Inicio / Romansa / TAKDIR CINTA NESSA / Bab 44 Pusaran yang Tak Bisa Dihindari

Compartir

Bab 44 Pusaran yang Tak Bisa Dihindari

Autor: Nina
last update Última actualización: 2025-09-15 23:36:30

Malam itu kediaman Sudibyo tampak sunyi. Hanya suara serangga malam dan semilir angin yang berdesir melalui celah jendela kamar tamu. Adrian masih terjaga. Ia duduk di tepi ranjang, masih dengan pakaian rapi, menatap kosong pada lantai. Kata-katanya sendiri terngiang di kepala.

“Karena semua sudah jadi begini, maka jangan salahkan gue menyeret Nessa dalam pusaran ini.”

Ia mengusap wajahnya kasar, menarik napas panjang. Beban itu semakin berat sejak ia tahu bahwa pernikahan mereka ditetapkan hanya tinggal hitungan hari. Tanpa persetujuan, tanpa diskusi dengannya maupun Nessa hanya keputusan sepihak dari para orang tua.

“Apa gue keterlaluan waktu bilang begitu sama dia?” gumamnya lirih. “Tapi… apa ada pilihan lain? Keluarga gue maksain ini semua."

Adrian menunduk, menatap jemari tangannya yang terkepal. Ia merasa seperti pion di papan catur, digerakkan sesuai kehendak orang lain. Ia tidak pernah membayangkan hidupnya akan dipaksa menikah di usia sekarang, apalagi dengan cara seperti ini
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 48 Bayangan Masa Lalu

    "Apa...? Menikah...?!" teriak seorang pria paruh baya dengan wajah memerah menahan amarah.Suasana di ruang kerjanya yang megah mendadak mencekam. Ia baru saja mendapat laporan mengejutkan dari salah satu anak buahnya, kabar yang membuat darahnya mendidih."Siapa yang menikah? Apa Fajar yang menikah lagi?" tanyanya dengan suara menggelegar, kedua matanya menatap tajam seperti hendak menelan siapa pun yang berada di hadapannya."Itu... itu informasinya belum lengkap, Tuan. Kami baru mendapat kabar bahwa pesta akad nikah berlangsung di kediaman Sudibyo. Para saksi menyebut ada dua keluarga besar yang hadir," jawab sang bawahan dengan suara gemetar.Pyarrr!Sebuah gelas kristal melayang dan pecah berantakan di lantai marmer, membuat para penjaga yang berdiri di dekat pintu menunduk ketakutan."Sialan kau! Tak becus mengurus ini semua! Dari kemarin aku minta kau awasi gerak-gerik mereka, tapi apa hasilnya? Nol! Kau dan bawahanmu gagal total!"Pria paruh baya itu berdiri dari kursinya deng

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 47 Hari Pernikahan 2

    “SAH…”Suara lantang para saksi menggema di ruangan besar itu, menandai ijab kabul pernikahan Nessa dan Adrian resmi terlaksana.Riuh ucapan alhamdulillah terdengar dari para hadirin dari keluarga inti Sudibyo, Alexander dan Wijatmoko, penghulu tersenyum puas, sementara Fajar—papa Nessa, menatap penuh haru ke arah putrinya. Tapi di balik semua itu, Nessa hanya diam. Pandangannya lurus ke depan, matanya sekilas menatap Adrian yang baru saja menyalami para saksi dan menerima ucapan selamat dari penghulu.Tidak ada rona bahagia di wajah pria itu. Yang terlihat hanyalah ekspresi datar, penuh kesopanan yang dibuat-buat. Senyumnya tipis, terukur, seperti seseorang yang sedang memainkan peran.Nessa mengerling sinis, sudut bibirnya terangkat kecil. "Ckkk… pilihannya sendiri padahal menikahiku. Kenapa ekspresinya seolah ini hukuman?"Ia sempat terkejut ketika MC pernikahan mengumumkan giliran mempelai perempuan untuk menandatangani dokumen pernikahan. Seorang MUA segera menghampiri, membantun

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 46 Hari Pernikahan

    Seminggu kemudian, hari yang tidak pernah Nessa nantikan akhirnya tiba.Acara pernikahan itu tetap dilaksanakan meskipun Nessa sudah menolak habis-habisan. Berkali-kali ia mencoba menyuarakan penolakannya, bahkan sampai mengurung diri di kamarnya beberapa hari sebelumnya.Orang tuanya sampai meminta izin ke kampus Nessa selama seminggu dengan alasan ada keperluan kelurga. Namun semua upaya penolakan Nessa sia-sia. Keputusan orang tuanya seakan sudah bulat, seakan ia tidak pernah memiliki suara dalam hidupnya sendiri.Pagi itu, kediaman keluarga Sudibyo tampak lebih ramai dari biasanya. Bunga-bunga segar menghiasi teras depan, kursi-kursi putih sudah tersusun rapi di halaman, dan beberapa dekorasi bernuansa klasik menambah kesan anggun pada acara yang katanya “sederhana.” Padahal bagi Nessa, tak ada yang sederhana dari sebuah pernikahan yang ia jalani tanpa kerelaan hati. Maksud dari sederhana disini adalah acara hanya melibatkan keluarga inti saja. Untuk resepsi besar-besaran akan dia

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 45 Penolakan Nessa

    Keesokan harinya, Nessa sudah siap dengan pakaian kasualnya setelah mandi. Rambutnya ia ikat ke belakang dengan sederhana, meski wajahnya masih terlihat pucat akibat tidur yang tidak nyenyak semalam. Ia sebenarnya ingin segera turun sarapan, tapi sebuah getaran singkat dari ponselnya membuat langkahnya terhenti.Ting!Sebuah pesan masuk.Adrian: Aku mau ngomong sebentar, temui aku di taman belakang.Nessa menatap layar ponselnya cukup lama. Hatinya langsung terasa berat. Ia menghela napas pelan, mencoba menenangkan diri. "Lagi-lagi dia… apa lagi yang mau dia sampaikan kali ini?" batinnya gusar. Mau tidak mau, ia harus menuruti ajakan Adrian. Ada banyak hal yang membuatnya curiga sejak kemarin terutama soal kebohongan tentang latihan fisik, juga sikap aneh Adrian pada orang tuanya.Dengan langkah ragu, ia masuk ke lift. Jarinya menekan tombol angka satu. Lift bergerak perlahan turun, dan jantung Nessa ikut berdegup tak menentu.Begitu pintu lift terbuka, ia berbelok menuju taman belak

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 44 Pusaran yang Tak Bisa Dihindari

    Malam itu kediaman Sudibyo tampak sunyi. Hanya suara serangga malam dan semilir angin yang berdesir melalui celah jendela kamar tamu. Adrian masih terjaga. Ia duduk di tepi ranjang, masih dengan pakaian rapi, menatap kosong pada lantai. Kata-katanya sendiri terngiang di kepala.“Karena semua sudah jadi begini, maka jangan salahkan gue menyeret Nessa dalam pusaran ini.”Ia mengusap wajahnya kasar, menarik napas panjang. Beban itu semakin berat sejak ia tahu bahwa pernikahan mereka ditetapkan hanya tinggal hitungan hari. Tanpa persetujuan, tanpa diskusi dengannya maupun Nessa hanya keputusan sepihak dari para orang tua.“Apa gue keterlaluan waktu bilang begitu sama dia?” gumamnya lirih. “Tapi… apa ada pilihan lain? Keluarga gue maksain ini semua."Adrian menunduk, menatap jemari tangannya yang terkepal. Ia merasa seperti pion di papan catur, digerakkan sesuai kehendak orang lain. Ia tidak pernah membayangkan hidupnya akan dipaksa menikah di usia sekarang, apalagi dengan cara seperti ini

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 43 Janji yang Terkunci Malam

    Udara malam di halaman belakang kediaman Sudibyo terasa sejuk, ditemani cahaya lampu taman yang berkelip redup. Semilir angin menerbangkan rambut panjang Nessa yang dibiarkan tergerai, menambah kesan gamang pada wajahnya yang sedang muram.Ia duduk di bangku kayu panjang, tepat di seberang Adrian. Jarak mereka tidak begitu jauh, namun keheningan yang tercipta membuatnya terasa seperti sebuah jurang.Sebelumnya, setelah makan malam bersama, Nessa sudah berniat untuk langsung masuk kamar dan beristirahat. Namun niat itu buyar saat suara lembut sang mama terdengar.“Nak, tolong temenin Nak Adrian di halaman belakang, ya?”Nessa tidak bisa menolak, apalagi saat tatapan ibunya terlihat penuh harap. Ia hanya bisa mengangguk pelan, meski dalam hati berteriak keberatan. Dan kini, inilah ia terjebak dalam keheningan canggung bersama calon tunangan yang bahkan tidak benar-benar ia pahami.Nessa membuang muka, menatap ke arah taman bunga yang sedang bermekaran. Ia menggigit bibir bawahnya, berus

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status