DUAAR!!!
Kilat cahaya menyilaukan mata mendadak membelah langit kelam diakhiri suara petir yang menggelegar. Padahal, bulan sedang menggantung begitu indah menghias langit.Setiap orang melonjak kaget, tapi tidak dengan Tabib Cole. Kedua bola matanya malah berbinar. "Yang mulia! Pintu telah terbuka! Pintu telah terbuka!" teriaknya kegirangan.
"Lihat itu! Sinarnya sudah terlihat!" Jari telunjuk keriputnya kini mengarah pada bukit yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.Raja dan Pangeran Pisceso saling berpandangan tak mengerti. Mengapa tabib yang harusnya menyembuhkan sang ratu malah bahagia melihat fenomena alam yang belum pasti ini?Tanpa membuang waktu, Raja memanggil beberapa prajurit untuk pergi menuju bukit di mana cahaya putih itu berada demi menyelamatkan Ratu Eleanor yang masih terkulai pingsan.
"Wow! Luar biasa!"Begitu tiba, Tabib Cole menyeruak melewati Jenderal Axel yang berjalan paling depan.
Cahaya begitu terang benderang bagai sebuah bintang. Bentuknya putih seukuran tubuh manusia mengeluarkan pijaran sinar yang begitu indah berada di samping batu besar.
"Pintu cahaya ini, keluarga hamba menyebutnya dengan pintu cahaya langit. Pintu bisa terbuka ketika seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi bulan, sehingga matahari, bumi dan bulan berada tepat di satu garis yang sama," jelasnya lagi.
"Jadi ini berkaitan dengan ilmu alam?!" tanya Raja Theodore sambil melihat cahaya putih di depannya yang memancarkan sinar berpijar begitu indah."Tepat sekali Yang Mulia," jawab Tabib Cole. "Cahaya bulan akan terlihat redup jika dibandingkan dengan saat bulan penuh karena semua kekuatannya terkumpul untuk membuka pintu langit yang ada di depan kita ini."Raja mengangguk. "Lalu, bagaimana caranya kamu menyembuhkan istriku dengan pintu cahaya langit ini?!"Mendengar itu, Tabib Cole seketika bungkam.Wajah yang tadi berantusias menjelaskan tentang pintu cahaya langit, sekarang berganti penuh kebingungan."Tabib!" seru Raja melihat tabibnya malah membisu. "A-ampun Yang Mulia Raja," ucap Tabib Cole menunduk menatap tanah basah yang dipijaknya. "Hamba hanya tahu, cerita ini dari leluhur."Raja menatap tajam pada Tabib Cole. "Apa maksudmu?!" Tabib Cole semakin dalam menunduk. "Hamba, hanya tahu tentang pintu cahaya langit ini dari leluhur hamba."Melihat Tabib Cole semakin berbelit-belit membuat Pangeran Pisceso jadi kesal. Pedang kesayangan bergagang emas miliknya kembali ditarik ke luar dari sarungnya. SREET!"Kau ingin mempermainkan kami semua dengan cerita bohongmu itu?!" bentak Pangeran Pisceso mengarahkan pedang pada leher Tabib."Tidak, sama sekali tidak!" Tabib langsung menjatuhkan tubuh ke tanah dengan bertumpu pada kedua lututnya. "Ampun, Pangeran."Ketegangan di antara ketiganya begitu terasa.Jenderal Axel yang kebetulan berada di sana, seketika datang mendekati Pangeran Pisceso. "Maaf. Tapi, jamba pernah mendengar tentang cerita ini."
"Ibu pernah menceritakan tentang pintu langit waktu hamba masih kecil," sambungnya."Apa yang diceritakan ibumu?!" tanya Pangeran Pisceso ceoat."Di balik pintu cahaya langit ini, ada kehidupan lain," jawab Jenderal Axel. "Leluhur Tabib Cole semuanya bisa mengobati orang. Salah satu dari mereka ada yang tinggal di sana, bahkan menurut ibuku, banyak murid dari leluhur Tabib Cole menjadi tabib sakti di dunia sana."Woosh!Tiba-tiba, angin di sekitar menjadi kencang. Udara disekeliling menjadi dingin.
"Gawat!" seru Tabib Cole panik melihat pintu langit. "Pintu cahaya langit ini tidak lama lagi akan tertutup!"Kepanikan itu sontak menular ke seluruh orang di sana. Bahkan, pada Raja."Cepat lakukan sesuatu! Jangan sampai pintu cahaya langit ini tertutup!" paniknya.
Tabib Cole mendekati Raja. "Paduka yang mulia, sebelum pintu ini tertutup sempurna. Segera utus seseorang untuk membawa tabib sakti dari dunia sana untuk mengobati ratu.""Apa maksudmu?!" bentak Raja."Seseorang harus melewati pintu cahaya langit!"Dengan cepat, Raja memotong ucapan Tabib Cole. "Kalau begitu, kamu yang masuk ke dalam sana dan bawa tabib sakti dari leluhurmu ke sini!"Wajah pucat ketakutan langsung menghiasi Tabib Cole. Tenggorokannya mendadak kering. "Ha-hamba....""Biar saya saja yang masuk ke dalam pintu cahaya langit itu, paduka!" Jenderal Axel langsung menawarkan diri. Tak ada gurat ketakutan sedikitpun di wajahnya. "Hamba akan membawa tabib sakti dari sana untuk menyembuhkan ratu.""Jangan!" larang Pangeran Pisceso. Semua melihat pada Pangeran Pisceso yang melangkah maju mendekati Raja."Biar aku saja!" tegas sang pangeran, "Jenderal Axel lebih dibutuhkan di sini untuk melindungi Ayahanda dan Ibu.""Hamba setuju!" seru Tabib Cole."Menurut hamba, lebih baik pangeran saja yang masuk ke dalam pintu cahaya langit! Hamba lebih percaya pada pangeran!"
Wajah keberatan nampak jelas di raut Raja Theodore, tapi apa yang dikatakan Tabib Cole ada benarnya. "Pastikan kau segera kembali!" titahnya pada sang putra."Aku janji akan membawa tabib untuk kesembuhan Ibunda," ucap Pangeran Pisceso, "sehingga, kita akan membalas dendam pada perampok dan pengkhianat itu!"
***
Sementara itu....
Nun jauh dari perdebatan di Kerajaan, seorang gadis cantik nampak serius sedang berbincang dengan salah satu pasiennya.
Dia tak tahu bahwa takdir aneh akan mengubah hidupnya....
"Jadi bagaimana Dokter Virgolin. Apa yang harus saya lakukan?!" tanya sang pasien. "Bukannya saya tidak bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan, tapi tidak salah bukan jika saya ingin mempercantik diri?!"
BUMI, 2025"Jadi bagaimana Dokter Virgolin. Apa yang harus saya lakukan?!" tanya sang pasien. "Bukannya saya tidak bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan, tapi tidak salah bukan jika saya ingin mempercantik diri?!" Senyum manis menghiasi bibir mungil Dokter Virgolin. Wajah cantiknya begitu tenang setiap menghadapi pasien yang sering mengeluh dan minta saran padanya. "Tidak salah, Nyonya Mer," jawab Dokter Virgolin lembut. "Setiap orang punya hak untuk mempercantik diri, itu bentuk dari menghargai diri sendiri. Saya sudah memeriksa semuanya. Minggu depan, Nyonya bisa datang kembali lagi ke sini untuk melakukan pemeriksaan tahap selanjutnya.""Ok Dokter, saya siap!" seru Nyonya Mer begitu antusias. "Kalau begitu, baiklah Nyonya. Semuanya nanti akan saya konfirmasikan lebih lanjut. Satu pesan saya, jaga kesehatan Nyonya selama satu Minggu ke depan.""Iya, baik Dokter. Tentu saja!"Setelah itu, pasien yang umurnya sudah tidak terbilang muda lagi pergi ke luar dari ruang praktek Dokte
Tak ingin ambil pusing, Pangeran Pisceso melangkahkan kakinya dengan hati-hati.Pria tampan itu bahkan tak peduli pada setiap pasang mata yang berpapasan dengannya menatap aneh dan heran. Bahkan, ada orang yang sengaja membidikan kamera ponselnya pada Pangeran Pisceso."Hai, lihat! Ada orang berpakaian aneh malam-malam begini!" seru anak muda ketika melihat Pangeran Pisceso lewat."Mungkin orang itu sedang syuting film kolosal," jawab temannya.TIIN!Pangeran Pisceso dikejutkan dengan suara klakson mobil. Pedang panjang yang ada di dalam sarung berukir emas langsung ditariknya. "Itu pedang asli!" seru anak kecil yang berdiri tak jauh dari Pangeran Pisceso."Hush! Bukan! Itu pedang buat syuting!" seru yang lain kebetulan melihatnya.Karena penasaran, salah satu dari mereka mendekat untuk memastikan itu pedang asli atau cuma sekedar pedang untuk syuting.Pangeran Pisceso yang tak mengerti apa yang sedang dibicarakan orang-orang di sekitarnya semakin memasang kewaspadaan penuh. Sorot
"Lihat itu!" Dua orang security yang berjaga depan pintu ruang pameran memperhatikan Pangeran Pisceso dari atas sampai bawah."Apa di luar sedang ada syuting film kolosal, Wo?!" tanya pria bertubuh gempal dengan nama tertera di dada, Dodo.Temannya yang bernama Bowo menggelengkan kepala. "Setahuku tidak ada."Keduanya pun terdiam begitu melihat Pangeran Pisceso datang mendekat.Dodo membuka suara ketika melihat Pangeran Pisceso seakan ragu untuk bertanya. "Ada yang bisa saya bantu, pak?!"Pangeran Pisceso sejenak terdiam, tatapannya melihat ke arah dalam ruang pameran sebelum menjawab. "Tabib.""Tabib?!" tanya kedua security secara bersamaan. Pangeran Pisceso mengangguk. "Tabib?" Dodo garuk-garuk kepala tak gatal. "Tidak ada tabib di sini! Di dalam sedang ada pemeran alat-alat medis. Anda salah tempat."Pangeran Pisceso tidak mengerti dengan apa yang diucapkan pria gempal tersebut. Berdiri sesaat lalu melangkah masuk ke dalam pameran. "Eh, eh! Orang itu masuk!" seru Dodo hendak m
Teriakan dan pukulan Dokter Virgolin di punggung tak berarti apa-apa bagi Pangeran Pisceso. Bahkan dengan ringannya seakan sedang membawa kapas, Pangeran Pisceso melanjutkan langkahnya ke luar dari ruang pameran. "Orang ini gila!" Security bernama Dodo menghadang langkah Pangeran Pisceso.Detik berikutnya terdengar suara sirine dari mobil polisi. Wiiw! Wiiw! Wiiw!"Polisi sudah datang!" Dodo tersenyum kemenangan, bala bantuan sudah datang."Hai! Bocah tengil! Lepaskan Dokter Virgolin!" teriak Rio marah melihat wanita pujaannya berada di atas bahu pria lain.Satu per satu, polisi dengan perlengkapan lengkap layaknya akan menangkap seorang teroris kelas kakap langsung masuk ke dalam gedung pameran. Pangeran Pisceso semakin memasang kewaspadaan penuh. Tubuh Dokter Virgolin dipegangnya erat. Begitu juga dengan pedang yang ada di tangan, semakin digenggam dengan kuat."Turunkan senjatamu!" Satu polisi yang bertindak sebagai komandan, langsung memberikan perintah sambil mengarahkan sen
Disisi lain, raja dan Tabib Cole begitu cemas melihat pintu cahaya langit tak kunjung memunculkan kembali putra mahkota penerus Kerajaan Voresham. "Bagaimana ini? Sampai kapan kita akan menunggu seperti ini?!" tanya raja gusar.Tabib Cole hanya diam, tatapannya jatuh menatap tanah. Garis kebingungan tersirat jelas di wajahnya.Jenderal Axel, prajurit tangguh. Kebanggaan dan kepercayaan raja menawarkan diri untuk menyusul Pangeran Pisceso pergi ke dunia lain."Jangan!" larang Tabib Cole. Raja dan semua orang menatap bingung pada Tabib Cole."Apa maksudmu?!" tanya Jenderal Axel dengan suara beratnya.Tabib Cole pun menjelaskan, jika masuk ke pintu cahaya langit takutnya tidak akan sama dengan dunia lain yang sekarang sedang didatangi Pangeran Pisceso karena pintu cahaya langit tersebut terhubung dengan beberapa dunia lain. "Kau jangan mempermainkan ku!" bentak raja marah. "Ampun! Ampun Yang Mulia!" Tabib Cole langsung menundukkan wajah."Kenapa tidak mengatakannya dari tadi, hah?!"
"Apa kau tak mengerti dengan apa yang sudah ku jelaskan tadi?!" tanya Pangeran Pisceso. "Aku akan mengantarmu pulang kalau kau sudah menyembuhkan ibunda ratu! Itu janjiku sebagai Putra Mahkota Kerajaan Voresham!"Dokter Virgolin menepuk jidatnya sendiri. "Ya Tuhan. Aku sedang berhadapan dengan orang-orang apa ini?!" Tapi tak lama kemudian, Dokter Virgolin bersorak kencang membuat semua orang mengernyitkan kening heran. "Aku tahu! Aku tahu! Kalian sedang syuting kan?!""Syuting?!" Dokter Virgolin mengangguk. "Iya, syuting drama kolosal. Kenapa tidak bilang dari tadi?! Aku hampir dibuat gila oleh kalian. Good! Good! Akting kalian sangat bagus!" Dokter Virgolin mengacungkan kedua jempolnya. Semua orang saling berpandangan satu sama lain. Tidak tahu dan tidak mengerti apa yang dikatakan tabib agung nan sakti dari dunia lain.Melihat semua orang hanya menatap heran, Dokter Virgolin menghentikan orasinya. "Apa ada yang salah?" "Hentikan tingkah konyolmu itu!" bisik Pangeran Pisceso.Tabi
Dokter Virgolin dibantu Tabib Cole dan anak muridnya mulai melakukan operasi ringan. Dengan pengarahan yang diberikan Dokter Virgolin, operasi akhirnya berhasil. "Selesai!" Dokter Virgolin menarik napas panjang setelah jahitan terakhir untuk menutup luka sayatan berhasil dilakukan.Raja dan Pangeran Pisceso langsung datang mendekat untuk melihat keadaan Ratu Eleanor."Kenapa ibuku belum sadar?!" tanya Pangeran Pisceso penuh kecurigaan. Dokter Virgolin menghela napas sebelum menjawab. "Kamu pikir, setelah ibumu selesai aku jahit lukanya, beliau ini akan langsung sadar dan sembuh?! Yang benar saja!""Yang Mulia, jangan khawatir. Yang Mulia Ratu akan segera sadar kembali dan sembuh seperti semula," ucap Tabib Cole. "Kalian ini aneh! Luka yang dialami oleh ratu kalian itu sangat membahayakan nyawanya, masih untung ratu kalian bisa bertahan sampai sejauh ini. Sabarlah, tunggu beberapa saat lagi, ratu kalian akan tersadar dari tidur panjangnya itu!" Dokter Virgolin kemudian berdiri. "Tug
Dokter Virgolin tercengang, apa yang barusan dilakukannya sangat diluar nalar. Tangan yang memegang belati langsung dilepas, tapi belati tak jatuh.Pangeran Pisceso menunduk melihat ke bagian perutnya sendiri. Belati emas kesayangannya, tertancap manis di perut berototnya."A-apa, apa yang telah ku lakukan?!" Dokter Virgolin menatap tak berkedip pada perut Pangeran Pisceso. Panas dan perih menjalar ke seluruh tubuh Pangeran Pisceso. Jari tangannya meraba berlati. Cairan merah kental begitu nyata nampak di jarinya."A-aku ,,,," gugup Dokter Virgolin. "A-aku ti-tidak sengaja," ucapnya terbata."Kau ,,," Pangeran Pisceso tak bisa berkata, wajahnya meringis menahan sakit. Dokter Virgolin menutup bibir dengan kelima jari tangan kanannya begitu melihat jari tangan Pangeran Pisceso berlumur darah.Semua orang terkejut, apalagi sang raja dan Tabib Cole."Apa yang kau lakukan?! Kau, kau ,,," seru Tabib Cole."A-aku tidak sengaja," ucap Dokter Virgolin ketakutan, melihat ke semua orang satu p