Share

Teman Lama, Ku Tunggu

Penulis: anoen_27
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-05 20:32:47

Benarkah? Aku tidak apa-apa mas,” Angi langsung menjawab kekhawatiran Adhimas. 

 

Teman dekat yang sudah beberapa bulan tak menghubungi Angi.

 

Angi mulai berpikir apakah Adhimas mengetahui apa yang ia alami semalam. Karena ini bukan hal yang pertama kali terjadi pada Angi. Ketika ia dalam keadaan tersakiti sekalipun Adhimas mengetahuinya. 

 

”Mas, malam ini ada waktu ketemuan gak? Aku mau cerita sesuatu nih sama kamu,” berkata Angi dalam percakapan telepon.

”Oke, Ketemuan nanti malem ya. Sekalian makan malam. Lokasinya nanti aku kabarin,” respon Adhimas menjawab permintaan Angi.

 

Adhimas, teman Angi yang selalu ada dalam setiap langkahnya. Dimana pun Angi berada, Adhimas selalu berada tidak jauh dengannya. Bahkan, ke kota Jakarta sekalipun Adhimas tetap mengikuti Angi.

 

Sejak kecil, Angi dan Adhimas adalah teman dekat. Tapi suatu hari Adhimas pergi dari kampung halaman Angi. Tak ada kabar apapun tentang Adhimas. Suatu hari, adhimas mulai menghubungi Angi melalui aplikasi W******p dan dari situlah hubungan mereka mulai terjalin kembali.

 

Mereka mulai membahas hal - hal yang sederhana sampai hal yang lebih besar dan mendalam. 

 

*

 

Di Cafetaria. Pukul 20.00 WIB malam.

 

”Aku di bangku pojok paling belakang yaa,” chat Adhimas kepada Angi melalui pesan W******p nya.

 

Kemudian, notifikasi W******p muncul pada layar smartphone Angi. Ia yang masih dalam perjalanan menggunakan grab car sudah bersiap-siap.

 

Lima menit kemudian, Angi tiba di Cafetaria tempat mereka bertemu. Angi turun dari mobil tersebut dan langsung menuju kursi paling belakang. Terlihat Adhimas sudah menunggu kedatangan Angi.

 

“Hei, long time no see. Kamu gak kangen sama aku?” manja angi pada Adhimas yang tersenyum manis. 

 

Angi kemudian duduk berhadapan dengan Adhimas. Seperti layaknya sepasang kekasih mereka terlihat begitu mesra dan Angi pun tak ragu untuk menceritakan semua pengalaman yang ia alami kemarin malam. 

 

Angi mulai bercerita tentang interviewnya dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Kemudian, ia menceritakan pengalaman menyeramkannya dengan makhluk astral yang ia temui.

 

Sudah setengah jam asik mengobrol, tak lama datanglah seorang waitress yang mengantar pesanan makanan dan minuman. 

 

Seperti biasa hanya ada satu pesanan yaitu untuk Angi saja. Adhimas selalu tak mau diajak makan di tempat umum, ia lebih suka makan di tempat yang lebih privasi, tak banyak gangguan dan tenang. Berbeda dengan Angi yang suka berada di tengah keramaian.

 

“Menurutmu, aku harus bagaimana sekarang? Aku merasa takut jika malam ini makhluk itu datang lagi dan membawaku ke dimensinya,” berkata angi dengan rasa kekhawatiran yang amat besar.

 

”Sebenarnya apa yang lebih kau takutkan dari makhluk itu? Takdir hidup dan mati hanya Tuhan yang menentukan,” perjelas Adhimas dengan nada penegasan kepada Angi.

 

”Ingatkah saat kamu kecil?” tutur Adhimas. ”Kamu bahkan bermain dengan hantu di pohon besar belakang sekolah. Semua orang menjauhinya tetapi kamu mendekatinya.”

 

Adhimas melanjutkan, ”mungkin makhluk itu ingin menyampaikan sesuatu kepadamu.”

 

Angi yang sedang lahap memakan nasi goreng, tiba-tiba saja tersedak dan batuk. Ia kemudian mengambil segelas es teh manis dan mulai meminumnya dengan cepat.

 

“Hei, Ada apa angi? Aku bisa membantumu. Tenanglah dulu,” respon Adhimas dengan cepat.

 

Kemudian Angi yang sedang tersedak berkata, “Aku ingat, dia bilang kita sudah bersama selama 23 tahun dan dia mengajakku untuk ikut bersamanya.”

 

“Dia sudah ada selama itu,” tutur Adhimas yang bingung dan mengerutkan dahinya.

”Saat ini kamu berusia 23 tahun kan? Tepat di bulan april nanti usiamu akan genap 24 tahun,” lanjut Adhimas kepada Angi.

 

“Baiklah, kita akan cari tahu tentang makhluk itu. Bagaimana menurutmu angi?” bertanya Adhimas kepada angi yang sedang melanjutkan makannya. 

 

“Baiklah mas. Tapi dengan satu syarat, kamu jangan pergi dan menghilang lagi dariku,” minta Angi dengan tatapan penuh dengan harapan.

 

“Baiklah. Tapi aku tidak bisa janji padamu,” jawab Adhimas.

 

Angi hanya melanjutkan makan malamnya yang masih tersisa setengah porsi lagi. Tanpa merespon jawaban Adhimas, secara tak langsung Angi sudah mengetahui apa yang akan dikatakan oleh Adhimas.

 

Malam sudah menunjukkan pukul 22.50 WIB. Angi dan Adhimas terlihat sedang bergegas pulang meninggalkan Cafetaria. 

 

Mereka pulang dengan menggunakan transportasi yang berbeda karena keduanya sama-sama belum memiliki kendaraan pribadi.

 

“Kamu hati-hati ya sampe rumah,” chat angi kepada Adhimas melalui pesan W******p.

 

“Oke. Kamu juga ya,” balas Adhimas.

 

Akhirnya, angi tiba di kosannya kembali. Ia merasa gugup dan enggan masuk ke dalam kamarnya itu. Suasana kosan masih terlihat gaduh di beberapa kamar. Banyak dari penghuni kosan itu adalah para buruh pabrik, pegawai kantoran dan mahasiswa. 

 

Peraturan di kosan angi hanya memperbolehkan perempuan sebagai penyewa. Jadi, intinya ini adalah kosan khusus perempuan. Semua kamar sudah full terisi. Hanya saja, meskipun banyak penghuni kosan mereka tetap hidup individualistis. Tapi ada pula yang terlihat ramah dan mau bersosialisasi. 

 

Kamar Angi berada di lantai 2. Kamar nomor 09. 

 

Saat angi berjalan menuju kamarnya, banyak beberapa mahasiswa sedang asik berbincang masalah di kampusnya. Terdengar salah satu dari mereka sedang membicarakan nama dosen killer yang ditakuti semua mahasiswa di jurusan mereka.

 

Mendengar hal itu, Angi tersenyum. Ia teringat masa-masa saat ia masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Masalah mahasiswa hanyalah seputar tugas dan dosen killer. Itu menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi Angi saat menjadi mahasiswa.

 

Angi mulai membuka pintu kamarnya yang dikunci. Ia masuk dan melihat kamarnya tidak ada sesuatu yang aneh. Semua terlihat normal dan biasa saja. Kemudian, ia menutup pintu kamar dan gorden jendelanya yang masih terbuka.

 

”Semoga malam ini tidak terjadi sesuatu yang aneh,” ucap Angi berharap tidak akan bertemu dengan makhluk astral itu lagi. 

Angi yang sedang berbaring di tempat tidur, langsung membuka layar HP nya. Ia tak sadar sejak tadi ada notifikasi dari Adhimas.

 

“Walah.. Ada WA toh dari Adhimas,” berkata Angi sambil mengecek pesan W******p nya.

 

“Have a nice dream, Angi,” isi pesan yang dikirim oleh Adhimas.

 

”Kadang-kadang manis juga ya Adhimas ini,” tersenyum Angi saat membaca isi pesan Adhimas.

 

Angi tak membalas pesan Adhimas tersebut. Ia hanya membacanya dan kemudian mematikan layar handphone. 

 

Angi yang merasa lelah sejak kemarin kemudian tertidur dengan pakaian yang masih dikenakannya saat bertemu dengan Adhimas tadi. Dua hari yang melelahkan bagi Angi ini membuatnya semakin tak berharap akan mudahnya hidup di kota Jakarta.

 

Suasana malam hari kota Jakarta turut menjadi pengantar tidur Angi. Suara sayup-sayup kendaraan yang masih berlalu-lalang di jalan raya. Suara kehidupan kota yang tak akan pernah tertidur. Bagi sebahagian orang, malam menjadi siang mereka. Kehidupan malam yang menggantikan siang ini benar-benar membuat sang kota menjadi arogan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suratan Takdir Sang Anak Paranormal   Boneka Misterius

    Aku menerima sebuah boneka dari salah satu pasienku. Selama 5 tahun aku mengabdikan diri ke masyarakat sebagai personel kesehatan, ini bukan kali pertama aku menerima hadiah dari pasien. Iya sih, aku memang tidak meminta mereka memberikanku sesuatu. Tapi karena di desa terpencil ini. Hampir semua penduduk adalah petani kecil yang berpenghasilan tidak seberapa. Biaya murah tapi berkualitas. Ini adalah mottoku ketika aku menerima sertifikat kedokteranku. Boneka yang diberikan kepadaku sudah tua. Bajunya sudah lecek. Penuh dengan sobek dibeberapa sisi. Rambutnya juga sebagian sudah rontok. "Nama boneka itu Tania, bu dokter" kata seorang wanita tua yang memberikan kepadaku. "Tania ya? Hihihi. Namanya sama kaya Saya nek" kataku sembari memberikan resep kepadanya. Tangan nenek itu sudah bergemetar. Dia sepertinya sudah susah mengakat tangannya sendiri. Aku melipat surat resep dan meletakannya di tangan kanannya. "Semoga lekas

  • Suratan Takdir Sang Anak Paranormal   Ame Onna Ke Indonesia

    Kali ini pasien Angi bukan berasal dari local. Ia adalah seorang warga negara asing yang sedang bekerja untuk tiga tahun ke depan di Indonesia. Kedatangannya ke Indonesia ini tidak serta merta membautnya menjadi gembira, pasalnya ia membawa orang lain dalam perjalanannya ini. Bahkan parahnya, orang itu bukanlah manusia melainkan sosok makhluk gaib yang menempel pada tubuhnya hingga terbawa ke sini. “Bagaimana tuan tahu bahwa ada sosok gaib yang mengikuti tuan?” tanya Angi memancing. Padahal, Angi pun sudah melihat hantu wanita itu di samping tuan Jepang itu, sebut saja nama samarannya adalah Juno. “Saya sering sekali bermimpi hantu wanita yang sedang membawa anak kecil yang menangis. Ketika saya mendekati anak tersebut, wajahnya sangat pucat dan badannya sudah kaku. Tapi suaranya begitu keras menangis,” jelasnya. “Lalu, bagaimana jika benar hantu itu ada?” tanya Angi kembali. “Tolong lepaskan hantu itu dari diri saya. Hal ini membuat saya tida

  • Suratan Takdir Sang Anak Paranormal   Memanggil Khodam

    Dengan begitu, selesai sudah tugas Angi untuk membantu pasiennya. Ia cukup untuk memverifikasi jika sang anak sulung itu sudah melakukan tugasnya yang diwasiatkan oleh sang khodam. Baru saja Angi menyelesaikan salah satu tugasnya, kini seorang pasien sudah menghubunginya kembali. Kali ini sang pasien minta untuk penjagaan diri. Hal ini karena dirinya bekerja di bagian yang berhubungan dengan mayat di salah satu rumah sakit. Oleh karena itu, penting baginya agar terlindungi dari gangguan para makhlus halus. Sebut saja namanya Ara. Seorang perawat yang bertugas di bagian ruang jenazah. Yang kemudian mulai terusik oleh kehadiran sesosok makhluk gaib.Ara menceritakan bahwa dirinya tidur di ruangan dekat dengan kamar mayat. Hal ini sudah biasa baginya. Selama ia bekerja di sana belum pernah diganggu oleh sesosok makhluk gaib apapun. Hingga suatu hari itupun terjadi. Setiap hari, setiap malam ia bekerja dengan normal tetapi tidak pada malam itu. Ketika diminta

  • Suratan Takdir Sang Anak Paranormal   Penunggu Mustika Putih

    Sang Mentari mulai menunjukkan cahaya kehangatannya. Angi pun segera bangun dan bergegas untuk memulai pencariannya tentang Penunggu Mustika Putih milik seorang pasien yang datang kepadanya sehari yang lalu. Sang pasien meminta tolong kepada Angi untuk membantu sang kakek agar bisa sembuh dari penyakit menahunnya. Penyakit yang tidak bias aini tidka bisa dilihat oleh ilmu medis, oleh karena itu, sang pasien yang merupakan anak sulungnya itu meminta bantuan kepada seseorang yang ahli dalam ilmu spiritual. Perjalanan pun dimulai dengan tak lupa membawa sang mustika legendaris sebagai penjaga diri Angi dari ancaman para iblis. Angi mulai mendaki gunung Bayangkaki yang berada di daerah Sawoo. Tak lupa Angi membawa pula obat manjurnya, yaitu darah sang ular, untuk berjaga-jaga jika dirinya terluka bahkan ada seseorang yang meminta bantuannya. Sebelum berangkat ke sana Angi mampir sebentar di daerah Jabung buat minum es dawet , asal tau saja d

  • Suratan Takdir Sang Anak Paranormal   Histori Sebuah Mustika Putih

    Batu mustika Batu mulia ialah segala jenis batuan dan mineral yang memiliki sifat fisik dan kimia yang khas,yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku perihasan. Menurut KBBI (2014:7), permata adalah batu berharga yang berwarna indah.Ada yang menyebabkan batu ini berwarnawarni,yaitu komponen unsur kimia penyusunannya (unsur transisi yang memberi warna pada komponen pokok yang biasa bening).Mustika atau Mestika adalah berasal dari Alam, atau Alamiah terbentuk dari Berbagai macam Unsur mulai dari unsur Tumbuhan, unsur binatang, unsur Tanah/bumi, Air, api dan Udara dan juga unsur mineral lainnya.Penamaan Mustika/Mestika ini diambil biasa diambil hanya dari jenis unsur2 tersebut yang terbentuk dalam batuan atau Batu Mustika, Sementara hakiki dan hakikat Terang nyata adanya adalah Unsur-unsur yang terbentuk diatas dan yang mengandung Riwayat jelas serta Biasanya Termasyur dikalangan orang-orang tertentu.Seperti misal Mestika Nabi Nuh

  • Suratan Takdir Sang Anak Paranormal   Air Tempuran

    Dalam suasana gelap Angi tak sadar bahwa dirinya kini tak lagi berada dalam pertarungan sengit dengan sang iblis. Dalam dimensi itu ia bertemu dengan KI Slamet yang sudah emnunggunya sejak beberapa jam yang lalu. “Bagaimana perjalananmu sayang? Apakah menyenangkan?” tutur Ki Slamet melihat Angi tergopoh-gopoh menopang tubuhnya agar stabil. “Apa maksud Aki? Apa semua ini bukan bagian dari mimip?” tanya Angi dengan penasaran. Ia bahkan mengira bahwa dirinya masih dalam pertaungan melawan snag iblis yang hampir saja menghabisi nyawanya dalam satu kedipan mata. Lalu, Angi berjalan tertatih dan melangkah maju menuju Ki Slamet yang sedang berdiri di seberang dimensi. Entah apa yang sedang ia rasakan kali ini benar-benar membuatnya sangat bingung. “Kau berada di dimensi ketiga alam bawah sadarmu. Kau sudah menempuh perjalanan berat untuk mendapatkan sang mustika legendaris itu. Kini kau bisa beristirahat untuk oenembuhan lukamu.” “Tapi, bagai

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status