Home / Romansa / TAKDIR CINTA NESSA / Bab 34 Beban Berat Nessa

Share

Bab 34 Beban Berat Nessa

Author: Nina
last update Last Updated: 2025-08-31 00:10:13

Berbeda dengan Adrian yang sedang menjebak para penguntit yang terus membuntutinya, Nessa kini sibuk menapaki hari-harinya dengan rutinitas baru. Dua hari terakhir benar-benar menyita tenaganya. Selain tetap harus masuk kuliah, ia juga mulai belajar mengenai program pewaris keluarga Sudibyo—sebuah program intensif yang disiapkan khusus agar dirinya mampu memahami dan menguasai dunia bisnis yang kelak akan diwariskan kepadanya.

Meja belajar kecil di kamarnya di panti asuhan itu kini penuh dengan dokumen tebal, map warna-warni, serta laptop yang layarnya menampilkan sederetan angka dan grafik. Di tengah tumpukan kertas itu, Nessa duduk dengan kening berkerut, pena di tangannya hanya diputar-putar tanpa digunakan.

Salah satu dokumen yang baru saja dibukanya membuat matanya melebar. Itu adalah laporan keuangan tahunan salah satu hotel bintang lima milik keluarga Sudibyo di Jakarta.

“Keuntungan bersih yang diraih satu cabang hotel selama setahun mencapai… dua puluh lima miliar?” suaranya l
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 43 Janji yang Terkunci Malam

    Udara malam di halaman belakang kediaman Sudibyo terasa sejuk, ditemani cahaya lampu taman yang berkelip redup. Semilir angin menerbangkan rambut panjang Nessa yang dibiarkan tergerai, menambah kesan gamang pada wajahnya yang sedang muram.Ia duduk di bangku kayu panjang, tepat di seberang Adrian. Jarak mereka tidak begitu jauh, namun keheningan yang tercipta membuatnya terasa seperti sebuah jurang.Sebelumnya, setelah makan malam bersama, Nessa sudah berniat untuk langsung masuk kamar dan beristirahat. Namun niat itu buyar saat suara lembut sang mama terdengar.“Nak, tolong temenin Nak Adrian di halaman belakang, ya?”Nessa tidak bisa menolak, apalagi saat tatapan ibunya terlihat penuh harap. Ia hanya bisa mengangguk pelan, meski dalam hati berteriak keberatan. Dan kini, inilah ia terjebak dalam keheningan canggung bersama calon tunangan yang bahkan tidak benar-benar ia pahami.Nessa membuang muka, menatap ke arah taman bunga yang sedang bermekaran. Ia menggigit bibir bawahnya, berus

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 42 Malam yang Tak Diinginkan

    Setelah hampir setengah jam berkendara melewati jalanan kota yang padat, mobil hitam Adrian akhirnya sampai di kediaman keluarga Sudibyo. Pagar besi tinggi menjulang itu segera terbuka begitu para penjaga melihat mobil Adrian datang. Dengan sikap penuh hormat, mereka memberi jalan, membiarkan mobil mewah itu melaju masuk ke dalam halaman yang luas.Begitu mobil berhenti, Nessa dan Adrian hampir bersamaan membuka pintu. Suara pintu mobil yang tertutup bergema singkat, lalu langkah kaki keduanya beradu di pelataran.Kedatangan mereka disambut oleh Alinka dan Fajar yang sudah menunggu di teras. Alinka tampak anggun dengan gaun rumah berwarna biru lembut, sementara Fajar berdiri tegap dengan senyum ramahnya.“Maaf kami baru datang, Om, Tante. Perjalanannya macet,” ucap Adrian dengan nada tenang, sambil menjabat tangan Fajar dan menunduk sopan ke arah Alinka.Nessa spontan mengernyit. Kata-kata Adrian barusan langsung membuat otaknya berputar. "Macet? Bukannya tadi dia sendiri bilang ada

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 41 Sikap Dingin Adrian 2

    Satu jam akhirnya berlalu. Nessa berhasil menyelesaikan treadmill dengan susah payah, berkeringat habis-habisan di bawah pantauan ketat Adrian. Setelah latihan itu selesai, Adrian hanya berkata singkat, “Lima belas menit. Bersihkan dirimu.”Sepuluh menit kemudian, Nessa berdiri di depan cermin wastafel. Rambutnya yang basah sudah ia sisir rapi, wajahnya bersih tanpa sisa keringat. Tapi tetap saja, ia menatap bayangan dirinya dengan wajah masam.“Ya ampun… pucat banget aku. Bener-bener, ya Adrian itu… ckkk,” desis Nessa sambil menepuk pipinya sendiri.Pandangan matanya turun ke bibir, membuat pipinya merona seketika. Ia buru-buru menggeleng cepat.“Kenapa jadi kepikiran yang tadi…” gumamnya pelan, lalu menepuk-nepuk kedua pipi biar sadar.Ia menarik napas panjang, lalu berbalik dan membuka pintu.Klik.Deg—Nessa langsung mematung. Adrian sudah berdiri tepat di depan pintu, satu tangannya terangkat seolah hendak mengetuk. Keduanya saling bertatapan beberapa detik, suasana jadi kikuk.“

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 40 Sikap dingin Adrian

    "Maaf… aku nggak sengaja," ucap Nessa refleks, suaranya terdengar bergetar. Jantungnya berdegup tak karuan, wajahnya memanas seperti disiram bara. Ia bahkan tidak tahu dari mana energi untuk langsung meminta maaf itu datang mungkin karena takut Adrian salah paham.Adrian diam. Tatapannya menusuk, dingin, seakan sedang menghitung setiap detik yang baru saja terjadi. Ia tidak berkata apa-apa, hanya menatap Nessa beberapa detik, lalu memutar badan dan pergi begitu saja."Astaga… jangan bilang dia marah," batin Nessa panik.Ia meraih keningnya yang sedikit sakit akibat benturan barusan. "Aku kan nggak sengaja… kenapa reaksinya kayak gitu?" gumamnya lirih. Bibirnya bergetar saat mengingat momen singkat tabrakan wajah mereka yang tidak terduga. "Ya ampun…harusnya aku yang marah... itu tadi ciuman pertamaku," keluhnya lirih, tangannya refleks menutup mulutnya sendiri.Di sisi lain, Adrian masuk ke kamar mandi. Ia menyalakan keran, membasuh wajahnya dengan air dingin, lalu menatap dirinya di

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 39 Ciuman tak terduga

    "Ini dimana kak? Kok bukan rumah ka- kamu?"tanya Nessa lagi. Ia masih bingung karena mengira Adrian mengajaknya ke rumahnya sebelum ke kediaman Sudibyo. "Siapa yang bilang kita akan ke rumahku?"ucap Adrian yang membuat Nessa tambah bingung. "Bukannya tadi katanya akan ke tempatnya? Apa aku yang salah dengar?" batin Nessa. Walau sedikit kesal, Nessa tetap berjalan mengikuti Adrian memasuki sebuah bangunan ruko 3 lantai yang tenyata beridentitas sebuah cafe steakhouse. "Selamat datang Tuan muda," sambut waitress yang membukakan pintu. Adrian hanya mengangguk menerima sambutan dari waitress itu sementara Nessa berjalan mengekori Adrian masuk ke lorong menuju ujung ruangan. Nessa pikir di ujung itu adalah tangga namun itu adalah sebuah ruang manager cafe. "Ayo masuk." ajak Adrian yang lebih dulu masuk bahkan tanpa mengetuk pintu. Nessa menghela napas lalu mengikuti Adrian masuk ke ruangan tersebut. Ruangan tersebut seperti ruang kantor manager pada umumnya yang berisi kursi

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 38 Masalah Panggilan

    Sudah sepuluh menit mobil Adrian melaju di jalan tol, namun suasana di dalam mobil tetap saja terasa canggung. Nessa bersandar di kursinya, matanya menatap ke arah pemandangan sisi kiri jendela, mencoba mengalihkan perasaan canggung yang sejak tadi menyerangnya. Sementara itu, Adrian menatap lurus ke depan, fokus pada jalanan. Tangannya memegang kemudi erat, wajahnya tanpa ekspresi, seolah tidak peduli ada penumpang di sampingnya.Namun, tanpa sepengetahuan Nessa, telinga kanan Adrian terhubung dengan earpiece kecil berwarna hitam. Dari sana, suara anak buahnya terdengar pelan, melaporkan kondisi jalan dan situasi terkini di kediaman keluarga Sudibyo tempat tujuan mereka hari ini. Sesekali, tatapan mata Adrian melirik spion, mengamati kendaraan di belakang dengan penuh kewaspadaan.Nessa menoleh sekilas ke arahnya. Dari samping, wajah Adrian tampak begitu dingin, bahkan seperti tak memiliki celah untuk disapa. "Ya ampun, ini situasi apaan sih? Kenapa canggung banget gini? Serius, me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status