Sementara itu di tempat lain di belahan bumi yang lain
Di tengah kota Paris di sebuah rumah megah bergaya Vittoria serba putih dengan kebun bunga mawar merah yang mengelilinginya.
Di tengah musim panas yang membuat orang-orang berkeringat. Di kota Paris yang 24 jam dimana orang-orangnya seakan tak pernah tertidur. Pagi,siang malam orang-orang terus melakukan aktifitasnya seolah-olah tak ada kata lelah
Tarik nafas... Embuskan....regangkan tubuh ....
Tarik nafas.....embuskan...regangkan tubuh.... Sarah melakukan gerakan gerakan yoga tanpa kesulitan di atas matras. Yoga menjadi kegiatan setiap paginya sebelum ia memulai aktifitas hariannyaSang ayah masuk sambil menggendong seorang anak lelaki kecil berusia 2 tahun
"Ayah ingin bicara dengan mu Sarah"
Sarah menoleh , sementara punggung dan kakinya masih lurus tegak ke atas
Pertaruhan itu dilanjutkan lima belas menit kemudian . Steve mengusir semua tamu yang datang dengan dalih ia mendadak sakit perutPintu bar ditutup. Papan close dipasang lampu dimatikan. Steve membawa Sarah masuk ke dalam gudang stok penyimpanan minumanSteve mendorong tubuh Sarah bersandar ke dindingSarah tersenyum meledek " Tuh kan sudah kubilang kau masih lelaki yang normal. Buktinya baru kuperlihatkan ini sedikit kau sudah gelisah"Steve mengecup bibir Sarah " Karena kau berbeda, kau wanita yang berbeda"Sarah membalas ciuman Pria yang ada dihadapannya kini dengan lebih ganasSudah 3 tahun ia tak merasakan keintiman lagiLidah mereka saling berpagutan dengan mesra. Tangan kanan Steve menyelinap tanpa permisi masuk kedalam kemeja Sarah. Membuka pengait bh yang dikenakan Sarah dengan satu gerakanSarah meledek dan terus mencecar Steve"Lihat kau sangat ahli melakukan ini
Pov Hana"Jadi kapan nak Nathan mau tunangan sama Hana....?" Tanya ibuku kepada Nathan yang hendak memakan suapan sendok pertamanyaAku yang sedang minum sampai tersedak kaget tak percaya"Ma.... Kami hanya berteman" jawabku setengah melotot tanda protesKami hanya berteman bahkan baru saja berteman. Aku tidak begitu mengenal Nathan karena dia tidak satu departemen yang sama di kantorku bekerjaRasanya aku jadi malu telah mengundang Nathan makan malam bersama kami di rumahAku takut ia akan berpikir yang tidak-tidak tentangkuNamun di luar dugaan , Nathan justru menjawab pertanyaan ibuku dengan senyuman yang membuat pipi dan telingaku memerah karena malu"Jika kami memang ditakdirkan Tuhan untuk bersama. Saya tidak ingin bertunangan tetapi saya ingin langsung melamar Hana menjadi istri saya" jawab Nathan penuh percaya diriIbu menoleh ke arahku dengan penuh senyuman&n
Pov leonKebetulan sekali atau mungkin karena hukum karma yang belum tuntas. Aku bertemu lagi dengan gadis kecil yang tiga tahun lalu pernah ku sakiti saat acara meet and greet film garapankuDia ada di sini di samping sepupuku Nathan. Aku begitu terpesona dengan penampilan Hana yang tampak sudah dewasa sekarang. Gadis itu memakai gaun hitam dengan belahan dada yang menggoda. Bibirnya sekarang di pulas dengan lipstik berwarna merah. Rambut yang dibiarkan tergerai indahHarus kuakui dia sudah bukan gadis polos nan lugu lagi ."Kenalin kak Leon, ini temanku namanya Hana" ucap Nathan ketika ia mencoba mengenalkan Hana padakuNathan adalah sepupu jauhku dari saudara ayah. Usiaku dan dirinya hanya berbeda dua tahun namun ia selalu memanggilku penuh sopan dengan panggilan kakak leonAku berusaha keras mengeraskan rahang pipiku agar tak nampak kaget dihadapan Hana. Aku kembali memakai topeng dingin di wajah
Leon bersandar di luar pintu mobil miliknya. Ada segelas wine di cengkraman tangan kanannya, ia meneguk sampai habis dengan satu tegukan. Kedua matanya sudah sangat merah karena alkohol atau mungkin karena menahan amarah setelah berjumpa kembali dengan gadis itu Hana"Ambilkan aku satu gelas lagi" perintah Leon"Tapi tuan anda sudah minum terlalu banyak, ini tidak baik untuk kesehatan tuan""Kau berbicara seperti perempuan saja" leon tertawa lalu memberikan gelas yang sudah kosong kepada KrisLeon masuk ke dalam mobil"Tuan biar saya saja yang menyetir" Kris ikut masuk ke dalam mobil, ia sangat khawatir melihat keadaan Leon yang sudah hampir sempoyongan ingin mengendarai mobil"Heh kau meremahkanku? Ini mobilku? Kenapa aku tidak boleh membawanyanya""Anda sedang terpengaruh alkohol tuan, akan sangat berbahaya j
Kris mencabut beberapa helai rambut dari kepalanya lalu menempelkannya di jok kursi kemudi, ia juga menempelkan jari jemarinya di stir kemudi lalu terakhir mencabut dascam yang terpasang di belakang kaca spion tengah mobil. Kris memberikannya kepada Leon"Hilangkan bukti ini tuan " ucap Kris sambil melepaskan jas miliknyaLeon menerimanya dan memakai jas milik Kris lalu menyembunyikan dashcam mini itu di saku jas yang kini dipakainya"Selama ini tuan selalu memproduksi puluhan fim, saat ini tuan hanya perlu berakting supaya polisi tidak mencurigai tuan , tuan pasti bisa melakukannya"Leon mengangguk mendengar arahan krisTak lama kemudian mobil polisi dan mobil ambulans datang. Petugas medis menghampiri tubuh ibunda Hana yang tertutupi jas Leon, mereka memindahkannya ke atas tandu dan memeriksanya"Korban sudah meninggal, sudah tidak ada nadi yang berdenyut. Batalkan cpr untuk korban" perintah seorang petu
Pov leon"Kau yang sudah membunuh ibu....kenapa ayah tega membunuh ibu?"Aku tidak akan pernah lupa hari dimana ketika aku menemukan ibuku tewas karena bunuh diri di rumah kami.Malam setelah jenazah ibuku disemayamkan, aku berteriak memaki memukul dada ayahkuNamun saat itu lenganku belum sebesar lengan ayahku. Lelaki itu menenangkanku berusaha menarikku ke dalam pelukannyaNamun aku berontak dan meninju wajahnya, bagaimanapun aku ini adalah seorang laki-laki. Pukulanku mampu membuat hidung ayahku mengeluarkan darah"Leon.... Ayah tidak membunuh ibumu" ucap ayahku saat itu"Tapi kau berusaha membunuhnya" Sahutku murka dengan tatapan penuh kebencianAku tahu ibuku tidak dibunuh langsung oleh ayahku tapi ayahku setiap harinya selalu menyakiti hati ibu. Aku yang sejak kecil melihat pertengkaran kedua ora
Pemakaman ibu Hana dilakukan keesokan paginya yang tak jauh dari rumah HanaHana menangis di pusaran nisan ibunya, ada Nathan di sampingnya yang menenangkannyaHanya ada beberapa kerabat dan tetangga yang mengikuti sampai proses upacara pemakaman selesai.Dan leon ada disana berdiri di balik pohon yang berjarak dua meter dari pemakaman ibu HanaIa sudah melihat gadis itu menangis sejak semalam di kantor polisi . Membuat hatinya semakin merasa bersalahIni semua salahku Hana, maafkan aku rutuk Leon berkali-kali di dalam hati"Hana ayo kita pulang. Kita masih belum tahu keberadaan adikmu " ajak NathanLeon berpikir ini kebetulan yang aneh di saat ibu Hana mengalami kecelakaan di jalan raya sang adik juga tidak diketahui jejak rimbanya. Tidak mungkin gadis kecil itu meninggalkan rumah sendiri&n
Candra dan Saka kembali memeriksa ulang dokumen tentang kecelakaan lalu lintas yang dialami ibu Hana . Mereka adalah petugas kepolisian yang menangani kasus ini"Aku tidak yakin ini hanya kasus kecelakaan tunggal saja, sangat janggal kemarin aku sudah memeriksa cctv di sekitar jalan di sana, keadaan memang gelap karena lampu penerangan di pinggir jalan sedang rusak . Aku memeriksa satu jam sebelum mobil ini lewat tapi tidak ada tanda-tanda ibu ini sedang berjalan. Lihat" saka menunjukan layar komputer dimana dua cctv yang dekat dengan tkp terekam semalam"Jadi kemungkinan ibu ini tidak berjalan di pinggir jalan tapi muncul dari sini" Saka menjelaskan lagi, ia menunjuk area persawahan yang terbentang luas di kanan kiri jalan bebas hambatanTok tok tok tok.... Suara pintu diketuk dari luar"Masuk "Seorang petugas kepolisian yang lain masuk membawa dok