Home / Fantasi / Surat Wasiat Sang Duke / Kelakuan tamu tak di undang

Share

Kelakuan tamu tak di undang

last update Last Updated: 2022-12-29 14:13:52

Sudah waktunya makan siang, tapi Vania masih berkomunikasi dengan Pengacara Nedd. Sejauh ini, semua agendanya berjalan lancar. Berbicara dengan Butler Jeff juga lancar. Karena Dulu Duke Gama dibantu Duchess Elis dalam mengelola mansion, Vania meminta bantuan Butler Jeff dalam mengelola mansion. Urusan internal mansions tidak sepenuhnya bisa Dia pegang, jadi Dia ingin mempercayakan Jeff untuk mengelola mansion. Tentu Dia tidak akan tinggal lempar, Vena hanya akan memantau untuk memastikan semuanya berjalan baik tanpa ada kendala. Vania masih butuh waktu untuk adaptasi dan belajar bagaimana cara mengelola mansion yang luas ini, apalagi terkait anggaran, Vania masih belum terbiasa.

Sebetulnya Vania sangat pandai berhitung, tapi karena Dia tidak pernah menerima pendidikan suksesi maka semuanya adalah hal baru bagi Vania.

"Kruuuuk..." perut Vania berbunyi cukup nyaring. Bunyi tersebut membuat Vania malu, Dia bahkan menundukkan kepalanya karena malu jika harus bertatapan dengan Viscount Nedd.

Viscount Nedd hendak tertawa tapi segera sadar karena jika Dia tertawa akan membuat malu Vania.

"Maafkan Saya Pengacara Nedd, sepertinya otak Saya terlalu banyak berfikir hari ini jadi Saya menjadi sangat lapar. Padahal tadi pagi Saya sudah sarapan." Vania memberanikan dirinya untuk bersuara dengan menahan malunya.

Baru saja Nedd hendak membuka mulut untuk berbicara dan menyelamatkan muka Duchess baru tersebut, tapi sepertinya Vania adalah seorang Lady yang bisa melindungi dirinya sendiri. Meski malu Dia tetap berusaha bersuara.

"Ikan dover sole panggang buatan Koki Piton disini sangat enak Duchess, sudahkah Anda mencobanya?"

"Ya, Saya juga sangat suka. Saya pernah mencobanya sekali tahun lalu"

"Mungkin kita harus makan itu juga hari ini Pengacara Nedd."

Keduanya lalu bergegas menuju ruang makan.

***

Setelah makan siang dan urusannya dengan Pengacara Nedd selesai, Vena bergegas menuju ruang kerja Duke. Dalam perjalanan, tak sengaja Vania bertemu dengan Hara.

"Selamat siang Duchess..." sapa Hara dengan ramah seperti pagi hari.

"Ya, selamat siang juga Hara" jawab Vena dengan tersenyum sembari melangkahkan kakinya menuju ruang kerja.

Tidak hanya diam, Hara juga ikut melangkah pergi mengikuti Vena. Vena yang merasa heran pun memberhentikan langkah kakinya.

"Adakah yang mau kamu sampaikan?" tanya Vania penasaran, mengapa Hara mengikutinya.

"Ya Duchess, kebetulan ada yang ingin Saya sampaikan"

"Baiklah kalau begitu, kita bicarakan saja sekalian di ruang kerja Duke"

"Baik Duchess."

Keduanya lantas bergegas menuju ruang kerja Duke.

Sesampainya di ruangan, Vena berhenti sebentar. Dia takjub dengan ruangan yang penuh dengan buku dan dokumen.

'Hahahaha... ruang kerja ini akan berganti pemilik dan pemiliknya adalah aku. Sekali kutu buku tetap kutu buku.'

Vania merasa apakah sebaiknya kalau Dia menikah saja dengan buku-buku tersebut. Karena sepertinya butuh seumur hidup untuk membereskan berkas dan dokumen yang menumpuk.

Hara yang ada di belakangnya masih diam, Dia menunggu Vania untuk menyuruhnya berbicara. Setelah kagum sekejap, Vania baru sadar bahwa Hara tadi mengikutinya dan ada yang mau Dia bicarakan.

"Jadi Hara, apa yang ingin kamu bicarakan?"

"Anu Duchess, ini mengenai Tuan Count dan Nyonya Countess"

"Apa yang mereka lakukan?"

"Mereka menemui Tuan Muda dan juga Nona Muda Duchess, sesuai yang Duchess khawatirkan"

'Sial!, kalau saja Aku bisa mengusirnnya'

Lagi-lagi pikiran untuk mengusir pasangan tersebut selalu muncul dibenaknya. Tapi hal tersebut tidak bisa dilakukan Vania karena pasti akan timbul rumor. Pemilik Duchy of Ansel yang baru, bersikap kurang ajar dan sombong dengan keluarga dari anak mendiang Duke. Membayangkannya saja membuatnya kerepotan.

"Mereka memberikan Tuan Muda dan Nona muda hadiah, lalu membicarakan mengenai hak asuh"

'Nah kan, dasar tua bangk* tit...., baji**** tit.... breng***tit' kata-kata penuh sensor memenuhi pikirannya.

"Mereka juga berkata.."

"Ehem...," Hara mengetes suaranya.

"Kamu tahu Kinan, Bibimu Vania itu hanya mengincar harta Ayah dan Ibumu. Dia hanya mau gelarnya saja. Sebentar lagi pasti Dia akan membuang kalian berdua. Menempatkan kalian di panti Asuhan, lalu menikmati kekayaannya Duchy seorang diri!" kata Hara menirukan Count, reka adegan ulang itu disuarakan dengan sedikit nada tinggi seperti laki-laki. Sorot matanya menjadi tajam dan sedikit melotot seperti seorang penjahat dalam sebuah pertunjukan teater.

Vena hanya ingin tertawa melihat tingkah lucu Hara. 'Harusnya Hara menjadi aktris teater, Dia pasti akan menjiwai setiap perannya hahaha'

"Tuan Count berkata begitu kepada Tuan Muda Kinan, Duchess," suara Hara menjadi normal kembali.

"Tapi Duchess tidak usah khawatir, karena sepertinya Tuan Muda Kinan tidak meresponnya!"

"Apa?"

"Ah.. informasi lagi Duchess, Tuan Muda Kinan dan Nona Muda Kesha sudah tahu kelakuan Tuan Count dan Nyonya Countess"

'Apa lagi ini, apakah itu artinya rasa khawatirnya itu sia-sia?'

"Tapi tetap saja, berkata buruk di belakang orang lain tidak diperbolehkan Hara. Apalagi melakukan hal tersebut dengan anak kecil"

"Aku jadi ingin memergokinya dan melabraknya langsung, pasti rasanya menyenangkan" kata Vania asal.

"Ide bagus Duchess, bukankah jika Tuan Count berkata hal buruk mengenai Duchess, Duchess jadi punya alasan untuk mengusirnya dari mansion?"

"Apa?" Vania kaget dengan ide Hara. Bahkan Dia tidak terpikirkan hal tersebut.

Setelah memikirkannya lagi, sepertinya ide Hara sangat menarik.

Vania dan Hara lalu tersenyum sembari bertatap muka.

Sorot mata mereka berkata 'ide jahat tersebut harus terlaksana.'

Seorang partner sudah ditemukan Vania.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Surat Wasiat Sang Duke   Surat wasiat (End)

    Keluar dari istana Loka memandang Vania. Dia sebenarnya cukup terkesima dengan pandangan Vania. Dia masih muda dan dipaksa dewasa. Dia belum pernah menikah tapi harus punya dua anak yang siap dia jaga. Loka yakin, Vania akan jadi wanita hebat. "Penyihir agung Loka... Saya amat sangat merasa berterima kasih atas segala bentuk bantuanya selama ini. Anda tahu bahwa kediaman Ansel dimasa mendatang akan selalu membantu menara sihir." Loka tersenyum, "Saya juga berterima kasih atas segala bentuk kesempatan dan kepercayaan yang diberikan. Senang bisa bekerja sama dengan kediaman Ansel." Erick Jamamiel juga sudah kembali ke akademi untuk mengajar dan tentu saja masih dengan eksperimentalnya. Sebagai Duchess Vania banyak bertemu dengan orang baru. Dia bisa melihat banyak perspektif tentang kehidupan secara luas. Dia melihat langit yang cerah. Ah ... rasa nya masa depan itu juga akan cerah bukan. Loka langsung berpamitan dan akan pergi ke menara sihir. Vania juga segera kembali ke ke

  • Surat Wasiat Sang Duke   Penebusan 2

    Kenapa keluarga Kerajaan dengan entengnya membuat kesimpulan seperti itu. Mereka meminta maaf pun tidak bisa mengembalikan kakak ipar dan kakaknya. "Ini karena keteledoran Ayah dan pengabaian. Kami sadar akan hal itu." Jehu menambahkan. Sejujurnya Vania mau marah, tapi tidak etis juga memarahi Meraka karena itu bukan salah mereka. "Sudahlah... yang penting sekarang malah sudah clear dan jelas. Itu bukan salah kalian sejujurnya." Kata Loka. Vania mendengarnya juga. Loka benar, tapi entah kenapa rasanya masih sakit. Dia kehilangan kakaknya dan mendapatkan surat wasiat yang memberatkan dirinya. Bukannya tidak mau untuk merawat kedua keponakannya. Tapi menjadi Duchess adalah hal lain yang tidak pernah dia pikirkan. "Ayah akan menebus dosanya dengan pergi ke kuil untuk mengabdi selama sisa hidupnya." Mereka semua cukup kaget, keputusan Raja itu tidak pernah mereka duga. "Secepatnya aku akan naik tahta untuk menggantikannya." Vania sebenarnya Tidak terima, dia ingin me

  • Surat Wasiat Sang Duke   Penebusan

    Sungguh tidak akan ada yang menyangka berita menghebohkan datang dari keluarga Istana. Raja mengumumkan secara resmi bahwa dia akan mundur dari jabatan. Tidak tahu apa yang pasti telah terjadi, tapi berita tersebut membuat semua orang gempar, bahkan pada bangsawan yang menduduki kursi dewan negara nasional. Sementara itu Elia dan Jehu masih menutupi kesalahan Ayahnya. Mereka kemudian hendak melakukan audiensi dengan pihak menara sihir dan keluarga Duke Ansel. *** Aneh sekali ada surat dari istana, dan sepertinya surat resmi. Vania membaca surat tersebut dengan serius. Karena ini surat penting tidak mungkin dia akan menolaknya. Tapi sebetulnya, dia sedang dalam kondisi mendesak. Ini terkait kondisi Kesha. Ritual tersebut belum di lakukan sehingga kondisinya menjadi lebih tidak memungkinkan dengan segala sesuatu yang terjadi. Bisa jadi lebih baik, atau sebaliknya. Pihak menara sudah berjanji bahwa malam ini adalah harinya. Pada malam hitungan tertentu, mana seseorang akan t

  • Surat Wasiat Sang Duke   Kepanikan

    Raja merasa sangat gelisah sepanjang waktu. Dia tidak menyangka bahwa anaknya yang tidak berguna seperti Jehu itu bisa membuat gebrakan dengan mengungkapkan dalang kasus pembunuhan berantai di masyarakat. Bersama dengan Elia dia bisa bekerja sama. Lebih parah lagi ternyata kedok Marquis Sami bisa ketahuan. Ambisinya selama ini adalah menciptakan pasukan kuat dan akan ditakuti oleh kerajaan sekitar. Dia ingin melakukan ekspansi perluasan wilayah. Makanya dia mendukung Marquis Sami dan memberikan pendanaan untuk objek penelitian nya. Siapa sangka dia benar benar berhasil. Tapi ilmuan yang gila kadang kadang banyak mengorbankan banyak hal. Dan itu menjadi salah kaprah ketika Marquis menghalalkan segala cara. Raja akui dia salah telah mengabaikannya dulu. Kini setelah anak anaknya mengetahuinya dia malu karena sudah bertindak tidak adil pada banyak orang. Terlebih Marquis juga mengorbankan Duke Gama dan Menara sihir karena ingin menggali dirinya. "Apa yang harus aku lakukan?" Dia

  • Surat Wasiat Sang Duke   Kebenaran

    Para pekerja dikembalikan ke mansion setelah semuanya selesai. Ksatria yang terluka juga diobati dengan segera. Semua master menara sihir bekerja tanpa beristirahat. Jehu dan Elia juga punya tugasnya sendiri. Untuk pertama kalinya mereka bekerja sama dengan kompak. Padahal mereka dulu selalu bermusuhan. Marquis Titan dijaga dengan ketat dibawah pengawasan menara sihir juga. Rumahnya digeledah dan ditemukan lorong rahasia bawah tanah. Rupanya dibawah sana masih banyak percobaannya. "Orang itu benar benar gila.""Dia berniat membuat pasukan monster.""Ini dibisa dikatakan pemberontakan."Mempunyai kavileri pasukan melebihi istana sama saja dengan upaya pemberontakan. Di jaman ini, semua bangsawan memiliki pasukan dengan jumlah terbatas dan Tidak boleh melebihi pasukan istana. Setelah mengacak mengacak tempat tersebut, Elia menemukan segel yang sangat familiar."Segel istana." Itu adalah segel milik Raja."Ayah?" Jehu penasaran.Benar, itu adalah segel milik raja bahwa Marquis meng

  • Surat Wasiat Sang Duke   Bantuan

    Elia tentu saja tahu tentang operasi jebakan tersebut. Dia akhirnya memberikan surat kepada Jehu, meskipun sepertinya akan datang terlambat. Pasukan kavaleri mereka datang terlambat. Ternyata suasana di istana Duke Ansel telah kacau balau. Banyak hewan hewan mati dengan darah berceceran. Beberapa ksatria juga terluka karena mereka monster monster tersebut. "Gila!" Kata Jehu kaget. Dia tidak tahu bahwa selama ini yang mereka hadapi adalah monster . "Tapi monster ini diciptakan oleh seseorang." Suara pedang berdesing. Teriakan teriakan para ksatria menggema. Pasukan Jehu juga segera bergabung. "Sepertinya Duchess dan beberapa tuan penyihir ada di dalam!" Jehu dan Elia berbagi peran. Elia bertugas mencari musuh utamanya, sedangkan Jehu berperan untuk mencari Duchess Vania dan yang lainnya. Ketika Arvel, Erick dan Vania kelelahan datanglah Jehu. "Ahh.. bantuan datang!" Kata Erick yang sudah kelelahan. Kesha sudah digendong oleh Vania."Kita harus pergi dari sini!""Bagaimana den

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status