Share

35. Diam Bukanlah Solusi

Untuk terakhir kalinya Sena memukul tubuh Quin sebelum pergi dengan mengambil ponselnya. Dia masih belum tahu kejadian sebenarnya yang terjadi pada adiknya. Dia juga belum tahu, kapan kejadian itu terjadi. Jika sudah lama, kenapa bapak atau ibunya tidak ada yang mengatakan pada Sena? Padahal sekarang Sena membawa ponselnya sendiri.

Sena menutup pintu kamarnya dengan bunyi brakk kencang. Sekretaris An yang hendak menemui Quin sampai berjengit kaget. Melihat Sena yang seperti sedang marah, dia langsung bergegas menuju ruang kerja Quin. Di sana Quin masih dengan posisi semula. Dia masih belum beranjak barang sesenti pun.

“Quin?” panggil Sekretaris An. Dia memegang kedua lengan Quin. Tatapannya tampak khawatir saat melihat Quin yang hanya menunduk dengan wajah sendu. “Apa yang terjadi?”

Bukannya menjawab, Quin justru menjatuhkan kepalanya di bahu Sekretaris An. Dia tidak menangis, tapi sikapnya sudah cukup mewakili bagaimana perasaan Quin saat ini. Kacau sekaligu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status