Home / Fantasi / Sword of the Cosmos / Bab 8 – Pusaran Energi yang Meningkat

Share

Bab 8 – Pusaran Energi yang Meningkat

Author: Rygen
last update Last Updated: 2025-10-03 10:29:53

Li Yuxian berdiri di tengah reruntuhan hutan purba, pedang biru keperakan menggenggam erat di tangannya. Cahaya dari pedang itu menembus debu dan serpihan pohon yang beterbangan. Pusaran energi di depan mereka telah pecah menjadi beberapa gelombang besar, masing-masing berdenyut merah dan biru, mengirimkan tekanan yang menghancurkan tanah dan memutar udara di sekeliling mereka.

Xu Liang dan Gadis Tombak berdiri di belakangnya, tubuh mereka bergetar mengikuti getaran energi. Mata mereka menatap Yuxian dengan campuran kekaguman dan ketakutan.

“Kita belum pernah menghadapi energi seperti ini sebelumnya,” desis Xu Liang. “Setiap gelombangnya bisa menghancurkan kita.”

“Aku tahu,” jawab Yuxian. Napasnya berat, tubuhnya bergetar mengikuti denyut energi. “Aku harus menyatu dengan gelombang ini. Jika gagal, kita semua akan hancur.”

Gadis Tombak menunduk, tombaknya membentuk medan tipis untuk menahan serpihan pohon yang beterbangan liar. “Kau satu-satunya yang bisa menghadapi ini. Aku tidak ingin kehilanganmu.”

Yuxian menelan ludah dan mengangkat pedangnya lebih tinggi. Cahaya biru keperakan memancar lebih terang, membelah gelombang energi yang datang. Ia tahu bahwa detik berikutnya akan menentukan nasib mereka semua.

Yuxian mencondongkan tubuh ke depan, pedang mengikuti denyut setiap gelombang energi. Setiap ayunan menciptakan medan pelindung tipis sekaligus menyalurkan sebagian kekuatan balik ke ritme gerakannya. Tanah retak semakin lebar, pohon-pohon runtuh, dan debu beterbangan di sekelilingnya.

“Aku harus menyatu dengan energi ini, bukan melawannya,” gumam Yuxian dalam hati.

Xu Liang menatap kagum. “Dia benar-benar menyatu dengan pedangnya. Ritme gerakannya seakan menjadi bagian dari energi itu sendiri.”

Gadis Tombak menekuk lutut, tombaknya menahan serpihan pohon dan debu. “Tetapi energi itu terlalu liar. Satu kesalahan saja bisa menghancurkan kita.”

Yuxian menelan ludah, pedangnya berdenyut mengikuti denyut energi. Ia merasakan gelombang energi baru yang muncul dari inti pusaran, lebih cepat, lebih kuat, dan lebih tak terduga.

“Aku harus menyerang balik sekarang,” gumamnya dalam hati.

Sosok misterius itu muncul di depan pusaran, tubuhnya bersinar merah dan biru. Gelombang energi yang dilepaskannya menghantam udara dan tanah, menciptakan tekanan yang hampir melempar Yuxian ke belakang. Pedang biru keperakan menahan sebagian gelombang, tetapi energi liar tetap menyapu sekitarnya.

“Ini lebih dahsyat daripada sebelumnya,” desis Yuxian. “Aku harus menyesuaikan gerakan dengan ritme energi ini.”

Ia mengayunkan pedang ke udara, cahaya biru memotong gelombang energi, menciptakan percikan yang menyinari reruntuhan hutan. Pohon-pohon berguncang, tanah retak semakin lebar, dan debu menutupi pandangan Xu Liang dan Gadis Tombak.

“Jika aku gagal, ini akan menjadi akhir kita,” bisik Yuxian dalam hati.

Yuxian mengatur setiap langkah dan ayunan pedangnya dengan denyut pusaran energi. Pedang biru keperakan membelah gelombang energi, menahan serangan sekaligus menyalurkan kekuatan balik ke ritme gerakannya. Ledakan cahaya kecil tercipta setiap kali benturan terjadi, menerangi debu dan serpihan yang beterbangan.

Xu Liang menatap kagum. “Dia benar-benar mengendalikan energi itu. Tapi bayangan itu masih sangat kuat. Satu kesalahan bisa fatal.”

Gadis Tombak menekuk lutut, memusatkan energi tubuhnya untuk menahan serpihan pohon dan debu yang beterbangan. “Aku belum pernah melihat seseorang bergerak seirama dengan energi seperti ini.”

Yuxian menelan ludah. Pedangnya berdenyut mengikuti denyut energi. Ia menyadari inti pusaran mulai bereaksi terhadap gerakannya. Setiap ayunan pedang membuat gelombang energi berdenyut lebih cepat, lebih liar, dan lebih sulit dikendalikan.

“Sekarang aku harus melancarkan serangan balik dengan seluruh kekuatanku,” gumamnya.

Yuxian melompat ke udara, pedang diarahkan ke inti pusaran energi. Cahaya biru keperakan menyentuh inti merah dan biru. Ledakan energi terjadi, menciptakan gelombang cahaya yang menyebar ke seluruh hutan. Pohon-pohon runtuh, tanah retak semakin lebar, debu beterbangan liar. Xu Liang dan Gadis Tombak menahan tubuh mereka agar tidak terseret ke pusaran energi.

“Dia berhasil menyentuh inti energi,” desis Xu Liang. “Tapi ledakan itu terlalu besar. Gelombang berikutnya akan lebih berbahaya.”

“Aku tahu,” jawab Yuxian. Pedangnya berdenyut keras, menyerap sebagian energi inti dan menyalurkannya kembali ke ritme gerakannya. “Aku tidak boleh berhenti sekarang.”

Sosok misterius itu menatap Yuxian dengan mata merah membara, bergerak liar, mengeluarkan gelombang energi yang lebih cepat dan lebih dahsyat. Udara bergetar hebat, menciptakan tekanan yang hampir membuat tubuh Yuxian terhuyung.

Tiba-tiba, gelombang energi pecah menjadi beberapa pusaran baru yang memancarkan cahaya merah dan biru lebih intens. Tanah retak semakin lebar, pohon-pohon tumbang, dan seluruh hutan purba bergetar hebat.

Xu Liang menatap Yuxian dengan mata melebar. “Apa yang terjadi dengan energi itu?”

Gadis Tombak menahan napas. “Ini… lebih berbahaya daripada sebelumnya.”

Yuxian menatap pusaran energi baru itu dengan mata membara. Pedangnya berdenyut lebih cepat, cahaya biru semakin terang. Ia tahu bahwa detik berikutnya akan menentukan nasibnya, sahabatnya, dan seluruh hutan purba.

Sosok misterius itu bergerak maju, menciptakan gelombang energi yang menelan semua cahaya di sekitarnya. Pedang biru keperakan Yuxian bersinar keras menahan tekanan, tetapi tubuhnya terhuyung. Debu dan serpihan pohon beterbangan liar, menutupi pandangan semua orang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sword of the Cosmos   Bab 25 – Napas dari Balik Gerbang

    Angin gurun berhembus pelan, membawa butiran pasir halus yang berputar di udara. Lembah yang dulu menjadi tempat pertarungan Li Yuxian kini menjadi hamparan sunyi tanpa kehidupan. Tak ada tanda-tanda kehancuran, tak ada darah atau sisa pertempuran, hanya ketenangan aneh yang terasa terlalu sempurna untuk dunia yang baru saja nyaris runtuh.Di tengah lembah itu, pedang biru keperakan masih menancap tegak. Permukaannya memantulkan cahaya lembut, seolah masih bernapas. Dari dalam bilahnya terdengar gema samar, seperti detak jantung yang menolak berhenti.Tiba-tiba, angin berhenti berhembus. Pasir-pasir di sekitarnya melayang pelan ke udara, tertarik pada pedang itu. Cahaya putih keluar dari dalam bilahnya, semakin lama semakin terang hingga membentuk siluet samar seorang pria muda.Siluet itu berdiri tegak. Tubuhnya perlahan mendapatkan bentuk, wajahnya mulai tampak jelas. Mata tajam itu, rambut hitam yang berkibar ringan, dan aura yang menggetarkan ruang tidak lain adalah Li Yuxian.Nam

  • Sword of the Cosmos   Bab 24 – Gerbang Tanpa Nama

    Cahaya putih yang menelan lembah itu menghilang perlahan, meninggalkan keheningan panjang yang menyesakkan dada. Awan-awan terpecah di langit, dan dari sela-sela cahaya muncul sosok Li Yuxian yang berdiri di tengah kawah besar. Tubuhnya berlumuran luka, namun dari dalam luka-lukanya terpancar cahaya halus berwarna biru, merah, dan hijau yang berputar menyatu di sekujur tubuhnya.Udara di sekitarnya terasa berbeda. Dunia seperti bernafas bersamanya, setiap detak jantung Yuxian memunculkan riak energi yang mengguncang tanah. Ia mengangkat kepalanya dan melihat langit yang kini dihiasi celah besar, tempat mata raksasa itu mengintip dari balik kehampaan. Cahaya keemasan dari celah itu memancar kuat, seolah ingin menembus seluruh dimensi yang ada.“Gerbang Tanpa Nama,” bisik Yuxian dengan suara serak. “Tempat di mana jalan takdir dimulai dan berakhir.”Namun sebelum ia sempat melangkah, tanah di bawahnya berguncang lagi. Batu-batu melayang ke udara, dan dari setiap retakan muncul bayangan-

  • Sword of the Cosmos   Bab 23 – Jalan Ketiga

    Cahaya putih yang melingkupi tubuh Li Yuxian akhirnya meredup perlahan. Lembah yang sebelumnya bergetar kini hening, namun hawa yang tersisa di udara jauh lebih berat dari sebelumnya. Air danau di belakangnya telah membeku menjadi kristal biru, dan di dalamnya masih terkurung dua sosok yang berarti banyak baginya, Xu Liang dan Gadis Tombak. Mereka tampak seperti tertidur, tenang namun tanpa napas kehidupan.Yuxian berdiri di tengah lapisan es itu, menatap langit yang masih dipenuhi cahaya roda tujuh lingkaran. Energi yang memancar dari simbol tersebut menekan ruang dan waktu, seolah dunia menolak keberadaannya. Ia merasakan tekanan itu di tulangnya, menembus jantungnya, tapi sorot matanya tetap teguh.“Aku tidak akan mengikuti aturan siapa pun,” bisiknya pelan. “Bahkan aturan para dewa.”Udara di sekitar berubah menjadi rapuh. Retakan-retakan tipis muncul di langit, seperti kaca yang hendak pecah. Setiap retakan memancarkan cahaya berwarna berbeda, membentuk jalur-jalur energi yang sa

  • Sword of the Cosmos   Bab 22 – Gerbang Keenam: Cermin Jiwa

    Cahaya biru keperakan melesat menembus kabut merah di langit, jatuh ke arah timur melewati lapisan-lapisan awan yang membara. Bintang jatuh itu bergetar pelan, hingga akhirnya menghantam permukaan danau kristal di lembah terpencil. Air danau berguncang hebat, namun tak satu tetes pun terciprat keluar. Dari pusaran air yang berkilau itu, perlahan muncul sosok Li Yuxian.Tubuhnya berlutut, pakaian robek dan kulitnya penuh luka bakar qi. Namun matanya masih menyala, biru dan ungu berputar di irisnya, memancarkan keteguhan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ia masih hidup.Yuxian menatap sekeliling. Lembah ini terasa asing, sepi, dan jernih. Tak ada suara burung, tak ada angin, hanya gema air danau yang menenangkan. Aroma lembut seperti dupa kuno memenuhi udara. Ia bangkit perlahan, lalu menyentuh air danau di depannya.Begitu ujung jarinya menyentuh permukaan air, pantulan wajahnya berubah. Bukan dirinya yang terlihat, melainkan sosok lain dengan mata yang sama namun penuh kebenc

  • Sword of the Cosmos   Bab 21 – Bayangan di Langit Tertinggi

    Langit berwarna merah tua, seolah darah yang mengalir di antara retakan awan. Enam pilar cahaya yang muncul dari berbagai penjuru dunia perlahan berdenyut, memancarkan gelombang energi yang saling bersahutan. Udara menjadi berat, seperti ada sesuatu yang hendak turun dari langit itu sendiri.Li Yuxian berdiri di tengah dataran hitam, tubuhnya masih dikelilingi cahaya putih keperakan yang bergetar pelan. Pedang biru di tangannya kini bersinar lembut, seperti menenangkan badai di sekelilingnya. Namun di balik ketenangan itu, matanya memantulkan perubahan besar. Satu berwarna biru jernih, satu lagi ungu gelap seperti jurang tak berdasar.Xu Liang dan Gadis Tombak terbangun di tepi dataran, terengah-engah. Keduanya menatap Yuxian dengan campuran kagum dan ngeri.“Dia... berubah,” ucap Xu Liang pelan. “Energinya bukan lagi milik manusia.”Gadis Tombak menatap lekat. “Tapi itu tetap Yuxian. Aku bisa merasakannya.”Yuxian memejamkan mata sejenak, menarik napas panjang. Di dalam dirinya, dua

  • Sword of the Cosmos   Bab 20 – Panggilan dari Gerbang Keempat

    Suara tawa itu menggema panjang di udara, menembus celah-celah langit yang retak. Dari pusaran merah tua yang berputar di atas lembah, sosok berjubah panjang turun perlahan, melangkah di atas udara seperti berjalan di permukaan air. Setiap langkahnya meninggalkan bekas api di udara yang perlahan memudar menjadi abu.Li Yuxian menatap ke arah sosok itu dengan napas berat. Energi di tubuhnya belum sepenuhnya pulih, tapi insting bertarungnya langsung menegang. Ia tahu, makhluk yang datang kali ini bukan sekadar penjaga gerbang. Aura yang memancar dari tubuh sosok itu jauh melampaui apa pun yang pernah ia rasakan.Xu Liang berbisik lirih di belakangnya. “Itu... bukan roh biasa. Energinya bercampur antara Qi kosmik dan kekosongan murni. Tidak mungkin seseorang bisa menahan dua energi itu sekaligus tanpa hancur.”Gadis Tombak menatap tajam. “Dia bukan seseorang. Lihat matanya.”Mata sosok itu menyala merah keemasan, berputar seperti dua bintang yang terbakar di langit malam. Dari dekat, waj

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status