Share

Bab 17

“Apa kau masih ingat roti bakar mang Tono?” David membuka suara.

Aku menoleh padanya. “Ah, iya aku masih ingat, dia salah satu penjual roti bakar terenak di kantin.

David tersenyum menampakkan gigi-gigi rapi dan putihnya itu. Jika diperhatikan pria ini tampan dan manis. Hanya saja mungkin ia terlalu kaku, jadi tak membuatku luluh dengan perjuangannya dulu.

“Cepatlah selesaikan urusanmu, ini bukan acara reunian.” Mas Juan menyela tiba-tiba.

“Ah, maaf, saya hanya teringat saja, masa-masa SMA kami dulu.”

“Dan itu tidak penting!” sergah mas Juan, “cepat apa yang kau ingin sampaikan pada istriku, kalau tidak aku bisa menghajar hidungmu kembali.”

Raut wajah David terlihat panik dan takut saat mas Juan melontarkan ancamannya.

“Mas!” aku melotot ke arah mas Juan, memperingatinya agar bisa menahan emosi.

Namun, mas Juan seolah tak peduli, pelototan dariku sama sekali tak membuatnya untuk berhenti mengintimidasi David.

Pria berkulit putih itu memang sukses mengubah penampilannya, akan tetapi s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status