Jax’s POV Aku melangkah gontai keluar dari kediaman Jason, tak menyangka Ivanna akan menolak ikut denganku dan aku tak habis pikir akan pola pikirnya kali ini. Apakah ia memang dengan sengaja menghindariku karena terpengaruh segala doktrinase Jason? Apakah Jason mengatakan kalau aku dengan sengaja membuatnya berubah menjadi feral? ARGH! Aku melesat cepat dan tiba di laboratorium dalam hitungan menit, langsung berhadapan dengan Gabby dan Ayden yang berdiri di ambang pintu. Apakah mereka menantikan kepulanganku? “Hey, Jax. Kau tidak bersama Ivanna. Di mana dia?” tanya Ayden, tampak cemas dan sangat mengharapkan jawabanku. Sayangnya, aku sedang tidak ingin berbasa-basi dengan siapa pun, terlebih Ayden. Dia pastilah bersekongkol dengan Jason agar bisa mendapatkan Ivanna. Aku menghambur ke arah Ayden dan mengimpitnya di dinding dengan keras. Ia tercekat, memegangi tanganku agar melepaskan cengkeraman dari batang tenggoroknya.Mengapa ia tidak memberikan perlawanan? Dia juga seorang p
Ivanna’s POV Aku memintanya pergi. Bukan tanpa alasan, melainkan karena benar, aku memang lebih tepat berada di tempat ini dibanding bersama Jax. Sebaik apa pun Jax, aku tak boleh lengah, karena apa pun bisa terjadi. Aku sudah mempertimbangkannya, dan makhluk yang ada dalam tabung itu telah membuka mataku, bahwa pria yang kukagumi dan cintai selama ini bukanlah pria yang baik. Ia hanya terobsesi padaku dan aku tidak ingin melakukan kesalahan sekali lagi. “Makanlah dulu. Aku sengaja membuatkan ini untukmu.” Jason datang membawa sepotong steik setengah matang dengan darah yang masih meleleh. Ough, tidak! Aku ingin muntah melihat makanan itu.Persetan andaikan itu adalah makanan para vampir, tetapi kurasa Jax jauh lebih hebat dalam hal mempersiapkan makanan. Terlebih setelah ia mengetahui kehamilanku, ia pasti akan membuatkan makanan super lezat, bukan sekadar daging tanpa bumbu yang aromanya saja seperti bangkai. HOEK~! “Oh, maaf. Aku kelepasan, tetapi sungguh, aku tidak bermaksud m
Jax’s POV Aku Masih berada di sekitar wilayah kediaman Jason, berdiam di tempat tersembunyi agar tak ada seorang pun yang tahu keberadaanku, mengawasi dan menjaga Ivanna agar ia tetap aman. Saat Jason-tiba-tiba masuk ke kamar Ivanna bahkan tanpa menunggu dipersilakan, ingin rasanya aku kembali ke ruangan itu dan menjemput Ivanna dengan paksa. Dan Ivanna ... jika ia begitu menginginkanku, mengapa ia menolak kembali dan memilih untuk tetap berada di mansion bersama Jason? “Jax, apakah kau masih di sana?” tanya Ayden, melalui perangkat yang terpasang di telingaku. “Kau sudah berhasil membawa Ivanna?” “Belum. Aku masih mengawasinya. Jason seperti ayah yang posesif terhadap anak gadisnya. Apakah menurutmu Jason akan tahu kalau Ivanna sedang mengandung?” tanyaku, masih memusatkan perhatian ke arah kamar yang jendelanya masih terbuka.Mungkin Ivanna sengaja membiarkannya begitu saja, karena ingin aku untuk tetap mengawasinya. Jason juga tidak melakukan apa-apa terhadapnya. Namun, aku b
Jax's POV“Jax, apa yang kau lakukan?!” Ayden berdiri di depan pintu ruangan rahasia di mana kutemukan dua tubuh feral yang diawetkan. “Kau tidak boleh melakukan ini! Kau lupa, siapa yang telah membantu Ivanna kembali menjadi normal, huh?!” “Oh, aku sangat ingat itu, Ayden! Tapi aku tak bisa biarkan seorang musuh dalam selimut menyimpan tubuh kekasihku dari masa lalu. Bahkan banyak rahasia yang tidak kau ungkap padaku.” Aku melangkah mendekat pada pria yang masih bergeming di tempatnya sembari membentangkan tangan, menatapnya dengan kilat emosi yang bisa saja berubah menjadi ledakan jika dia tetap mengelak.Sarung tangan besi telah menyelubungi genggaman tanganku, bisa menghancurkan permukaan kaca yang ada di balik punggungnya. Ia tahu kalau dirinya kini berada dalam ancaman. Ia lantas menekan tombol di tangannya dan kuku besi mulai mencuat dari sana. “Aku tidak tahu setan apa yang merasukimu, Jax! Tapi kutegaskan sekali lagi, aku tidak pernah mengkhianatimu. Dan jika kau ingin mem
Ivanna’s POV Jason mengajakku berjalan menyusuri lorong di mansionnya lalu melewati jalan setapak yang membawa kami menuju ke taman yang mengelilingi sebuah danau. Aku tak pernah melihat tempat seindah ini sebelumnya. Jason menceritakan banyak hal yang tidak kumengerti, tentang kehidupan pertamaku, berapa lama ia menanti hari ini tiba, dan berbagai kisah ribuan tahu yang sama sekali tidak sesuai dengan pengetahuanku. Namun, agar terhindar dari masalah, aku memilih untuk menyimak, meski tidak semuanya mampu kuterima dengan akal sehat. Ia terus membicarakan tentang Ivanna di kehidupan pertama, seolah wanita itu begitu mencintainya. Aku tak ingat sama sekali apakah memang benar aku begitu mencintai pria ini, tapi itulah yang ia katakan sejak tadi. “Lalu apa hubungan Jax dengan ini semua—kalau aku boleh tahu?” tanyaku, yang artinya aku siap mendengar dongeng pengantar tidur yang mungkin akan ia tuturkan, atau justru sebaliknya—bisa saja cerita ini nantinya begitu menyeramkan bagiku hi
Jax’s POV Ivanna memaksa untuk melihat sendiri bukti bahwa Ayden memiliki tubuhnya di dua kehidupan lain. Aku tak tahu harus setuju atau justru sebaliknya. Terlebih setelah kutahu kalau Ivanna mengetahui masalah yang sama sekali tidak pernah kukatakan padanya, aku jadi mulai berspekulasi. “Jax, kau tahu, kan, tidak seharusnya Ivanna tahu mengenai kehidupannya di masa lalu—maksudku tubuh feralnya,” ujar Ayden, tampak jelas kalau ia menolak dan tak setuju dengan permintaan Ivanna.“Aku belum bisa memastikan apa yang akan terjadi jika mereka berada di dalam satu ruangan. Kau tahu aku seorang ilmuwan, tak percaya hal-hal yang berbau takhayul, tetapi kenyataannya Ivanna terlahir kembali dan itu membuatku ingin meneliti dan menggali lebih dalam mengenai perempuan ini,” imbuhnya. “Aku bisa mengerti. Namun, apakah kau pernah berurusan langsung dengan perempuan keras kepala ini? Ia bahkan berencana menghancurkan tempat ini jika tidak diizinkan untuk melihat apakah benar yang kau simpan adal
Ivanna’s POV Ayden dan Jax tertegun setelah mendengar pertanyaanku. Mungkin mereka berdua tengah memikirkan bagaimana jika semau itu benar. Bagaimana jika ternyata para feral itu tidak pernah dimatikan melainkan hanya dibuat seolah mati untuk kemudian dibangkitkan kembali?Terlebih setelah mendengar bahwa Jason hanya menyimpan satu tubuh masa laluku. Hanya di kehidupan pertama sementara lainnya, ia lupa bahkan mungkin memang tak pernah peduli. Dan seperti yang Ayden katakan, jika satu hidup, maka lainnya mati. Ini mungkin terdengar seperti omong kosong, tapi bagaimana jika ternyata benar? Beruntungnya aku selalu mendengarkan dongeng pengantar tidur dari nenek hingga aku masih bisa percaya dengan cerita takhayul seperti apa pun. “Masuk akal juga. Bisa jadi memang itulah tujuan Jason sejak semula. Karenanya, ia selalu mencoba untuk menghisap darah Ivanna di kehidupan kedua dan ketiga, mungkin untuk memastikan bahwa kegagalan pertama hanyalah kebetulan,” ujar Ayden. “Lalu untuk apa i
Jax’s POV Dia memang gadis yang bandel, pembangkang, keras kepala, dan ... aku ingin sekali menyuarakan kekesalanku akan sikapnya yang tak pernah mematuhi perkataanku. Itu haknya, tetapi jika sudah seperti ini, lantas siapa yang pantas untuk disalahkan? Meski begitu, wajar jika ia didera rasa ingin tahu, karena hidupnya berubah kacau semenjak mengenalku. Tidak, tidak! Jason-lah yang telah mengacaukannya. Andai Jason tidak melakukan ini semua, ia tak perlu terlahir kembali dan menanggung derita yang sama berulang kali. Namun anehnya, Jason tidak berusaha mencegah ketika tahu kalau aku dan Ivanna tengah dekat. Ia hanya menggodaku seolah merupakan hal biasa yang dilakukan kakak terhadap adik. Dan bodohnya, aku tidak menyadari apa pun kala itu. Lalu kemudian, segala kejadian buruk mulai bertubi-tubi menimpa Ivanna sementara aku belum bisa menyelamatkannya. “Ivanna! Bangun, Ivanna!” “Bawa dia kembali ke kamar, Jax!” Aku menggendong gadis bandel itu dan membawanya kembali ke bungker.