lena, tetapi kenangannya masih melekat di hati mereka, tersimpan dalam setiap sudut rumah dan dalam setiap langkah kecil Clarie. Meskipun duka itu tidak benar-benar hilang, waktu telah mengajarkan mereka bahwa cinta dan kebahagiaan bisa kembali ditemukan, bahkan setelah kehilangan yang menyakitkan.Joseph dan Juliana tidak terburu-buru. Mereka membangun kembali hubungan mereka dengan penuh kesabaran, memberi ruang bagi luka-luka lama untuk benar-benar pulih. Tidak ada janji yang diucapkan dengan tergesa-gesa, tidak ada keputusan yang diambil tanpa pertimbangan. Mereka memilih untuk saling mengenal kembali bukan sebagai dua orang yang memiliki masa lalu yang pahit, tetapi sebagai dua hati yang akhirnya mengerti betapa berartinya satu sama lain.Clarie tumbuh menjadi gadis kecil yang ceria, meskipun masih sering menatap ke luar jendela, seolah menunggu ibunya kembali. Namun, dalam pelukan hangat Joseph dan Juliana, ia menemukan tempat yang aman, tem

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 105. Pengorbanan terakhir

    Mobil Joseph melaju kencang menuju lokasi. Lena, Ariana, dan Juliana duduk dengan tegang di dalam mobil, perasaan mereka bercampur antara cemas, marah, dan takut. Begitu mereka tiba, pemandangan di depan mereka membuat jantung mereka berdegup lebih kencang.Sebuah rumah tua berdiri di pinggiran kota, tampak gelap dan sepi. Catnya sudah mengelupas, jendelanya tertutup rapat, dan pagar kayunya sudah lapuk dimakan usia. Rumah itu tampak seperti sudah lama tidak dihuni, tetapi semua orang tahu bahwa di sanalah Damian bersembunyi bersama Clarie.Di sekitar rumah, polisi sudah bersiap dengan senjata terangkat, mengenakan rompi anti-peluru. Lampu-lampu kendaraan polisi menyala, menerangi malam yang mencekam.Seorang petugas mendekati Joseph dan berbicara dengan suara rendah."Kami sudah mengepung rumah ini dari semua sisi. Tim kami sudah memastikan bahwa tidak ada jalan keluar bagi Damian. Kami hanya menunggu perintah untuk masuk."Joseph mengepalkan tangannya. "Lakukan!"Kapten polisi menga

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 104. Pertaruhan terakhir

    Suasana di dalam mobil terasa berat. Lena duduk di kursi penumpang, jemarinya mencengkeram erat ponselnya, matanya kosong menatap jalanan malam yang sepi.Di belakang kemudi, Joseph mengendarai mobil dengan rahang mengatup. Napasnya berat, tangannya mencengkeram setir seolah itu satu-satunya hal yang bisa menjaga amarahnya tetap terkendali.Ariana dan Juliana duduk di kursi belakang, sama tegangnya. Semua orang tahu bahwa mereka sedang berpacu dengan waktu.Saat itulah ponsel Lena berdering. Nada deringnya memecah keheningan, membuat semua orang tersentak. Lena langsung meraih ponsel, melihat nama di layar.Damian.Darah Lena berdesir. Ia menekan tombol jawab dan langsung menempelkan ponsel ke telinganya."Damian! Di mana Clarie?!" serunya panik.Suara tawa rendah terdengar dari seberang sana, mengirimkan getaran tak nyaman ke dalam tulang belakang Lena."Tenanglah, Sayang," kata Damian dengan nada mengejek. "Clarie baik-baik saja. Untuk saat ini."Tangan Lena mengepal, matanya berkil

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 103. Siapa yang akan menang dalam permainan

    Suasana di dalam mobil terasa berat. Lena duduk di kursi penumpang, jemarinya mencengkeram erat ponselnya, matanya kosong menatap jalanan malam yang sepi. Di belakang kemudi, Joseph mengendarai mobil dengan rahang mengatup. Napasnya berat, tangannya mencengkeram setir seolah itu satu-satunya hal yang bisa menjaga amarahnya tetap terkendali. Ariana dan Juliana duduk di kursi belakang, sama tegangnya. Semua orang tahu bahwa mereka sedang berpacu dengan waktu. Saat itulah ponsel Lena berdering. Nada deringnya memecah keheningan, membuat semua orang tersentak. Lena langsung meraih ponsel, melihat nama di layar. Damian. Darah Lena berdesir. Ia menekan tombol jawab dan langsung menempelkan ponsel ke telinganya. "Damian! Di mana Clarie?!" serunya panik. Suara tawa rendah terdengar dari seberang sana, mengirimkan getaran tak nyaman ke dalam tulang belakang Lena. "Tenanglah, Sayang!" kata Damian dengan nada mengejek. "Clarie baik-baik saja untuk saat ini." Tangan Lena mengepal, matan

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 102. Mencari petunjuk

    Telepon dari Juliana masih menggema di kepala Joseph saat ia menekan pedal gas lebih dalam. Mobilnya melaju dengan kecepatan gila, membelah jalanan kota yang mulai diselimuti gelapnya malam. Tangannya mencengkeram setir erat, rahangnya mengatup keras menahan gejolak emosi yang siap meledak.Clarie diculik.Pikiran itu terus menggerogoti benaknya.Putrinya, gadis kecil yang begitu ia cintai, kini berada di tangan seseorang yang entah siapa dan dengan niat apa.Siapa pun yang berani menyentuh Clarie tidak akan dibiarkan hidup dengan tenang.Joseph hampir tidak bisa berpikir jernih. Bayangan Clarie menangis, ketakutan, mungkin memanggil namanya dalam keputusasaan, membuat dadanya seperti terbakar.Sial!Tangannya gemetar saat ia menekan panggilan ke Lena. Nada sambung berbunyi. Sekali. Dua kali.“Halo?”Suara Lena terdengar malas, seolah tidak ingin berbicara dengannya.Joseph tidak peduli.“Clarie diculik.”Hening.“Apa?” Suara Lena nyaris tidak terdengar, penuh keterkejutan dan ketidak

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 101. Berita darurat?

    Keesokan paginya, mentari bersinar terang, menerangi halaman sekolah Clarie dengan cahaya hangat. Anak-anak berlarian riang, beberapa duduk di bangku taman, dan yang lain bercengkerama dengan teman-teman mereka. Suasana tampak begitu biasa, begitu normal tidak ada yang menyangka bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi hari itu.Di sudut area parkir, seorang pria berdiri dengan kacamata hitam dan topi yang menutupi sebagian besar wajahnya. Damian.Matanya tajam mengamati gerak-gerik Clarie dari kejauhan. Gadis kecil itu tampak ceria, berbincang dengan teman-temannya sebelum masuk ke dalam kelas."Jadi, dia anakku," gumam Damian pelan, nyaris tanpa emosi.Tapi di balik kata-katanya yang datar, ada ambisi besar dalam hatinya. Ia tak peduli siapa yang membesarkan Clarie selama ini. Yang jelas, ia adalah ayah biologisnya, dan itu berarti Clarie seharusnya menjadi miliknya.Damian mengencangkan jaketnya, menyembunyikan kegelisahan yang mulai menguar. Ini bukan sekadar soal ingin mendapatkan C

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status