Home / Pendekar / TAPAK MALAIKAT / Bekas Prajurit

Share

Bekas Prajurit

Author: Bima Kai
last update Last Updated: 2021-09-20 18:28:09

Rumah kedua orang bekas anak buah Birawa di Pasukan Khusus Kerajaan itu merupakan sebuah gubuk yang ada di pinggiran desa yang bernama Paldas. Mereka berdua tinggal di sana dan hidup sebagai petani sembari menyembunyikan identitas mereka yang pernah menjadi bagian Pasukan Khusus Kerajaan Bandar Agung.

"Minum dulu pangeran, beginilah keadaan kami sekarang," salah seorang yang bernama Yaksa menyuguhkan Birawa minuman.

"Terima kasih, namun aku sudah katakan jangan memanggilku pangeran karena akan bahaya kalau ada yang mendengarnya, sekarang aku memakai nama Tapak Malaikat," jawab Birawa sembari meraih gelas minuman.

"Tapi bagi kami, Raden tetap Pangeran," jawab yang bernama Arya sambil tersenyum.

"Tapak Malaikat, apakah tapak tangan Raden sekarang ada Malaikatnya?" Yaksa bertanya dengan lucu.

"Kita tak lebih dari pelarian dari penguasa sekarang jadi ada baiknya menyembunyikan siapa kita yang dahulu panggil saja Raden, oh ya bagaimana kalian bisa ada di desa ini?" tanya Birawa kepada kedua bekas prajurit khusus itu.

"Pada saat terjadinya kemelut kami berusaha mati-matian bertempur, namun ketika kami merangsek masuk saat itulah kami melihat Pangeran tumbang setelah terkena sebuah asap aneh, di samping itu kami melihat kawan-kawan yang lain juga sudah tumbang, merasa tidak ada peluang untuk menang kami berdua dengan membawa tubuh penuh luka melarikan diri dari sana, cukup lama kami bersembunyi di hutan sambil menyembuhkan luka kami begitu kami keluar dari hutan, kami mendapati keluarga kita sudah di hancurkan dan kita semua menjadi buronan, tak ada pilihan lain kami menjauh dari ibu kota dan menetap di sini menyamar sebagai petani, sambil mencari informasi mengenai teman-teman yang lain, sampai tadi ketika kami mencari kayu bakar kami melihat Pangeran berkelahi dengan dua orang itu, melihat muka tuan kami menjadi yakin kalau itu diri pangeran yang masih hidup," jelas Yaksa.

"Perjuangan yang kalian alami berat juga, tapi untuk sekarang jangan ulangi memanggilku dengan Pangeran, panggil saja aku dengan Raden atau Aden atau kalian bisa memanggilku Tuan," jawab Birawa dengan pandangan mata menerawang melihat penderitaan kedua orang di hadapannya.

"Sebaliknya Pangeran ehhh... Raden sendiri bagaimana bisa selamat sebab kami melihat di pertarungan kalau Raden tumbang di tangan musuh?" tanya Arya penasaran.

"Pada saat itu aku merasakan tubuhku lemas dengan pandangan hitam, yang ternyata aku terkena racun ketika aku tumbang tersebut aku di selamatkan satu orang yang mengobatiku, setelah sembuh aku baru keluar dan akhirnya bertemu dengan kalian," jawab Birawa yang merahasiakan kalau dia di selamatkan oleh Tapak Malaikat yang namanya kini dia pakai.

"Raja yang sekarang sangat lalim, sebenarnya rakyat sudah tidak tahan namun rakyat tidak punya kekuatan untuk melakukan perlawanan." Yaksa berkata sambil mengepalkan tangannya.

"Tahan dulu emosi kamu, ada tempatnya nanti buat menyalurkannya namun selama ini apakah kalian ada menyerap informasi masih adakah kawan-kawan yang hidup selain kita?" tanya Birawa.

"Kami belum mendapat informasi, sejauh ini baru Tuan yang bisa kami temui," jawab Arya.

"Sekarang apa yang tuan rencanakan kedepannya?" tanya Yaksa kepada Birawa.

"Aku akan menuju ke Kertajaya, jika kalian berkenan aku ingin mengajak kalian berdua bergabung denganku," jawab Birawa kepada bekas prajurit itu.

"Apa yang akan tuan lakukan di sana?" tanya Arya penasaran.

"Yang pasti ada tugas yang harus diselesaikan supaya rakyat tidak menderita lagi untuk itulah aku perlu tenaga kalian," jawab Birawa.

"Apakah di sana ada sisa kawan-kawan kita yang masih hidup?" tanya Yaksa.

Birawa terdiam dan menatap dua orang bekas prajurit yang dulu selalu berada di sampingnya itu.

######

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TAPAK MALAIKAT   Begundal Hutan Adri

    Birawa berlari kecil memasuki sebuah hutan yang terkenal angker yang bernama Hutan AdriKetika memasuki hutan ini dia sudah merasakan ada beberapa pasang mata yang mengikutinya.Berapa kali dia mencari orang yang mengintainya, tapi dia tidak dapat mengetahui keberadaan orang yang mengintainya.Kalau tadi Birawa berlari kecil, sekarang dia berjalan santai dengan sengaja untuk memancing orang yang mengintainya itu keluar."Berhenti!" bentakan menggelegar memenuhi Hutan Adri mengagetkan Birawa.Setelah mengatasi kekagetannya Birawa menatap ke depan yang mana terdapat bukit kecil di sana.Di hadapannya berdiri berkacak pinggang seorang lelaki tinggi besar dengan tangan dan leher di penuhi dengan akar bahar sebagai hiasan.Birawa menatap tajam orang di hadapannya, belum sempat dia memberikan pertanyaan sebut suitan keras keluar dari mulut orang itu.

  • TAPAK MALAIKAT   Negeri Bantani

    Krakkk!ByurrrTerdengar bagian tubuh lawan patah ketika tendangan kaki Birawa mengenai bagian selangkangan leleki itu, suara tulang patah itu juga di ikuti dengan jatuhnya tubuh ke dalam laut.Tubuh lawan yang hilang keseimbangan begitu terkena tendangan keras dari Birawa langsung terbanting dan melayang ke arah laut, tubuh itu kemudian tenggelang di dalam air laut dan hilang begitu saja.Beberapa anak buah bajak laut yang tersisa ketika melihat pimpinan mereka dikalahkan dengan cepat membuang senjatanya masing-masing sebelum kemudian mereka berdua berlutut tanda menyerah.Birawa melihat apa yang dilakukan oleh sisa bajak laut itu dengan langkah tenang mendatangi mereka, sewaktu birawa mendatangi mereka, muka para bajak laut menjadi pucat."Tuan, ampuni nyawa kami, kami menyerah," ucap salah satu ornag dari mereka dengan suara memelas."Kali ini aku mengampuni kalian semua, sekarang juga kalian angkat kaki dari sini. Namun ingat sete

  • TAPAK MALAIKAT   Ledakan Di Atas Kapal

    Semua orang yang ada di atas kapal berseru ngeri mendengar suara leguhan seperti itu, hampir semua orang menyangka kalau Birawa sudah terkapar di geladak kapal dengan nyawa yang minggat dari badannya.Namun perkiraan semua orang menjadi kecele, karena Birawa walau termundur berapa langkah nampaknya tidak mengalami luka sama sekali.Sebalik Suryo Menggolo juga termudur berapa langkah, kening lelaki itu nampak mengernyit menahan ngilu pada tangannya.Pada saat serangan dahsyat dilayangkan oleh Suryo Menggolo, Birawa yang menyadari kalau serangan lelaki itu tak main-main dengan cepat langsung memainkan Jurus Langkah Malaikat.Dengan mengandalkan kecepatan jurus itu, Birawa memitingkan badannya sedikit kesamping, tangannya dengan cepat menyusup untuk memukul sambungan siku lawan.Benturan dua kekuatan membuat keduanya sama-sama termundur ke belakang sejauh dua tindak."Haram Jadah!" umpat Suro Menggolo sambil menggerakkan tangannya yang te

  • TAPAK MALAIKAT   Peratarungan Atas Laut

    Birawa yang merasa tidak punya pilihan lain, selain membantu mempertahankan kapal yang dia tumpangi.Dengan gerakan ringan segera melesatkan badannya, untuk menyongsong anak buah dari bajak laut.Sekali melompat Birawa melewati berapa orang anak buah Juragan Jatmika, pedang di tangannya benar-benar menjadi pedang maut.Kemana pedang dia ayunkan selalu memakan tumbal dari bajak laut, melihat Birawa sudah lebih dahulu mengamuk, hal ini menambah semangat dari anak buah Juragan Jatmika."Serang...!" teriak menggelegar dari orang yang tadi memberikan pedang pada Birawa, mengobarkan semangat anak buahnya.Orang itu tiada henti berdecak kagum pada Birawa, walaupun awalnya semangatnya sempat kendor. Namun melihat apa yang Birawa tunjukkan membuatnya menjadi punya harapan lagi.Bukan tanpa alasan anak buah Juragan Jatmika turun semangatnya melihat Bajak Laut Suryo Menggolo, karena reputasi para bajak laut itu tidak diragukan, sudah banyak selama ini

  • TAPAK MALAIKAT   Gerimis Selat Sunda

    Matahari baru saja menampakkan sinarnya dari peraduan, di tengah cahaya mentari pagi itu terlihat satu sosok berlari cepat menuju ke tempat kapal-kapal yang biasa berlabuh di Selat Sunda.Sosok itu tak lain merupakan Birawa, setelah berpamitan dengan Ayahnya dan rakyat kerajaan, dengan cepat Birawa langsung melanjutkan perjalananya menuju Selat Sunda, untuk mencari tumpangan penyebrangan menuju Jawadwipa."Paman, apakah ada kapal yang bisa di tumpangi untuk menyeberang?" tanya Birawa kepada seorang di sampingnya, ketika dia sedang duduk disalah satu warung makan, menunggu kapal yang akan menyeberang."Ada Kisanak, tapi mungkin agak siang, hari ini biasanya Juragan Jatmika akan membawa barang dagangannya ke negeri seberang," jawab lelaki pemilik warung yang berumur sekitar empat puluh tahun itu dengan ramah."Apakah Paman, bisa mencarikanku tumpangan?" tanya Birawa sambil meletakkan berapa keping koin di hadapan lelaki itu."Sepertinya kamu bukan be

  • TAPAK MALAIKAT   Mentari Baru

    agi hati ketika matahari menyinari mayapada rakyat berbondong-bondong mendatangi istanah, mereka bergerombol menyambut kedatangan Raja Ambimayu yang merupakan raja yang mereka cintai namun harus menyingkir karena penghianatan Arya.Rakyat bersorak-sorai menyambut raja yang sudah hampir sepuh tersebut bersama keluarganya yang setelag sekian lama meninggalkan istanah akhirnya kembali.Matahari baru telah terbit di atas Istanah Kerajaan Bandar Agung, harapan rakyat terpancar melalui sinarnya yang terang."Selamat datang kembali di istanah, Yang Mulia." Suprana bersama Jayanegara menunduk takzim menunggu Raja Abimanyu di tangga istanah."Terima kasih, kita tidak bisa terlalu lama berdiam diri sebab rakyat di luar menunggu dengan harapan besar pada kita, kita harus mulai melakukan pembenahan," jawab Raja Abimanyi kepada dua orang abdi setianya.Mereka mengikuti langkah Eaja Abimanyu memasuki istanah yang selama ini telah dia tinggalkan.Sementara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status