Share

2. ORANG ANEH

BUMI, 2025

"Jadi bagaimana Dokter Virgolin. Apa yang harus saya lakukan?!" tanya sang pasien. "Bukannya saya tidak bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan, tapi tidak salah bukan jika saya ingin mempercantik diri?!" 

Senyum manis menghiasi bibir mungil Dokter Virgolin. Wajah cantiknya begitu tenang setiap menghadapi pasien yang sering mengeluh dan minta saran padanya. 

"Tidak salah, Nyonya Mer," jawab Dokter Virgolin lembut. "Setiap orang punya hak untuk mempercantik diri, itu bentuk dari menghargai diri sendiri. Saya sudah memeriksa semuanya. Minggu depan, Nyonya bisa datang kembali lagi ke sini untuk melakukan pemeriksaan tahap selanjutnya."

"Ok Dokter, saya siap!" seru Nyonya Mer begitu antusias. 

"Kalau begitu, baiklah Nyonya. Semuanya nanti akan saya konfirmasikan lebih lanjut. Satu pesan saya, jaga kesehatan Nyonya selama satu Minggu ke depan."

"Iya, baik Dokter. Tentu saja!"

Setelah itu, pasien yang umurnya sudah tidak terbilang muda lagi pergi ke luar dari ruang praktek Dokter Virgolin Asteria.

"Dokter," seorang wanita baru saja masuk. "Sudah tidak ada pasien lagi."

"Baguslah." Dokter Virgolin melihat jam tangan. "Saya mau pergi ke pameran alat-alat medis. Apa kamu mau ikut?!" 

"Tidak dokter, terima kasih. Saya dan suami akan pergi menghadiri undangan."

"Oh, baiklah! Kalau begitu saya pergi duluan!"

Dokter Virgolin langsung pergi setelah membuka jas dokternya.

Tak membutuhkan waktu lama, dia pun sampai ke gedung pencakar langit di mana pameran sedang berlangsung. 

Orang-orang dengan jas putih nampak berlalu lalang melihat beberapa alat-alat medis yang sedang dipajang.

"Wah! Suatu kehormatan besar, saya bisa bertemu dengan seorang dokter muda yang cantik dan hebat. Dokter Virgolin Asteria, ahli bedah kecantikan. Ha-ha-ha. Apa kabarmu dokter?!"

"Dokter Rio terlalu berlebihan. Saya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Dokter Rio yang seorang ahli bedah jantung yang patut diperhitungkan," Dokter Virgolin balik menyanjung ketika rekan sesama dokter menyapanya. "Kabarku baik."

Tawa berderai ke luar dari bibir Dokter Rio. "Ha-ha-ha. Selain cantik, Dokter Virgolin juga ternyata pandai menyanjung."

"By the way," Dokter Virgolin mengedarkan pandanganya ke seluruh ruangan pameran. "Bagaimana dengan peralatan medis di sini?! Apa dokter sudah melihatnya?!"

Dokter Rio langsung memasang wajah serius. "Pamerannya lumayan. Saya juga sudah melihat beberapa di antara peralatan untuk operasi."

Keduanya berjalan sambil melihat-lihat beberapa alat bedah. 

Dokter Virgolin mengambil salah satu pisau bedah. Dilihatnya dengan seksama.

Pisau bedah terdiri dari dua bagian yaitu gagang dan bilah. Meskipun ada banyak bentuk bilah yang berbeda, tiga bilah paling umum  adalah bilah 10, 11, dan 15. Pisau 10 adalah alat yang paling ampuh, biasanya digunakan pada sayatan jaringan lunak yang lebih besar. Bilah 11 lebih panjang dan runcing, dan sering digunakan untuk sayatan yang lebih mirip tusukan yang diperlukan untuk membuka pembuluh darah besar, sementara 15 bilahnya lebih kecil dan halus.

"Itu salah satu yang paling bagus. Harganya juga ramah. Saya sudah pesan tadi," ucap Dokter Rio.

"Saya juga perlu ini." Dokter memperhatikan dengan seksama berbagai macam alat bedah yang terpajang di atas meja.

"Dokter Virgolin tentunya akan sangat membutuhkan ini semua. Seorang ahli bedah kecantikan, peralatan bedahnya harus selalu siap. Jika tidak keberatan, Dokter Virgolin boleh pesan disatukan dengan pesanan punya saya," Dokter Rio menawarkan diri.

Pisau bedah yang sedang dipegang Dokter Virgolin langsung disimpan kembali di atas meja. "Boleh juga, biar nanti saya yang transfer pada dokter."

Senyum lebar tersungging di bibir Dokter Rio. "Dengan senang hati."

Keduanya pun kembali berkeliling melihat berbagai macam alat peralatan medis, diantaranya Mikroskop bedah yang berfungsi untuk membantu dokter saat melakukan pembedahan pasien. Alat ini sering digunakan untuk menunjang saat dilakukannya operasi mata, operasi syaraf, operasi mulut atau operasi gigi karena operasi seperti itu memerlukan akurasi yang sangat tinggi.

"Wow, harganya lumayan juga," seru Dokter Virgolin begitu melihat angka yang tertera.

"He-he. Iya, tapi ini harga ini tidak sebanding dengan nyawa pasien yang dipertaruhkan di atas meja operasi."

"Iya, betul. Harga peralatan di sini tidak sebanding dengan nyawa manusia yang tentu saja tak ternilai harganya," jawab Dokter Virgolin. 

"Betul. Tuhan memberikan kita nyawa yang harus kita jaga baik-baik. Jangan sampai kita hidup tak berguna, matipun mati dengan konyol!" 

Tawa keduanya pun berderai, dilanjut dengan berkeliling lagi melihat peralatan medis yang lain bersama rekan-rekan dokter yang lain.

***

SREET!

Di luar gedung tempat dilangsungkannya pameran, seberkas sinar dari atas langit mendadak menerpa batu hitam di dalam sebuah taman. Cahayanya begitu menyilaukan mata disertai pijaran sinar putih di setiap sisinya. 

Pijaran kecil semakin lama semakin melebar, begitu juga dengan cahayanya sampai pada titik di mana satu sosok ke luar dari dalam cahaya.

"Hai, lihat itu!" seru seorang wanita muda yang kebetulan sedang duduk di taman bersama satu temannya.

"Apa?!"

Wanita tersebut menunjuk pada satu cahaya dengan pijarannya. "Aku melihat seseorang ke luar dari dalam cahaya itu!"

"Yaelah, kebanyakan nonton film horor kamu mah. Mana ada orang ke luar dari cahaya seperti itu!" jawab temannya tak percaya. 

"Aku tidak bohong. Seseorang bertubuh tinggi dengan pakaian aneh serta tangan entah memegang apa, ke luar dari cahaya itu!" jawabnya tetap membenarkan penglihatannya dengan wajah serius.

Pangeran Pisceso, sosok yang sedang dibicarakan kedua orang tersebut, seketika bersembunyi kala menyadari percakapan keduanya.

Untungnya, dia tepat waktu.

Terbukti temannya itu berseru, "Tidak ada siapa-siapa! Sepertinya, kamu berhalusinasi, terlalu banyak nonton film."

"Apa yang kau katakan itu, hanya ada dalam film fantasi atau dalam novel fantasi. Tidak ada hal seperti itu. Mana ada, orang tiba-tiba ke luar dari cahaya!" omelnya tetap tak percaya.

"Tapi aku benar-benar melihatnya!"

"Sudahlah! Itu hanya cahaya biasa. Tidak ada apa-apa!" sanggah temannya lagi.

"Tapi ...."

"Hello! Ini zaman modern, zaman canggih! Cahaya seperti ini sering kita lihat dimana-mana. Ini hanya hologram!" 

Meski bingung, sang saksi mata hanya bisa mengangguk.

Rasa lega langsung menyelimuti Pangeran Pisceso.

Cukup lama dia bersembunyi.

Saat keadaan aman, barulah dia keluar.

"Tetap tenang dan  waspada di dunia yang aneh ini," bisiknya pelan pada dirinya sendiri untuk memulai menjelajah mencari tabib sakti di dunia asing untuk kesembuhan sang ibunda!

"Tapi, aku mulai dari mana?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status