Share

Bab 4. Informasi Baru

Juliana kaget mendengar pertanyaan Ariana.

Dia pikir, ibu tiri Joseph itu tidak tertarik dengan perjalanan kisah cinta mereka, tetapi ternyata di luar dugaan.

"Aku bertemu dengan Joseph di Italia. Dia menolongku saat aku hampir tenggelam di kanal. Pertemuan itu mengalir begitu saja sampai akhirnya kami bisa menikah seperti ini," terang Juliana dengan wajah berseri. Dia tampak sedang mengenang masa-masa itu. 

Ariana melihat ekspresi yang berbeda dari Juliana. Padahal sedari datang, wanita itu tampak murung dan sedih, tetapi saat ditanya tentang perjalanan cinta mereka, Juliana kontan berubah.

"Manis sekali. Sepertinya, Joseph memperlakukanmu dengan sangat baik, ya?" tanya Ariana lagi yang langsung diangguki oleh Juliana.

"Dia pria baik dan sopan. Mungkin itulah alasanku tertarik padanya," ungkap Juliana kembali mengenang.

Ariana menghela napas panjang. "Ya, Joseph memang sedang ada di Italia untuk perjalanan bisnis sebelum kecelakaan ini terjadi."

Wajah Juliana yang sebelumnya berseri pun langsung muram. Dia kembali ditampar akan kenyataan yang terjadi saat ini.

"Tapi apa kamu tahu aku senang karena Joseph bisa melupakan Lena."

Juliana langsung menoleh pada Ariana. Wanita itu menautkan kedua alisnya bertanda kalau dirinya bingung dengan ucapan Ariana barusan.

"Lena?" tanya Juliana pelan.

Ariana mengangguk pelan, lalu barulah menjawab pertanyaan Juliana. "Iya, Lena itu mantan kekasihnya Joseph. Saya pikir dia tidak bisa move on dari Lena, karena semenjak putus dengan Lena, Joseph tidak menjalin hubungan dengan wanita manapun. Saya mengkhawatirkan itu," papar Ariana membuat Juliana tertegun.

Dia seperti mendapat kado kejutan yang luar biasa. Satu lagi fakta tentang Joseph yang baru Juliana ketahui. Juliana jadi bertanya-tanya, apalagi rahasia yang Joseph sembunyikan darinya?

Mendengar ini semua, Juliana merasa sakit dan rindu bersamaan. Dia tak tahu harus bereaksi seperti apa, karena semua ini begitu mengejutkan hingga yang Juliana lakukan hanyalah diam.

Ariana hendak melanjutkan ceritanya, tapi tertahan karena tiba-tiba seorang pelayan datang dan menyodorkan telepon padanya.

"Siapa?"

"Pihak Kepolisian, Nyonya."

Mendengar ucapan sang pelayan, seketika tubuh Juliana menegang. Begitu juga, dengan Ariana. Wanita paruh baya itu menghela napas sejenak sebelum menerima telepon dari polisi.

"Ya dengan saya sendiri." 

Ariana melirik pada Juliana saat mendapat pertanyaan dari pihak polisi. Sekarang dia tampak serius mendengarkan penjelasan polisi. Sampai akhir pembicaraan di telepon itu, wajah Ariana malah terlihat syok.

Juliana jadi ikut tegang melihat gelagat mertuanya. Dia pun langsung mengajukan pertanyaan tentang apa yang terjadi.

"Polisi bilang mereka menemukan helikopter yang membawa Joseph."

"Apa?" 

Juliana langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan. Takut, cemas, dan perasaan gundah mulai bermunculan di hati Juliana. Berbagai pemikiran buruk pun singgah tanpa diminta. Dia berusaha untuk tenang, tapi tidak bisa.

"Ya Tuhan bagaimana keadaan Joseph?" gumam Juliana khawatir.

Ariana dapat merasakan ketakutan dari menantunya. Dia pun berharap kalau Joseph masih bisa diselamatkan.

"Tenanglah, Juliana! Ini baru kabar sebagian. Sebentar lagi, polisi akan datang ke sini. Sebaiknya kita bergegas," ujar Ariana yang langsung diangguki oleh Juliana.

Dengan cepat Juliana memanggil Reina untuk menyudahi aktivitasnya berenang. Mereka pun bergegas pergi untuk menunggu kedatangan polisi.

Juliana mulai tidak karuan. Dia berharap apapun kabar yang akan diterimanya semoga dirinya siap.

****

Selang beberapa menit, polisi yang ditunggu-tunggu pun datang.

Ariana, Juliana, dan Reina sudah tidak sabar mendengar kabar tentang Joseph. Tanpa menunggu lama pihak polisi yang datang pun memberitahukan apa yang mereka temukan di tempat kejadian perkara.

"Helikopter yang ditumpangi Tuan Joseph ada di perkebunan gandum dalam keadaan hancur dan terbakar."

Tiga wanita yang mendengar kabar itu pun terperanjat kaget, bahkan wajah Juliana saat ini langsung memucat. Suara semua orang seolah menjauh dan yang terdengar hanyalah keterangan polisi itu.

"Apa benar yang Anda katakan, Pak?" tanya Ariana merasa tidak percaya.

Polisi itu mengangguk pasti. Dia juga menyodorkan foto puing-puing helikopter itu pada Ariana sampai tangan wanita paruh baya itu bergetar memegangnya. 

Ariana tak tahu harus berkata apa. Begitu juga dengan Juliana.

Wanita itu hampir saja ambruk kalau tidak ditahan oleh Reina.

"Kak, tolong jangan seperti ini. Kita dengarkan dulu penjelasan polisi sampai selesai," ucap Reina berusaha menguatkan kakaknya.

Juliana lantas memejamkan matanya.

"Pilot yang membawa helikopter itu ditemukan tewas, tapi kami tidak mendapati Tuan Joseph di sekitar helikopter itu."

Deg!

Juliana langsung menangis. "Mak--maksud Anda apa, Pak?"

"Ada kemungkinan Tuan Joseph keluar dari helikopter sebelum terbakar," lanjut polisi tersebut.

Juliana mendengar keterangan lanjut dari polisi dengan gamang.

Dunianya benar-benar ambruk. Dia hanya mampu terduduk lemas di sofa dengan derai air mata yang tanpa suara.

Melihat kakaknya seperti ini, Reina sangat hancur. Padahal tadi Juliana sudah agak tenang, tetapi kabar yang datang malah semakin menghancurkan kakaknya.

Tak berbeda jauh dengan Juliana, Ariana pun tampak syok. Hanya saja, dia bisa mengendalikan diri agar tetap sadar.

"Apa kalian sudah mencarinya di sekitar tempat kecelakaan?" tanya Ariana masih tidak percaya.

Polisi itu menggelengkan kepala. "Tidak ada, Nyonya, bahkan kami sudah menyisir tempat itu, tapi tidak ditemukan Tuan Joseph."

Ariana memegangi dadanya, sesak mendengar kabar duka ini. Kalau Joseph meninggal harusnya ada jasadnya di sana, akan tetapi Joseph malah hilang tanpa jejak dan malah membuat Juliana dan Ariana semakin cemas. Bila dia terluka tanpa ada yang mengobati, itu akan lebih menyiksa.

"Pak, tolong cari anak saya sampai ketemu! Apa pun yang terjadi dan apa pun yang kalian butuhkan akan kami sediakan terpenting Joseph bisa ditemukan," ujar Ariana pada pihak kepolisian.

"Tentu, Nyonya. Kami akan lakukan tugas kami sebaik mungkin. Pencarian akan kami lakukan lebih lanjut. Jika Nyonya punya kabar tentang Tuan Joseph, kami harap kalian segera menghubungi kami," ucap polisi yang langsung diangguki oleh Ariana.

Setelah itu, pihak polisi pun pamit untuk pergi. Sekarang tinggal Juliana yang masih terpuruk dengan kabar ini.

Juliana memang menangis, tapi wanita itu tidak mengeluarkan isakan sama sekali. Ini artinya dia memang merasa sakit, karena kabar yang diterimanya begitu menyesakkan dada.

"Juliana, tenanglah! Masih ada harapan kalau Joseph masih hidup," ujar Ariana.

Ariana berusaha menenangkan Juliana. Dia paham apa yang dirasakan oleh menantunya itu. Tidak mudah menerima kenyataan apalagi tentang orang terkasih dan tercinta, tetapi kalau tidak tegar maka diri sendiri yang akan hancur.

"Benar. Kakak tidak boleh putus harapan. Sebelum jasad Joseph ditemukan, itu artinya dia masih hidup," papar Reina yang langsung mendapat tanggapan dari Juliana.

Juliana merasa apa yang dikatakan Reina benar. Dia harus yakin kalau Joseph masih hidup.

"Pak, tunggu!"

Juliana yang tadi terduduk lemah di sofa tiba-tiba saja mengejar langkah polisi. Untung saja dari rumah ke tempat mobil polisi itu cukup jauh, jadi Juliana bisa mengejar mereka.

"Pak, apakah kemungkinan suami saya selamat itu masih ada?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status