Beranda / Pendekar / TAPAK MALAIKAT / Rencana Prajurit

Share

Rencana Prajurit

Penulis: Bima Kai
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-27 23:37:43

"Aku belum bisa memastikan ada apa di sana kalau kalian ingin bergabung denganku aku hanya bisa mengatakan kalau di sana ada sesuatu yang sangat penting, tapi ingat satu hal aku tidak bisa menjanjikan kesenangan buat kalian namun yang pasti kalau kalian bergabung kita akan mengalami perjuangan yang berdarah-darah," jawab Birawa dengan pandangan mata tajam ke arah dua orang yang ada di hadapannya.

Arya dan Yaksa nampak diam mereka menatap Birawa dengan pandangan mata tajam sebelum kemudian mereka berpandangan satu sama lain.

"Sewaktu bergabung di Pasukan Khusus kita sudah di sumpah bahwa satu sama lain adalah saudara bagi kita, penderitaan satu orang adalah penderitaan yang lain, baiklah kami akan bergabung dengan tuan apapun yang akan kita dapatkan," jawab Arya dengan yakin.

"Baiklah sekarang apa rencana selanjutnya?" tanya Yaksa dengan pandangan mata berapi-api.

"Sebelumnya kita menuju ke Wilayah Kertajaya dahulu karena ada orang penting yang harus kita temui di sana, baru kemudian kita bisa menyusun langkah ke depannya," jawab Birawa dengan senyum di bibirnya melihat kedua orang itu bersemangat.

"Untuk memasuki Wilayah Kertajaya dari sini sangat tidak mudah justru hampir mustahil, bagaimanapun kita menyamar tidak akan mudah menyembunyikan muka kita, jalur ke sana harus lewat Ibu Kota yang di jaga sangat ketat rasanya sulit untuk kuta lolos," jelas Arya dengan nada ragu.

"Apakah tidak ada jalan lain?" tanya Bima kepada dua orang di hadapannya.

"Ada jalan lain yang merupakan jalan pintas dan sekaligus memotong jalan, namum jalan tersebut sama sulitnya di tempus walaupun jika lewat jalan ini masih mungkin bisa kita tembus," jawab Yaksa lagi.

"Apa yang membuat jalan itu menjadi susah?" tanya Birawa penasaran.

"Jalan itu mungkin akan melewati rintangan yang tidak kita bayangkan sama sekali," jawab Arya.

"Apa maksudnya?" Birawa bertanya penasaran.

"Daerah itu melewati Lubuk Menggan yang merupakan Markas Warok Abang," jawab Arya sambil menarik napas panjang.

"Kalau begitu kita lewat jalan itu," ujar Birawa mantap.

Arya dan Yaksa terkejut mendengar jawaban dari Birawa, mereka menatap Birawa dengan pandangan tak percaya.

"Kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanya Birawa bingung.

"Warok Abang merupakan rampok yang kejam, dia tidak akan membiarkan siapapun lolos dari wilayahnya, apa lagi tadi tuan sudah menghajar dua orang anak buahnya yang menjadi andalannya selama ini," jelas Yaksa yang tidak menyangka dengan jawaban Birawa.

"Kenapa kalian menjadi takut hanya karena rampok itu kejam, sekali rampok mereka tetap rampok, bukankah kita sudah pernah melibas sekalian macam rampok yang kejam, jagal yang sadis dan pemberontak yang tak kenal takut, apakah setelah tidak punya jabatan lagi nyali kalian juga ikut melempem, walaupun kalian tidak ikut aku akan tetap menembus wilayah tersebut," jawab Birawa berapi-api.

Arya dan Yaksa hanya diam saja mendengar jawaban dari Birawa, mereka berdua sangat tahu bagaimana watak Birawa sekali sudah memutuskan sesuatu maka tidak akan menariknya lagi.

"Baiklah, besok pagi kita berangkat aku akan mempersiapkan sesuatu dulu," jawab Yaksa kemudian setelah berpikir sebentar.

"Iya, aku juga perlu istirahat," jawab Birawa santai.

Pagi-pagi sekali terlihat tiga orang berlari menembus hutan lebat menyusuri jalan setapak yang biasa di gunakan oleh pencari kayu bakar di hutan itu. Mereka merupakan Birawa, Yaksa dan Arya, setelah memasuki sebuah rimba belantara yang lebih lebat lagi ketiga orang itu menghentikan lari mereka.

"Kita memasuki kawasan Warok Abang, sebaiknya kita mulai berhati-hati karena kita tidak tahu bahaya yang mengintai." Arya berkata sambil berbisik.

Mata Arya memandang berkeliling tempat itu, suasana di sana sangat sunyi seakan binatangpun tidak ada yang mau berbunyi.

"Kita harus berhati-hati sebab suasana sepi ini sangat aneh." Birawa berkata kepada Arya dan Yaksa.

Baru saja mereka melangkah berapa langkah dari sana di sekitar tempat itu terdengar suara suitan yang sangat kencang.

Suuiiiit....!

######

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wonk Adi Gondrong
cerita kolosal Indonesia, cerita seperti ini jadul dan banyak di film kan dibintangi aktris ternama Indonesia, seperti Barry prima, Yurike dll. cerita yang bagus asli seperti ini..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • TAPAK MALAIKAT   Begundal Hutan Adri

    Birawa berlari kecil memasuki sebuah hutan yang terkenal angker yang bernama Hutan AdriKetika memasuki hutan ini dia sudah merasakan ada beberapa pasang mata yang mengikutinya.Berapa kali dia mencari orang yang mengintainya, tapi dia tidak dapat mengetahui keberadaan orang yang mengintainya.Kalau tadi Birawa berlari kecil, sekarang dia berjalan santai dengan sengaja untuk memancing orang yang mengintainya itu keluar."Berhenti!" bentakan menggelegar memenuhi Hutan Adri mengagetkan Birawa.Setelah mengatasi kekagetannya Birawa menatap ke depan yang mana terdapat bukit kecil di sana.Di hadapannya berdiri berkacak pinggang seorang lelaki tinggi besar dengan tangan dan leher di penuhi dengan akar bahar sebagai hiasan.Birawa menatap tajam orang di hadapannya, belum sempat dia memberikan pertanyaan sebut suitan keras keluar dari mulut orang itu.

  • TAPAK MALAIKAT   Negeri Bantani

    Krakkk!ByurrrTerdengar bagian tubuh lawan patah ketika tendangan kaki Birawa mengenai bagian selangkangan leleki itu, suara tulang patah itu juga di ikuti dengan jatuhnya tubuh ke dalam laut.Tubuh lawan yang hilang keseimbangan begitu terkena tendangan keras dari Birawa langsung terbanting dan melayang ke arah laut, tubuh itu kemudian tenggelang di dalam air laut dan hilang begitu saja.Beberapa anak buah bajak laut yang tersisa ketika melihat pimpinan mereka dikalahkan dengan cepat membuang senjatanya masing-masing sebelum kemudian mereka berdua berlutut tanda menyerah.Birawa melihat apa yang dilakukan oleh sisa bajak laut itu dengan langkah tenang mendatangi mereka, sewaktu birawa mendatangi mereka, muka para bajak laut menjadi pucat."Tuan, ampuni nyawa kami, kami menyerah," ucap salah satu ornag dari mereka dengan suara memelas."Kali ini aku mengampuni kalian semua, sekarang juga kalian angkat kaki dari sini. Namun ingat sete

  • TAPAK MALAIKAT   Ledakan Di Atas Kapal

    Semua orang yang ada di atas kapal berseru ngeri mendengar suara leguhan seperti itu, hampir semua orang menyangka kalau Birawa sudah terkapar di geladak kapal dengan nyawa yang minggat dari badannya.Namun perkiraan semua orang menjadi kecele, karena Birawa walau termundur berapa langkah nampaknya tidak mengalami luka sama sekali.Sebalik Suryo Menggolo juga termudur berapa langkah, kening lelaki itu nampak mengernyit menahan ngilu pada tangannya.Pada saat serangan dahsyat dilayangkan oleh Suryo Menggolo, Birawa yang menyadari kalau serangan lelaki itu tak main-main dengan cepat langsung memainkan Jurus Langkah Malaikat.Dengan mengandalkan kecepatan jurus itu, Birawa memitingkan badannya sedikit kesamping, tangannya dengan cepat menyusup untuk memukul sambungan siku lawan.Benturan dua kekuatan membuat keduanya sama-sama termundur ke belakang sejauh dua tindak."Haram Jadah!" umpat Suro Menggolo sambil menggerakkan tangannya yang te

  • TAPAK MALAIKAT   Peratarungan Atas Laut

    Birawa yang merasa tidak punya pilihan lain, selain membantu mempertahankan kapal yang dia tumpangi.Dengan gerakan ringan segera melesatkan badannya, untuk menyongsong anak buah dari bajak laut.Sekali melompat Birawa melewati berapa orang anak buah Juragan Jatmika, pedang di tangannya benar-benar menjadi pedang maut.Kemana pedang dia ayunkan selalu memakan tumbal dari bajak laut, melihat Birawa sudah lebih dahulu mengamuk, hal ini menambah semangat dari anak buah Juragan Jatmika."Serang...!" teriak menggelegar dari orang yang tadi memberikan pedang pada Birawa, mengobarkan semangat anak buahnya.Orang itu tiada henti berdecak kagum pada Birawa, walaupun awalnya semangatnya sempat kendor. Namun melihat apa yang Birawa tunjukkan membuatnya menjadi punya harapan lagi.Bukan tanpa alasan anak buah Juragan Jatmika turun semangatnya melihat Bajak Laut Suryo Menggolo, karena reputasi para bajak laut itu tidak diragukan, sudah banyak selama ini

  • TAPAK MALAIKAT   Gerimis Selat Sunda

    Matahari baru saja menampakkan sinarnya dari peraduan, di tengah cahaya mentari pagi itu terlihat satu sosok berlari cepat menuju ke tempat kapal-kapal yang biasa berlabuh di Selat Sunda.Sosok itu tak lain merupakan Birawa, setelah berpamitan dengan Ayahnya dan rakyat kerajaan, dengan cepat Birawa langsung melanjutkan perjalananya menuju Selat Sunda, untuk mencari tumpangan penyebrangan menuju Jawadwipa."Paman, apakah ada kapal yang bisa di tumpangi untuk menyeberang?" tanya Birawa kepada seorang di sampingnya, ketika dia sedang duduk disalah satu warung makan, menunggu kapal yang akan menyeberang."Ada Kisanak, tapi mungkin agak siang, hari ini biasanya Juragan Jatmika akan membawa barang dagangannya ke negeri seberang," jawab lelaki pemilik warung yang berumur sekitar empat puluh tahun itu dengan ramah."Apakah Paman, bisa mencarikanku tumpangan?" tanya Birawa sambil meletakkan berapa keping koin di hadapan lelaki itu."Sepertinya kamu bukan be

  • TAPAK MALAIKAT   Mentari Baru

    agi hati ketika matahari menyinari mayapada rakyat berbondong-bondong mendatangi istanah, mereka bergerombol menyambut kedatangan Raja Ambimayu yang merupakan raja yang mereka cintai namun harus menyingkir karena penghianatan Arya.Rakyat bersorak-sorai menyambut raja yang sudah hampir sepuh tersebut bersama keluarganya yang setelag sekian lama meninggalkan istanah akhirnya kembali.Matahari baru telah terbit di atas Istanah Kerajaan Bandar Agung, harapan rakyat terpancar melalui sinarnya yang terang."Selamat datang kembali di istanah, Yang Mulia." Suprana bersama Jayanegara menunduk takzim menunggu Raja Abimanyu di tangga istanah."Terima kasih, kita tidak bisa terlalu lama berdiam diri sebab rakyat di luar menunggu dengan harapan besar pada kita, kita harus mulai melakukan pembenahan," jawab Raja Abimanyi kepada dua orang abdi setianya.Mereka mengikuti langkah Eaja Abimanyu memasuki istanah yang selama ini telah dia tinggalkan.Sementara

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status