Sampai di mana Gea me jumpai hari kelulusan. Ia mendapat nilai yang sangat memuaskan. Wisuda kali ini juga dihadiri oleh neneknya dengan raut wajah yang sangat angkuh.
Entah niat jahat apa lagi akan dilakukan oleh Neneknya. Tiba-tiba saja beliau begitu baik kepada Gea dan Vella. Bicara soal Vella saja Neneknya juga santai, anaknya kini juga sudah lahir. Jenis kelamin anak itu perempuan yang di beri namanya Regina Dirga, sesuai dengan nama belakang Aldi sangat ayah.
Tepat dihari itu, waktu sudah merenggutnya hidup tanpa ditemani Ale. Sudah hampir 1 tahun lebih 3 bulan, Gea terus saja menoleh ke kanan-kiri, berharap jika pria-nya akan datang menemuinya.
Sejak kepergian Ale, mereka sama sekali tidak ada komunikasi dan tak pernah menanyakan kabar. Bahkan Ibunya Ale juga susah untuk menghubungi Ale yang masih di luar pulau.
Nenek mendekati Gea seraya berbisik, "Gea, sampai sekarang saya sudah bersabar dengan kalian. Saya juga mau menerima anak Vella de
Akhirnya sampai juga Gea di lokasi yang dituju. Gea masih mencari informasi dimana Ale dirawat. Sayangnya Gea tidak mahir berbahasa Inggris."Sial, mana aku tidak bisa bahasa Inggris pula. Bahasa Indonesia aja masih plekak-plekuk. Gimana mau nanya orang lain di sini?"Tiba-tiba ada pesan di alat pelacak yang Rendra berikan kepadanya. Ia mendapat informasi dimana Ale di rawat."Hehe, untung ada Papa. Memang papaku ini orang yang hebat dah!"Gea terus mencari ruangan tersebut, hingga akhirnya Gea berhasil menemukan ruangan itu. Benar saja, penjagaannya sangat ketat. Beberapa orang ada di sana dengan stelan warna hitam."Dasar orang kaya. Ribet amat sih pakai di jagain. Mana penjaganya kek pelayat semua lagi," gumam Gea."Tapi gimana mau masuk ke sono, ye? Aku bisa sih bela diri, tapi kalau penjaganya aja model begitu ... ah, pikir belakang, yang terpenting sekarang, bagaimana caranya aku masuk dulu."Gea mengamati
Kali ini, Ale benar-benar bisa memakan habis tubuh mungil Gea. Kecupan manisnya membuat Gea semakin memanas. Meski tubuhnya belum sembuh total, tapi ia tidak menghiraukannya. Ia hanya ingin menghabiskan malam bersama dengan kekasihnya saja.Dan juga, walapun tubuh kecilnya kalah dengan tubuh Ale, Gea semakin bisa mengimbangi permainan Ale. Mereka makin memanas, ciuman Ale sudah menurun ke leher, perlahan Ale mulai membuka dress sexy yang melekat dalam tubuh Gea dengan kasar.Di ciumnya perut Gea dnegan lembut, perlahan tangan Ale mulai melepaskan penutup gunung yang hampir siap meletus karena lembahnya mulai merembes. "Gea, kumohon berikan kepadaku, ya?" bisik Ale dengan lembut seperti dewa cinta.Dengan nafas yang susah memburu, Gea mengangguk tanda setuju menyerahkan apa yang dimilikinya untuk kekasihnya. Gea tahu jika itu adalah harta berharganya. Namun, demi Ale, ia mampu memberikannya dengan suka rela. Sebab, Gea yakin jika Ale mam
Di pagi berikutnya, mereka akhirnya terbangun dengan waktu yang sudah menunjukkan siang hari.Gea terbangun, perlahan ia membuka matanya dan menguap, mendengar sapaan hangat dari kekasihnya yang juga baru saja terbangun."Siang, sayang. Kamu sudah bangun?" tanya Ale mendekap hangat tubuh mungil kekasihnya."Siang juga, tukang tidur!" ledek Gea.Tak peduli apa yang Gea katakan. Ale hanya ingin memeluk kekasihnya dengan erat dan tak ingin berpisah lagi. Bahkan, ia berharap tak ada lagi perpisahan diantara mereka."Sudah siang, ayo sebaiknya kita bergegas," ucap Gea menepuk lembut kepala Ale."Sebentar lagi, jika kita sudah pulang. Kita tidak bisa seperti ini, sayang." tolak Ale manja.Dengan mempererat pelukannya, Ale bahkan teringin melakukannya lagi dengan Gea. Ia bahkan sampai berbisik jika dirinya sudah tidak tahan."Serius mau lagi?" goda Gea."Cukup!""Ini
"Akhirnya sampai juga, itu mobil kita. Sini aku bantu bawa tas kamu!" seru Ale."Tidak usah, kan masih ada asisten, hehe ...." tunjuk Gea."Baiklah kalau begitu, aku pamit pulang, ya. Nanti kita ketemu lagi, kamu istirahatlah dulu," Ale bicara dengan sangat manis.Sebelum Ale berbalik, ia melingkarkan dulu syal putih di leher kekasihnya. Terlihat sangat jelas jika tanda merah ada di lehernya."Kenapa?" tanya Gea polos."Jangan sok polos, kau digigit nyamuk sampai berbekas seperti ini," celetuk Ale."Why?""Nyamuk? Iya nyamuk, nyamuknya segede manusia, ada rambutnya, rupawan dan sangat mencintaiku." gombalan Gea mampu menembus sampai ke palung hatinya.Teringat akan ciuman pertamanya dengan Zaka sewaktu di belakang sekolah waktu itu. Gea merasa sedih jika mengingatnya kembali."Segitu dalamnya, ya … cinta kamu kepada Zaka? Bahkan orangnya sudah tiada pun tetap selalu ada dalam setiap
Tanpa sepengetahuan Ale, malam yang ditunggu Darius akhirnya datang juga. Gea memenuhi syarat dari neneknya untuk kencan buta dengan Darius selama satu malam di suatu restoran milik keluarga Darius tentunya.Awal pertemuan membuat Gea sangat bosan. Situasi yang begitu monoton baginya. Itu bukan gaya hidupnya, makan restoran mewah dan minum alkohol. Gea juga terus berpikir bagaimana caranya bisa kabur dari restoran tersebut."Ge, aku boleh tanya sesuatu?" tanya Darius."Boleh saja, katakanlah!""Kamu akhir-akhir ini kemana saja? Aku tidak melihatmu di jamuan makan malam nenekmu beberapa hari lalu, kamu ... em, aku mengkhawatirkan dengan keadaanmu, Ge?" tanya Darius."Em, yakin Tuan Darius tidak melihat saya di rumah nenek?""Eh, kenapa jadi formal begini? We talk as always, consider if we are friends, Gea. Then, do not call me with the master. Tapi, kamu bisa memanggil dengan menyebut namaku saja, Darius ...." uc
"Ge, kamu kenapa? Sakit?" tanya Ale heran. "Hih, Gea! Pakai kembali pakaianmu!" imbuhnya."Aku sudah tak tahan lagi, cintaku. Aku ingin itu, tolong berikan kepadaku," keinginan Gea yang membuat Ale semakin takut."Maksudnya apa, sih? Berikan apa, Ge? Semua sudah aku berikan ke ...." Ale mencium ada bau aneh dalam mulut Gea.Ale baru sadar jika kekasihnya tesebut sudah diberi obat jahat oleh Darius dalam dosis yang tinggi. Meski Gea terus meminta, Ale tetap tidak memberikan apa yang Gea ingin.Dirinya sudah berjanji untuk tidak melakukan hal itu sebelum pernikahan. Baginya, apa yang mereka lakukan di Singapura hanyalah sebuah kesalahan karena kecemburuannya ia mampu berbuat hal buruk seperti itu."Maaf, aku harus menolak itu," jawab Ale mendorong tubuh Gea."Kita sudah berjanji akan melakukan hubungan intim itu lagi setelah ada pernikahan, bukan?Aku tidak akan melakukan itu, tidak meski kamu memaksa!" imbuhnya.&n
Malam hujan sangat deras, Gea masih bingung antara mau pergi atau menuruti kemauan neneknya. Yang Gea takutnya hanyalah, jika Darius sampai tahu bahwa anak yang ia kandung adalah anaknya Ale, mampukah ia menerimanya?"Tidak!""Aku lebih memilih pergi jauh daripada harus menikah dengan Darius," gerutunya."Jika aku harus menikah dengan Darius, bagaimana nasib anakku nanti?"Bagaimana dengan perasaan kak Ale, nanti? Aku tidak boleh termakan hasutan nenek," Gea terus berperang dengan pikirannya.Apa yang ada dipikiran Gea saat itu hanyalah Ale, keluarganya dan calon anaknya nanti. Ia hanya tak ingin orang yang kan kasihi menderita karenanya."Aku harus membuat surat untuk Kak Ale. Ponselnya sejak tadi tidak aktif." gumam Gea mencari alat tulis. ~Kak Ale, maafkan aku yang harus pergi. Aku lakukan ini untuk semuanya. Untuk kebaikan kita, aku dan juga anak yang aku kandung. Aku hamil, Kak. Tapi aku harus menjauh dari
Makan siang mereka nikmati dengan sebaik mungkin. Bersenda gurau dan menceritakan kisah lucu untuk menyegarkan suasana.Datanglah seorang pria, turun dari mobil mewahnya. Berpakaian serba cream dengan kaca mata hitam dan arloji mahalnya. "Eh Tuan, selamat siang, Tuan!" sambut Pak Faisal yang sedang menyantap makan siangnya."Oh, Faisal. Rupanya kami disini, aku mencarimu ke proyek lain, ternyata kamu di sini, ya?" ucap pria yang disebut Bos. "Ah, ayo lanjutkan makanmu!"Tuan Muda itu menatap seluruh bangunan dari tempat makan. Sampai akhirnya, matanya tertuju pada Gea yang kalau itu asik makan siang bersama tukang lainnya."Siapa gadis itu?" tanya Tuan Muda tersebut."Oh, perkenalkan Tuan Kania. Dia pekerja baru di proyek ini. Dia sangat cekatan, dan juga ulet, Tuan. Kasihan dengan latar belakangnya, makanya saya beri dia pekerjaan," jelas Pak Faisal."Oh karyawan baru? Hari ini semuanya sudah diberi tahu kalau hanya kerja