..“Hai, kita bertemu lagi, kebetulan sekali ya?” ucap lelaki itu, Aila bahkan tidak tahu namanya, dia juga pasti belum tahu nama Aila.“Kamu siapa?” tanya Alex dengan nada ketus.“Hanya tetangga, apartemenku di sebelah sana, dan aku hanya ingin berterimakasih pada Aila” ucap pria itu.Aila menoleh pada pria itu, dari mana dia mengetahui nama Aila?Lalu – apartemen lelaki itu adalah apartemen yang bukan kaleng-kaleng, sangat besar dan mewah, untuk membeli satu apartemen termurah saja bisa sampai 20 miliar rupiah. Memang fasilitasnya nomor satu, belum lagi lokasinya memiliki pemandangan terbaik.Aila tidak iri kok, dia sudah bersyukur karena Alex mau menumpanginya apartemen kecil yang bagus. Meski menurut Aila itu apartemen masih mahal sekali. Bagaimana tidak, apartemen Aila itu jika dibeli sekitar 5 miliar rupiah.Entah kenapa, Aila jadi penasaran dengan apartemen lelaki itu, Aila berharap Alex bisa berteman dengan dia dan kemudian diajak ke apartemennya.Aila hanya penasaran, tidak
..“Apartemenmu bagus juga ya?” ucap Ricky, dia membawakan sebagian belanjaan Aila, meletakkannya di atas meja di dapur.“Bukan apartemenku, aku dipinjami temanku” sahut Aila.“Apa dia lelaki yang waktu itu bersama denganmu?” tanya Ricky, dia duduk di kursi lalu menuangkan cola yang Aila keluarkan dari lemari pendingin ke dalam gelas bening kecil, kemudian meminumnya dengan cepat.“Benar, ini apartemen punya Alex” ucap Aila.Ricky mengangguk-angguk, “apa dia suamimu? Atau pacarmu?” tanya Ricky lagi.“Haha, bu-bukan kok...” Aila bingung harus mengatakan seperti apa, tapi karena ada kesepakatan untuk menyembunyikan hubungan itu, dia memilih untuk mengelaknya, tapi Aila merasa Alex akan marah.Ah, tidak lah, kenapa juga dia marah? Ricky kan tidak menyukai Aila.“Kalo bukan ya syukurlah...”“Kenapa syukur?”Ricky tertawa kecil, “gak apa-apa kok, hehe.”“Ricky mau makan siang disini? Kamu udah bayarin belanjaan dan bantuin aku, jadi paling enggak, aku ingin masakin kamu sesuatu” ucap Aila
..“Alex, ini mama kenalkan kamu dengan putri keluarga Kuncoro, namanya Delia, cantik, kan?”Alex menggerutu dalam hatinya, dia tidak suka saat ibunya mengenalkan seseorang padanya, dulu Stevi juga dikenalkan padanya, tapi ternyata Stevi tidak baik.Lalu sekarang perempuan mana lagi yang mama nya kenalkan?Delia memang kelihatannya cantik, langsing, modis, semua yang dia pakai terlihat mewah dan mahal, padahal dia mengenakan pakaian santai. Yah, kenyataannya baju santai itu memang satu potongnya seharga ratusan juta.Alex lebih suka tipe sederhana dan apa adanya seperti Aila, yang manis, tabah, perhatian dan mandiri. Bukannya perempuan yang hanya bisa memamerkan harta orangtuanya.“Kenapa aku lagi? Kenapa bukan dikenalkan pada kakak? Aku tidak mau dijodohkan dengan siapapun ma, dia bukan tipe ku” ucap Alex, setelah mengatakan itu dia melenggang pergi begitu saja.Dia menghormati orangtuanya, tapi bukan begitu juga caranya.“Alex! Kembali kamu, jangan gak sopan gitu sama Delia!”Tapi,
..“Aila!”Ricky mengejar Aila, yang sudah duduk di pinggiran pantai yang saat itu cukup sepi.Kemudian Ricky duduk di samping Aila.“Hey, kamu kenapa?”Aila menggeleng pelan, sambil mengusap aira mata yang entah kenapa keluar sendiri meski dia sudah menahannya.“Aku baik-baik aja kok.”“Enggak mungkin lah, masa nangis gini baik-baik aja sih?” Ricky meraih dagu Aila, lalu menghadapkan wajah Aila padanya.Pipi putih itu memerah, hidungnya pun memerah, Ricky tidak akan mengatakan jika Aila yang menangis itu lucu, nanti tersinggung lagi. Jadi, dia hanya tersenyum kecil, “kamu jelek kalo nangis, jadi jangan nangis ya? Biar tetep cantik” ucap Ricky.Aila pun menepis tangan Ricky, kemudian mengusap air mata dengan lengannya.“Mau main ke San Antonio Beach gak? Atau Cove at batavia PIK, atau Urban Farm, ada banyak tempat bagus disini, aku sendiri belum kesana, jadi lebih baik kita jelajahi saja, dari pada nangis kan?”Ricky kemudian berdiri, lalu mengulurkan tangannya.Aila berpikir sejenak
..Tempat yang Aila dan Ricky kunjungi menjual beberapa jajanan dan minuman enak, ada pula sopt-spot foto atau tempat nongkrong yang seru.Aila menatap tubuhnya yang terpantul di salah satu jendela kaca.Dia sudah lebih kurus, terakhir dia menimbang, beratnya sudah mencapai 55 kg. Aila juga rajin olah raga untuk membentuk ototnya dan juga membakar lemaknya.Namun, saat ini dia disuguhi beberapa jajanan yang menggiurkan, dia mulai tergoda.Menaikkan berat badan bagi Aila itu mudah, yang sulit adalah menurunkannya. Padahal Aila dan Alex sudah bekerja keras – ah, jika mengingat Alex, Aila kembali kesal.“Gimana? Kamu mau beli gak?” tanya Ricky, dia sudah lebih dulu membeli makanan enak. Gara-gara Ricky makan dengan lahap dan nikmat, Aila jadi tergiur.“Ak-aku... aku mau!”Ricky tersenyum, “gitu dong! Kamu cantik apa adanya, gak perlu diet lah, ayo pesen sekarang, atau aku pesenin aja?”Aila mengangguk “kamu pesenin aja ya, minta tolong.”Ricky tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk
..Stevi membawa Aila menuju tempat yang sepi, mereka hanya berjalan berputar-putar. Stevi membicarakan sesuatu yang kurang penting, Aila saja pusing karena pembicaraan Stevi itu berputar-putar.Awalnya dia membicarakan tentang Alex dan keluarganya yang sudah dekat dengannya, kemudian dia membicarakan hubungannya dengan Alex yang toxic. Stevi bilang, Alex itu kurang perhatian dengannya, Alex selalu meninggalkannya dan tidak pernah ada waktu untuknya. Kemudian saat Stevi pergi dengan teman cowok, tiba-tiba Alex datang dan menuduhnya.Kemudian setelah itu Stevi membicarakan tentang wanita yang bersama Alex di pesta, rupanya wanita itu anak dari teman ibunya Alex, sengaja ingin dijodohkan dengan Alex.Ucapan Stevi tersebut membuat Aila agak tenang, karena ternyata Alex memang terpaksa dengan wanita itu. Sepertinya Aila harus mendengarkan cerita Alex.Entah itu karena Aila sudah sangat menyukai Alex sampai mau memberikan kesempatan kedua, atau memang Aila saja yang kekanakan dan tiba-tib
..PLAK!Alex diam saja saat ibunya Aila menamparnya dengan keras, kemudian dihentikan oleh ayahnya Aila.“Ini pasti gara-gara kamu, Alex! Aku tahu putriku yang sudah jadi janda itu akan bermasalah jika dekat-dekat denganmu, jika sudah seperti ini kamu harus ganti rugi!” ucap ibunya Aila.“Cukup bu, Alex sudah membayar biaya rumah sakit Aila yang mahal itu, lagipula ini kecelakaan, tidak ada hubungannya dengan Alex” ayahnya Aila pun menyeret istrinya pergi meninggalkan Alex.Orangtua Aila cepat-cepat pergi ke Jakarta dengan bantuan Alex, jadi biaya pesawat dan hotelnya dibayarkan Alex. Meski sudah melakukan itu pun, ibunya Aila masih saja ingin memanfaatkan kesempatan itu untuk memoroti uang Alex. Jadi, ayahnya Aila yang malu pun akhirnya mengajak istrinya pergi dan meminta Alex untuk menjauh.Setelah orangtua Aila pergi, Alex mendekati ruangan Aila, memandang wanita yang sedang koma tersebut dengan tatapan sendu.“Aila, kapan kamu sadar? Maafkan aku yang tidak bisa menjagamu dengan
..Alex sangat frustrasi saat mengetahui Aila sudah siuman tapi dia dilarang mendekat sama sekali, mungkin nanti saat tidak ada orang, Alex akan menyelinap untuk menemui Aila. tapi, Alex sudah lega karena Aila telah bangun.Sementara itu Aila masih terapi bersama perawat, ditemani ibunya dan juga Lexi. Aila sebenarnya bingung kenapa mereka seolah-olah sangat peduli padanya, tapi dia tidak bisa berpikir terlalu keras. Dia sedang dalam masa pemulihan.Aila koma selama kira-kira dua belas hari, hampir dua minggu. Untungnya setelah diperiksa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, hanya saja keadaan Aila masih sangat lemah.Jadinya seharian itu Aila fokus memulihkan dirinya saja.Setelah ibunya dan Lexi pergi, Aila pun hanya diam merenung, sampai kemudian Ricky datang menemuinya. Ricky tidak berkata apapun, tiba-tiba saja langsung memeluk Aila. Ricky membawakan beberapa rotidan buah untuk Aila, dia takut Aila tidak bisa makan.“Kenapa tatapanmu seperti itu? Aku baik-baik saja Ricky, perawat