Share

Air Mata Hana

"Apa kau masih mencari Hana?" Risma mengatakannya dengan tubuh bergetar. "Tidak, kan?"

Hadi menurunkan sendok makan di tangannya, menatap sang ibu dengan lembut, senyuman itu terbit di sana. Bohong kalau dia tidak terluka mendengar jawaban itu.

"Entahlah, Bu. Tapi, aku merindukannya."

Risma menghela napas mendengar jawaban tersebut. Sudah dia duga, Hadi tidak akan semuda itu goyah. Perasaannya pada Hana terlalu dalam, Risma masih tidak mengerti, apa yang bisa dibanggakan dari menantu tidak tahu diri itu.

Meski sempat sekarat, Hadi tetap saja menantinya kembali. Hal itu membuktikan bahwa Hadi tidak pernah main-main dengan perasaannya. Sejak awal, Hana adalah wanita yang dia cintai, meskipun status ekonomi keduanya berbeda jauh.

"Kau masih menunggunya? Bahkan meski kenyataannya dia sudah mengkhianati kepercayaanmu?"

"Ibu." Hadi menegur. "Hana bukan orang seperti itu, aku yakin ada alasan kuat di balik kepergiannya. Saat di rumah sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status