..Aila melongo mendengar si selebriti yang Aila lupa namanya itu seenaknya sendiri mengatainya, apa bedanya dia dengan pegawai yang sebelumnya jika begini?Alex sudah ingin membuka mulutnya untuk menyerang si selebriti, tapi Aila dengan cepat memberinya kode untuk diam saja.“Jadi karena mbaknya itu lebih terkenal dan lebih cantik, jadi saya gak boleh beli baju mahal? Saya sudah memilih gaun itu duluan dan akan segera saya bayar setelah mencobanya, mbak bisa milih yang lain yang jauh lebih mewah dan mahal, tidak perlu gaun saya juga kan mbak?”PLAK!Aila sangat terkejut, padahal ucapan Aila itu sudah sangat sopan, juga lembut nadanya, tapi si seleb langsung menamparnya begitu saja. Aila pun menatap si seleb dengan tatapan tidak percaya.“Kamu berani banget ya? Mana manggil mbak lagi, emang aku pembantu apa? Gak sopan banget, kamu mau aku laporin, hah?”“Ya udah kalo gak suka dipanggil dengan sopan, ku panggil buk aja mau? Lagian mbak itu –”“Siapa yang nyuruh kamu bantah ucapanku si
..Perasaan aneh menganggu Aila, dia merasa ada seseorang yang naik ke atas tubuhnya, jadi mau tak mau dia mengalahkan kantuk dan membuka matanya.“Alex?” gumam Aila, dia masih belum percaya jika Alex merangkak diatas tubuhnya. Penampilan Alex begitu kacau, rambutnya berantakan, bath robe yang dia kenakan juga berantakan, menampilkan tubuh atasnya yang sempurna.Alex terlihat sangat tampan, sepertinya Aila sedang bermimpi saat itu.Tidak ada yang bisa menjelaskan kejadian itu selain mimpi.“Aila... kamu cantik sekali, sayang....” suara berat Alex masuk ke dalam pendengaran Aila, terdengar begitu seksi, membuat Aila merasa tenang sekaligus merinding. Merindingnya itu seperti hal yang menyenangkan.Ini jelas hanya mimpi, iya kan?Aila kebingungan saat Alex mengulurkan tangan besarnya untuk membelai pipinya, kemudian bibirnya.“Alex, kamu kenapa?” tanya Aila.Alex merendahkan tubuhnya, lalu menghirup aroma wangi lembut parfum yang Aila kenakan di lehernya.Aila merinding saat bibir ding
..“Kita akan naik kereta, tidak masalah kan? biar ku bayarkan tiketnya” ucap Alex.Saat itu Aila melamun, dia hanya mengangguk saja, tidak menanggapi ucapan Alex. Tadinya Alex mengatakan untuk naik pesawat, tapi Aila tidak mau, dia bilang pesawat sangat mahal. Jadi Alex berinisiatif memesan tiket kereta api. Jelas tiket yang mahal, karena mendapatkan tiket kereta api dalam waku dekat itu sulit sekali.Alex tidak akan mengatakan harganya, agar Aila tidak tertekan. Lebih dari seratus ribu saja Aila bilang mahal.Alex pun duduk berjongkok di depan Aila, kemudian meraih tangan Aila, “Aila, jangan begini... aku tahu kamu sedih, tapi jika kamu sampai tidak mau makan, mantan ayah mertuamu itu pasti marah jika tahu, dia sangat menyayangimu, dia akan sedih kalau kamu jadi sakit kan?” ucap Alex.Aila melepaskan tangan kanannya dari genggaman tangan Alex, kemudian menghapus airmatanya yang tiba-tiba keluar tanpa bisa dibendung.“Maaf, aku gak nafsu makan aja, Lex.”Alex pun menangkup pipi Aila
..“Nina, jangan merekam!” ucap Aila kesal.Nina menyeringai dan itu terlihat sangat menyebalkan, “siapa yang rekam? Aku melakukan live kok, Aila, sapa penggemarmu, katanya kamu makin cantik aja setelah turun berat badan!”Aila mengernyitkan dahinya, rupanya Nina memanfaatkan berita viral tentang Aila, Rendi, Sari dan Alex hingga dia mendapatkan banyak pengikut. Anehnya, Sari tidak masalah meski masalahnya diekspos oleh temannya.Mereka memang aneh.“Begini, Sari, maaf aku tidak bisa memanggilmu mama lagi karena aku sudah cerai dengan anak tirimu, sekarang yang tidak tahu diuntung siapa? Ayahnya Rendi memungutmu dari kemiskinan dan menikahimu, hingga kamu bisa hidup enak, lalu kamu seenaknya sendiri menggoda anak tirimu, mantan suamiku, kenapa kamu tidak memiliki malu, Sari? Apa mukamu sudah sangat tebal?” ucap Aila, dia kali ini berani karena dia sudah muak selalu ditindas oleh Sari atau Nina.Mungkin juga karena ada Alex, seseorang yang selalu bisa menguatkannya, jadi dia merasa me
..Aila menatap Alex cukup lama, menunggu jawaban dari bibir lelaki tampan tersebut.“Selama ini hidupku membosankan entah itu sebelum berpacaran dengan Stevi, setelah berpacaran atau pun setelah putus, rasanya hidupku begitu-begitu saja. sebenarnya orangtuaku kurang setuju aku menjadi dokter, karena mereka menginginkan aku yang meneruskan bisnis keluarga. Aku sebenarnya tidak masalah meneruskan bisnis keluarga, tapi – apa ya? Aku ingin mengejar sesuatu yang benar-benar ku inginkan.Jadi sat aku bersemangat untuk kuliah kedokteran, aku tidak peduli kata-kata orangtuaku, mereka pun akhirnya mendukungku, kemudian keluargaku juga memiliki rumah sakit, pas sekali ada aku yang menjadi dokter. Sekarang setelah bertahun-tahun, kesenangan itu perlahan sirna, aku mulai pada titik jenuh. Bukan karena sudah malas menjadi dokter, hanya saja aku butuh sesuatu yang baru, yang bisa menggerakkan hatiku.Kemudian aku menemukanmu, Aila. Pertama aku melihatmu saat mengantar yah mertuamu, ku pikir kamu
..“Nak Alex sudah pacaran belum sama Aila? Kalo belom, tante masih ada dua anak perempuan, anak laki-laki tante, adiknya Aila lagi kerja di luar kota.”“Mama! Jangan gitu ah, Aila sama Alex itu temenan aja kok” Aila buru-buru menyahuti ucapan ibunya. Aila dan Alex sudah sepakat untuk tidak mengatakan apapun tentang hubungan mereka.Lebih tepatnya, Aila yang mendesak Alex untuk tidak mengatakan apapun, hanya boleh bilang teman atau sahabat, tidak lebih dari itu. Alex pun mau saja setelah diancam.Padahal tujuan Alex mau menginap di rumah Aila untuk mendapat restu orangtuanya Aila, sepertinya akan susah jika Aila saja tidak mau terbuka.Tapi tidak apa, itu lebih baik daripada Alex ditolak.“Apa sih Aila, mama cuma suka aja sama nak Alex, dia ganteng, bule, dokter, baik lagi! Ah, kayaknya gak cocok sama Aila deh, ya kan pa? Cocoknya sama Anita, Anita ini masih SMA, cantik kan nak Alex? Kalo Aila sih udah gendut, janda, kamu pasti gak suka kan nak?”Sungguh, hati Aila sakit dihina seper
..Akhirnya Aila harus pergi lagi ke Jakarta. Bukannya terasa berat, tapi malah terasa sangat enteng. Bukan berarti Aila tidak menyayangi keluarganya, dia sayang, tapi mau bagaimana lagi, berada di rumah hanya membuat Aila merasa tertekan. Kalau pun berat mungkin Aila hanya berat pada ayahnya saja.Lagipula, Aila memiliki alasan untuk pergi ke Jakarta bersama Alex, yaitu pekerjaannya di rumah Sarah. Aila sudah menceritakan tentang pekerjaannya tersebut, ibunya jadi mendukung setelah tahu berapa gaji Aila.Diminta atau tidak, sebenarnya Aila sering mengirimkan pada ibunya, agar bisa membantu, meski tidak banyak. Meski ucapan ibunya menyakitkan, tetap saja ibunya adalah ibu yang melahirkannya. Aila memilih untuk mengalah.Aila dan Alex kali ini berangkat menggunakan pesawat, agar lebih cepat. Itu karena Alex mendapatkan pesan dari keluarganya, jika ada acara dan penyelenggara acara adalah keluarga besar Alex.Yang pasti acaranya semacam pesta, mereka mengadakannya di sekitar PIK. Kelua
..“Hai, kita bertemu lagi, kebetulan sekali ya?” ucap lelaki itu, Aila bahkan tidak tahu namanya, dia juga pasti belum tahu nama Aila.“Kamu siapa?” tanya Alex dengan nada ketus.“Hanya tetangga, apartemenku di sebelah sana, dan aku hanya ingin berterimakasih pada Aila” ucap pria itu.Aila menoleh pada pria itu, dari mana dia mengetahui nama Aila?Lalu – apartemen lelaki itu adalah apartemen yang bukan kaleng-kaleng, sangat besar dan mewah, untuk membeli satu apartemen termurah saja bisa sampai 20 miliar rupiah. Memang fasilitasnya nomor satu, belum lagi lokasinya memiliki pemandangan terbaik.Aila tidak iri kok, dia sudah bersyukur karena Alex mau menumpanginya apartemen kecil yang bagus. Meski menurut Aila itu apartemen masih mahal sekali. Bagaimana tidak, apartemen Aila itu jika dibeli sekitar 5 miliar rupiah.Entah kenapa, Aila jadi penasaran dengan apartemen lelaki itu, Aila berharap Alex bisa berteman dengan dia dan kemudian diajak ke apartemennya.Aila hanya penasaran, tidak