Dalam perjalanan menuju kantor, Alex menghubungi Vania. Ia mengatakan kepada wanita cantik itu agar tidak mengatakan tentang hubungannya dengan Alex kepada orang lain.
"Jangan lupa apa yang om katakan kepada kamu" ucap Alex
"Iya om" sahut singkat Vania.
"Baiklah kalau begitu. Belajarlah dengan baik" ucap Alex sebelum memutuskan sambungan teleponnya dengan Vania.
Setelah sambungan teleponnya terputus, entah mengapa Vania merasa tersinggung dengan ucapan sugar daddynya itu. Hatinya terasa pedih karena Alex berusaha menyembunyikan tentang hubungan mereka. Padahal dalam surat perjanjian pun sudah tertulis kalau dia tidak boleh mengatakan hubungan mereka kepada orang lain, dan saat itu Vania tidak merasa keberatan justru ia merasa senang karena tidak akan ada orang yang mengetahui kalau ia sebagai sugar baby seorang pria yang sudah memiliki anak dan umurnya yang sangat jauh berbeda dengannya.
"Nyonya kita sudah sampai" ucap sang sopir
Saat Alex ke luar dari kamar mandi, ia sudah melihat satu gelas kopi terletak di atas meja yang ada di dalam kamar. Alex tersenyum, ia merasa diperlakukan layaknya seorang suami, entah mengapa ia menyukai setiap apa yang dilakukan Vania untuknya. Bahkan masakan dan kopi buatan Vania sama persis dengan buatan almarhum istrinya.Alex menyesap kopi buatan Vania dengan penuh perasaan. Dan lagi-lagi rasa kopi itu membuat ia teringat akan masa lalunya bersama wanita yang paling ia cintai sewaktu dulu."Om sudah selesai mandi" terdengar suara lembut Vania dari arah pintu"Sudah" sahut singkat Alex"Apa om ingin makan sekarang ?" Tanya Vania"Nanti saja. Om belum lapar" jawab Alex"Oh... kalau begitu Vania mandi dulu ya om" ucap Vania sambil meraih pakaiannya dari dalam lemari. Lalu melangkah ke luar dari kamar."Kamu mau ke mana ?" Tanya Alex saat melihat Vania menuju pintu"Mau mandi di kamar mandi tamu" jawab Vania. Karena Ale
"apa aku bisa melanjutkannya" bisik Alex"Hm" sahut Vania sambil menganggukkan kepalaAlex perlahan menggegerkan pinggulnya maju mundur dengan lembut, agar Vania tidak merasa kesakit. Ia juga meremas kedua gunung kembar milik Vania untuk memberikan rangsangan pada wanita cantik itu."AW...AW..." Desah itu tidak berhenti ke luar dari mulut Vania saat Alex semakin melajukan pinggulnya maju mundur. Rasa sakit dan pedih yang ia rasakan tadi, kini digantikan rasa nikmat yang luar bisa yang belum pernah ia rasakan selama hidupnya."Sebut namaku sayang" erang Alex"Om Alex" desah Vania yang membuat Alex semakin bergairah dan mendekati kenikmatannya"Om, stop. Aku mau kencing" ucap Vania saat merasakan sesuatu yang aneh"Keluarkan saja sayang" sahut Alex sambil melanjutkan gerakan pinggulnya"Ow...." Jerit kenikmatan Vania setelah mencapai surga dunia yang sesungguhnya. Begitu juga dengan Alex. Keduanya sama-sama mencapai k
Satu hari penuh, Alex dan Vania hanya berdiam diri di apartemen. Tubuh Vania yang terasa lelah karena melakukan pertandingan bola hingga tiga kali gol, membuat ia tida ingin melakukan apapun, ia hanya berbaring di atas tempat tidur, sedangkan Alex berbaring di sampingnya sambil memainkan laptop untuk menyelesaikan tugasnya yang terbengkalai tadi malam."Apa rasanya sakit sekali ?" Tanya Alex."Hm...." Sahut singkat Vania. Ia benar-benar merasa pedih dan sakit di bagian pangkal kedua pahanya. Tentu saja ia merasa seperti itu, karena ini pertama kalinya ia melakukan hubungan suami istri dan yang parahnya lagi, ia langsung melakukannya sampai tiga kali dalam waktu enam jam."Maafkan Abang ya ?" Suara Alex terdengar berat, wajahnya menunjukkan merasa bersalah dan menyesal. Ia tidak bermaksud untuk melakukan sampai sebabnya itu, tetapi ia tidak sanggup menahan godaan Vania, sehingga ia menurutinya dan melakukannya sampai berkali-kali."Enggak apa-apa Aba
Sepanjang malam, Alex hanya bisa menelan salivanya melihat paha mulus Vania yang terpampang sempurna di hadapannya. Wanita cantik itu sedang tertidur pulas di atas tempat tidur di samping Alex.Hal yang harus Alex lakukan adalah masuk ke dalam kamar mandi untuk menjinakkan ular kopra miliknya dengan sabun. Alex tidak tega untuk menyentuh Vania karena ucapan adiknya Ririn.Sebelum memejamkan mata untuk menjemput mimpi indah, Alex terlebih dahulu mengecup kening Vania dengan lembut. Saat ia membuka mata di pagi hari, Vania sudah tidak ada lagi di sampingnya. Alex bergegas ke luar dari kamar untuk mencari Vania, tetapi saat ia menjulurkan kepalanya dari pintu, Indra penciumannya merasakan aroma yang dulu sering ia cium sewaktu bersama istrinya."Abang sudah bangun" ucap Vania yang baru muncul dari dapur sambil membawa dua piring berisi nasi goreng yang di hiasi dengan sayur selada, timun, dan tomat."Sudah, Abang tadi mau mencari kamu" jawab Alex sambi
"enggak Abang, Vania ingat kok. Hanya saja Vania berpikir, kita akan pergi setelah Abang pulang dari kantor" jawab Vania."Terlalu lama, Abang sudah enggak sabar lagi" ucap Alex "sekarang kamu siap-siap. Setelah itu kita berangkat" lanjutnya."Oke Abang" Vania melangkah masuk ke dalam kamar untuk bersiap-siap. Saat pintu kamar terbuka, Vania mengerutkan kening melihat sebuah gaun berwarna biru terletak di atas tempat tidur. Vania melangkah mendekati ranjang dan meraih gaun itu."Ini baju siapa ? Apa ini untuk aku ?" Tanya Vania kepada dirinya sendiri"Ah, lebih baik tanya Abang dulu" lanjutnya sambil melangkah ke luar dari kamar untuk bertanya kepada Alex"Abang, ini gaun siapa ?" Tanya Vania"Oh iya, Abang lupa memberitahu kamu. Itu gaun untuk kamu, Abang mau kamu pakai gaun itu" jawab Alex. Ia sengaja membeli gaun untuk Vania. Karena Alex ingin Vania terlihat cantik dan anggun."Ow... Abang kenapa harus beli gaun lagi ?
Alex, Vania dan Felicia berbincang-bincang di ruang tamu sambil menikmati minuman dingin dan cemilan kering. Sebelum Felicia banyak bertanya kepada Vania, Alex sudah terlebih dahulu membuka mulut. Ia mengatakan kepada Felicia bahwa mereka baru 6 bulan menjalin hubungan. Pria tampan itu juga, berkata jujur tentang status Vania, ia mengatakan kalau Vania berasal dari desa dan saat ini tinggal di apartemen yang di belinya dua tahun yang lalu. Alex juga mengatakan kalau Vania saat ini masih kuliah."Kapan kalian rencananya kalian akan menikah ?" Ucap FeliciaHehehe Vania terkekeh "Vania masih kuliah Tante" jawab Vania sambil tersenyum malu-malu."Jika kamu menikah dengan Alex, kamu tidak perlu bekerja Vania. Alex sanggup untuk memenuhi kebutuhan hidup kamu" protes Felicia. Tentu saja Alex bisa memenuhi kebutuhan Vania, sebab Alex bergelimang harta, bahkan tujuh keturunan tidak akan habis."Iya Tante. Tapi aku harus menyelesaikan kuliahku dulu Tante" ucap Vani
Satu minggu telah berlalu, di mana satu minggu ini Alex jarang menemui Vania, ia merasa bersalah karena telah memberikan harapan palsu kepada wanita cantik itu. Jauh di dalam lubuk hatinya yang paling terdalam, ia benar-benar ingin menjadikan Vania sebagai teman hidupnya.”apa yang harus aku lakukan ?” ucap Alex kepada dirinya sendiri. Saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju kantor. Sebenarnya ia ingin menemui Vania terlebih dahulu, tetapi Alex mengurungkan niaatnya karena binggung harus mengatakan apa kepada Vania. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya, kalau putrinya tidak mengizinkannya untuk menikah. Tentu hal itu akan membuat Vania sedih dan kecewa.Ting-nong ting-nong suara nyaring ponsel Alex. Ia baru saja memikirkan Vania dan sekarang nama wanita cantik itu muncul di layar ponselnya“hallo sayang” ucap Alex setelah mengusap layar ponselnya“abang di
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, tetapi Alex belum bisa memejamkan mata. Pria tampan itu sedang asik melihat wajah wanita cantik yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Ia menyisikan beberapa helai rambut yang menutupi wajah mulus Vania. Sentuhan lembut tangannya membuat wanita cantik itu terbangun dari tidurnya."Abang belum tidur" ucap Vania sambil membuka mata dengan malas"Ini abang mau tidur. Kamu kenapa bangun sayang ?" Sahut Alex sambil balik bertanya kepada Vania"Vania mau ke kamar mandi abang" jawabnya sambil menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi.Hanya butuh waktu 5 menit, Vania sudah ke luar dari kamar mandi. Ia melihat Alex sedang duduk di sofa sambil memandang kolam renang yang berada tepat di bawah apartemennya. Vania melangkah menghampiri pria tampan itu sambil berkata "Abang kenapa belum tidur ?""Hm...kamu sudah selesai dari kamar mandinya ?" Bukannya menjawab p