Dokter menyuruh Laura untuk melepaskan pelukannya dari Siddarth, Dokter ingin membawa mayat Siddarth keruang jenazah.
"Siddarth, Siddarth.." tangis Laura terisak dengan terduduk dilantai.
Ternyata Laura hanya sedang bermimpi, Laura sampai menangis saking dia takut jika mimpinya menjadi nyata.
Laura berjalan ke arah ruangan Siddarth sambil menangis dan mengatakan jika dia tidak mau kehilangan Siddarth.
"Sidd, aku tidak mau kehilangan kamu, aku sangat mencintaimu, jadi aku mohon, kamu jangan pergi tinggalkan aku" tangis Laura sambil memandang Siddarth yang masih belum sadar dari jendela.
***
Paginya, Arif memukul meja makan di saat Fera dan Adjie sedang sarapan pagi bersama.
"Ada apa ini? Kenapa kamu pagi-pagi gini sudah datang ke rumah papa? Apa kamu ada kabar soal Siddarth?" tanya Adjie yang sedang memenangkan Arif yang emosi.
"Aku kemari memang membawa kabar tentang Siddarth dan aku juga mau papa merestui hubungan Siddarth dan Laura! Jika papa tidak mau, maka papa harus siap keluar dari rumah ini, karena rumah ini adalah milik almarhumah mama dan mama sudah mewariskan rumah ini padaku!" jawab Arif ketus
Adjie langsung terdiam sambil menatap Fera yang juga sedang menatapnya.
"Aku tunggu, jawaban dari papa sore ini! Sudah! Aku hanya mau mengatakan itu, saja. Lagian aku malas lama-lama di sini, soalnya enek lihat pelakor!" ucap Arif ketus sambil melihat sinis pada Fera.
Fera terlihat sangat kesal atas ucapan Arif, tetapi yang terpenting baginya sekarang adalah dia harus membujuk Adjie agar mau menikahkan Siddarth dan Laura, sebab dia tidak mau keluar dari semua kemewahan ini.
Adjie akhirnya memutuskan untuk menyetujui hubungan Siddarth dan Laura, serta dia bersedia untuk menikahkan mereka.
***
Tiara bertemu dengan Laura, di saat dia sedang di rumah sakit untuk melihat kondisi Siddarth.
Tiara tersenyum ke arah Laura, dia pun ingin mendengarkan rekaman percakapan dia dengan Siddarth, yang isi percapakan itu, Siddarth mengatakan jika dia mendekati Laura hanya untuk balas dendam dan menghancurkan hidupnya Cruz.
Namun sayangnya, sebelum Laura mendengarkan rekaman itu, Arif keburu datang dan langsung merampas hp Tiara.
Tiara dan Laura kaget akan kedatangan Arif yang tiba-tiba. Arif tersenyum pada Laura, lalu Arif menyuruh Laura untuk masuk ke ruangan Siddarth, sedangkan dia langsung menarik Tiara pergi dari situ.
***
Laura merasakan jika ada sesuatu yang sedang Arif tutupi darinya dan dia juga penasaran akan rekaman suara yang akan Tiara dengarkan padanya.
Siddarth akhirnya sadar,setelah sekian lama dia tidak sadarkan diri. Laura tersenyum lalu berlari ke tempat tidur Siddarth.
"Ya, Sidd. Ada apa? Kenapa kamu bisa seperti ini, apa kamu ingin membuatku menangis dengan melihat kondisi kamu seperti ini, haaa!" tanya Laura menangis dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Siddarth.
"Maaf, kamu siapa? Kenapa saya ada di sini?" tanya Siddarth dengan lemahnya pada Laura.
Tubuh Laura langsung gemetar mendengar ucapan Siddarth padanya, Sehingga membuat air matanya jatuh membasahi pipinya.
"Sidd, ini aku, aku Laura, wanita yang sangat kamu cintai, begitupun aku yang juga sangat mencintaimu, kamu sekarang sedang berada di rumah sakit, kamu baru saja mengalami kecelakaan," jawab Laura menangis.
Siddarth tidak bisa mengingat apapun, di saat dia mencoba mengingat sesuatu, kepalanya terasa sangat sakit.
***
Romeo sudah tidak tahan lagi, dia sudah lelah dengan semua ini, bahkan di hari ulang tahunnya pun, dia sama sekali tidak bahagia bahkan di permalukan oleh Laura, gadis yang sangat dia cintai di depan semua orang pada malam ulangtahunnya.
"Apa gunanya lagi aku hidup, lebih baik aku mati! Bahkan Maira pun yang aku harap mengucapkan selamat ulang tahun padaku, ternyata dia tidak mengucapkan atau menyiapkan sesuatu untukku, jadi untuk apa gunanya aku hidup! Lebih baik aku mati saja!" tangis Romeo yang sedang berdiri di bibir jurang.
Romeo melihat fotonya bersama Laura untuk yang terakhir kalinya, sebelum dia mengakhiri hidupnya dengan melompat dari jurang yang sangat tinggi bahkan jika jatuh langsung di sambut oleh sungai.
"Selamat tinggal Mama, Laura, dan selamat tinggal Maira, aku sangat mencintai kalian!" ucap Romeo menangis.
Ketika Romeo akan melompat tiba-tiba saja dia mendengar suara tembakan pistol yang sangat kuat dari sebrang jurang.
" Suara apa itu?" tanya Romeo bingung.
Ternyata di sebrang jurang, Arif sedang mengancam Tiara yang berniat akan menghancurkan rencananya dengan Siddarth.
***
Tiara menangis ketakutan ketika Arif menembakkan pistolnya ke langit. Tiara berteriak histeris di saat mengarahkan pistol ke arah Tiara.
"Stop! Sudah! Cukup!, iya aku gak akan macam-macam lagi, bahkan aku akan pergi dari kehidupan Siddarth selamanya, tetapi aku mohon lepaskan aku, jangan lakukan apapun pada aku, aku mohon bang!" teriak Tiara menangis.
"Baik, saya tidak akan berbuat apapun pada kamu, asalkan kamu mau menikah dengan Cruz, tetapi jika kamu menolaknya, kamu tau sendiri apa yang akan saya lakukan padamu!" ucap Arif tersenyum jahat sambil memegang dagu Tiara lalu menghempaskan tangannya dari dagu Tiara.
Mau tidak mau, Tiara terpaksa mengikuti perintah Arif, tetapi Arif tidak bodoh, dia sudah menyiapkan surat perjanjian yang isinya, jika Tiara tidak mau menepati janjinya ataupun menggangu kehidupan Siddarth, maka seluruh harta keluarga Tiara menjadi hak milik Arif.
"Tidak, aku tidak mau pakai surat perjanjian seperti ini, apalagi isinya seperti itu, tidak, aku tidak mau!" bentak Tiara pada Arif.
Semuanya mudah bagi Arif, jika Tiara tidak mau, dia tinggal memompa pistolnya dan membunuh Tiara sekarang juga.
Lagi-lagi Tiara kalah dari Arif, dia terpaksa menandatangani surat perjanjian itu.
"Nah, gitu dong, itu baru namanya anak pinter, eh adik ipar" ucap Arif tersenyum jahat ke arah Tiara.
***
Suster masuk ruangan Siddarth untuk memberikan makan siang padanya, Laura mengatakan pada suster jika dia saja yang memberikan Siddarth makan.
Setelah suster keluar dari ruangan Siddarth, Laura langsung menyuapi Siddarth dengan penuh kasih sayang.
"Kenapa aku seakan sangat dekat ya, dengan gadis ini, apa mungkin benar yang dia katakan, jika kami saling mencintai," ucap Siddarth dalam hatinya sambil makan, makanan yang di suapi Laura.
"Nah, sekarang waktunya kamu minum obat dan setelah minum obat, kamu harus beristirahat agar kamu cepat pulih dan segera mengingat aku lagi!" ucap Laura tersenyum sembari memberikan Siddarth obat.
Tak lama kemudian Siddarth pun tertidur pulas, Laura menyelimuti Siddarth lalu mencium kening Siddarth dengan penuh harap, agar Siddarth bisa kembali pulih dan mengingatnya kembali.
***
Ternyata Cruz sudah datang ke Indonesia lagi, sebab dia cemas pada kondisi Siddarth. Itulah yang membuatnya pulang kembali ke Indonesia.
Cruz langsung teringat akan Laura saat dia menginjakkan kakinya lagi di Indonesia.
"Laura, kamu apa kabar? Apa kamu masih benci padaku? Aku ingin kamu tahu, jika sampai saat ini, aku masih sangat mencintaimu dan itu, tidak akan pernah berubah sampai kapanpun!" ucap Cruz sambil meneteskan air matanya yang membasahi pipinya.
Cruz berharap jika Laura selalu bahagia, meski bukan bersamanya, sebab mencintai adalah sebuah pengorbanan untuk melihat orang yang kita cintai bahagia meskipun bukan dengan kita.
***
Sorenya, Laura menyuapi Siddarth makan, sebab sudah saatnya dia untuk minum obat, dengan kelembutan dan kasih sayang Laura menyuapi Siddarth makan.
"Kamu, harus banyak makan dan minum obat dengan teratur agar kamu bisa cepat sembuh dan bisa mengingatku kembali!" ucap Laura tersenyum sembari menyuapi Siddarth makan.
"Ya, tuhan. Kenapa jantungku berdetak kencang saat sedekat ini dengan gadis ini, apa jangan-jangan benar, jika aku memang memiliki hubungan spesial dengannya?" tanya Siddarth bingung dalam hatinya.
***
Di luar ruangan Siddarth, Cruz sedang memperbaiki jaketnya lalu memegang pegangan pintu, cruz membuka pintu ruangan Siddarth dan melangkahkan kaki ke ruangan Siddarth di rawat.
Sedangkan di dalam ruangan Siddarth, Siddarth sedang bersama Laura dan Laura juga sedang menyuapi Siddarth makan.
" BERSAMBUNG "
Laura merasa sangat bahagia bisa sedekat ini dengan Siddarth, meskipun Siddarth belum ingat apapun tentangnya.Terdengarlah suara orang sedang membuka pintu ruangan Siddarth, alangkah kagetnya Laura melihat Cruz begitupun sebaliknya Cruz kaget melihat Laura.Tubuh cruz langsung bergemetar melihat Laura sedang bersama abang tirinya yaitu, Siddarth."Bang Sidd, kenapa kamu bisa bersama Laura? Apa Laura ini kekasih Abang, seperti yang mama jelaskan padaku, jika kamu kecelakaan karena mama dan papa melarang kamu untuk menikah dengannya?" tanya Cruz dengan matanya sudah memerah ingin menangis."Jadi, benar jika kamu adalah kekasihku? Seperti yang dia katakan padaku?" tanya Siddarth pada Laura.Laura hanya terdiam sambil menatap Cruz dan berpikir, jika selama ini, orang yang dia cintai dan orang yang sudah menghapus tangisan dalam hidupnya adalah Abang tiri dari orang yang sudah menyakiti perasaannya serta membuat tang
Tiara yang sudah sangat kesal mendengar perkataan Arif pun langsung menganggukkan kepalanya pertanda bahwa dia mengerti maksud perkataan Arif. Tiara segera pergi dari ruangan Arif."Huft! Bodoh sekali anak itu!" gumam Arif dengan menggelengkan kepalanya melihat kebodohan Tiara.***Keesokan paginya tibalah saat dimana Romeo di makamkan, dengan penuh air mata Nunu melapaskan kepergian putra yang sangat dia sayangi.Maira juga ikut hadir untuk mengantarkan Romeo ke tempat peristirahatannya yang terakhir, namun yang terjadi. Nunu malah berteriak dan menangis histeris saat melihat kehadiran Maira yang dia yakini adalah sumber dari kematian anaknya.Dada Nunu sudah mulai sesak dibarengi dengan kepalanya yang sangat pusing hingga pada akhirnya Nunu jatuh pingsan.Maira yang saat itu, sedang bersama Cruz langsung membawa Nunu ke rumah sakit.
"Apa Laura tidak marah pada Siddarth setelah tahu semua kebenarannya? hmm, kenapa dulu aku begitu bodoh hingga aku tidak sadar telah menyia-nyiakan gadis yang sangat aku cintai hanya karena hasutan Siddarth!" ucap Cruz dengan air mata yang jatuh dari matanya.Cruz menghela nafasnya agar dia kuat menyaksikan kebersamaan Laura dengan Siddarth abang tirinya.Fera langsung menyuruh Cruz duduk bersama mereka untuk ikut serta dalam acara pernikahan Siddarth dan Laura."Maaf Ma, Cruz tidak bisa sebab Cruz harus pergi keluar sebentar karena Cruz sudah di tunggu oleh teman-teman Cruz!" jawab Cruz berusaha tersenyum lalu pergi dari rumah."Apa Cruz masih cinta padaku? Hingga membuatnya tidak mau duduk di sini untuk membahas pernikahan aku dan Siddarth, Duh, kenapa aku bisa berpikir seperti itu, huft Laura kamu harus sadar, kamu sekarang mencintai Siddarth dan akan selamanya mencintainya!" ucap Laura dala
Cukup lama Cruz memikirkan jalan terbaik yang harus dia ambil untuk hidupnya agar dirinya tak terjebak pada masa lalu dengan Laura gadis yang masih sangat dia cintai sampai saat ini, namun sebentar lagi dia juga akan menjadi adik ipar Laura.Kaki cruz melangkah ke balkon untuk melihat ke langit yang sangat hitam tanpa ada bintang dan bulan yang menyinari, sama halnya seperti Cruz yang tidak di sinari oleh Laura dan Cinta."Jika dengan mengikhlaskan kamu bisa membuat kamu bahagia dan membuatku lupa padamu, maka aku akan melakukan itu, tetapi apa aku sanggup harus melihat kalian bermesraan di depan mataku setiap hari!" ucap Cruz sambil meneteskan air matanya.***Terdengarlah suara keramain dari rumah Arif yang memang pada saat itu, sedang di adakan pesta ulangtahun sekaligus Siddarth ingin melamar Laura secara langsung di depan semua orang.Tubuh mungil Laura terlihat sangat c
Tak selang lama kemudian terdengarlah suara tembakan kedua yang juga mengarah pada Laura, Cruz, Siddarth dan Tiara.Seisi pesta pun langsung jongkok saat mendengar suara tembakan kedua.Adjie segera menelpon polisi sedangkan Fera berlari ke atas panggung untuk melihat siapakah yang sebenarnya tertembak dari kedua pistol tersebut."gue harus pastikan siapa yang sebenarnya sudah tertembak!" ucap Dev yang berlari ke atas panggung.***Laura, Siddarth, Tiara dan Cruz saling tatap-tatapan hingga tak lama kemudian Siddarth dan Tiara pingsan secara bersamaan.Melihat kekasihnya yang berlumuran darah sepertinya Siddarth Pun memegang kedua tangan Laura ditemani air mata yang terus mengalir dari matanya."Sayang, apapun yang akan terjadi nanti padaku, tolong! Tolong kamu jangan tangisi apapun yang akan terjadi nanti, meskipun nanti aku tidak selamat, berjanjilah
Setelah cukup lama saling tatapan akhirnya Dokter Orlando melepaskan Laura dari pelukannya atas keinginan Laura."Duh, kalau akhirnya akan dijatuhkan juga kenapa pakai ditolong segala tadi!" Gumam Laura kesal pada Orlando."Ya, bukan salah akulah, jelas-jelas tadi kamu kan, yang mau aku melepaskan pelukan ku darimu, ya, jangan salahkan aku sekarang!" Jawab Orlando tersenyum pada Laura.Laura semakin sangat kesal hingga membuatnya memukul tubuh Orlando tetapi sayangnya dia malah jatuh kembali ke pelukan Orlando karena Untuk kedua kalinya Orlando menangkapnya yang akan terjatuh. Orlando sangat deg-degan saat sedekat itu, dengan Laura . Tatapan Orlando tidak bisa beralih dari mata Laura yang juga menatapnya."Ih, dasar ya, kamu tu dokter modus, dokter sok kecakepan, ih nyebelin banget!" Gumam Laura geram pada Orlando."Hati-hati lo, jangan kamu terlalu memben
Orlando yang melihat Laura menangis dalam pelukannya pun langsung memegang kedua pipi Laura dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi padanya sehingga dia bisa sehancur itu."Hmm, maafkan aku, aku belum bisa dan belum siap untuk menceritakan apapun padamu sekarang akan tetapi aku pasti akan menceritakan semuanya padamu!" Jawab Laura menangis sambil menatap Orlando."Ya, sudah. Kalau begitu sekarang aku antara kan kamu pulang soalnya jika kamu berlama-lama mengenakan pakaian basah maka kamu pasti akan jatuh sakit lagi." Ucap Orlando yang menawarkan diri untuk mengantarkan Laura pulang kerumahnya.Laura menolak untuk diantarkan oleh Orlando, tetapi ketika dia berdiri tiba-tiba saja kepalanya merasa pusing hingga membuatnya jatuh pingsan di pelukan Orlando.Orlando kemudian menggendongnya lalu membawanya ke mobil untuk dibawa pulang tetapi karena dia tidak tahu dimana rumah Laura, akhirnya dia memutuskan
Laura terus saja menangis menyaksikan kepergian Siddarth.Ternyata itu, semua hanyalah mimpi Laura. Laura langsung terbangun setelah bermimpi seperti itu."Haa, Siddarth, dimana kamu sebenarnya, hmm, aku benar-benar tidak sanggup jika harus jauh darimu! Aku sangat mencintaimu!" Ucap Laura menangis."Dimana aku? Kenapa aku bisa berada disini?" Tanya Laura kebingungan dengan matanya yang masih meneteskan air mata.Tak lama kemudian datanglah Nuratika untuk melihat kondisi Laura, Nuratika kaget melihat Laura dan dia baru sadar jika kekasih Orlando adalah tunangannya Siddarth.Laura juga kaget melihat kedatangan Nuratika, Laura yang ingin duduk langsung dicegah Nuratika karena kondisinya masih belum begitu pulih.Laura pun bertanya kenapa dia bisa berada di rumah Nuratika lalu Nuratika menjawab jika dirinya dibawa oleh Orlando adiknya dalam kondisi pingsan.