Share

17. Ketakutan Dipta

Bagian yang masih tersisa dari pembusukan jasad Melisa dibawa ke dalam truk yang ditimbun dengan barang-barang rumah. Dipta beralibi seperti akan pindahan, agar, jika iya bertemu dengan polisi pun tidak ada yang curiga. Semuanya sudah diperhitungkan secara matang.

Clara menunggu di dekat pintu truk dengan perasaan tak menentu. Dipta masih belum keluar dari kamar, padahal sudah satu jam berlalu dan semua barang sudah dimuat. Ya, alih-alih untuk menyembunyikan peti berisi jasad Melisa, Clara dan Dipta memang berniat pergi dari kediaman yang sekarang.

Semua anak buah Dipta sudah berdiri menunggu Dipta yang baru saja keluar menuruni anak tangga tak begitu tinggi. Sementara, Dipta memandangi rumah hasil kerja keras kedua orang tuanya ini dengan tatapan sendu.

”Rumahnya nggak dijual aja, Bos?” tanya Riko.

”Nggak. Kalau dijual, gue harus ninggalin jejak nomor telepon.”

Dipta menuju mobil merah kesayangannya, dan menggamit lengan Clara, tapi ditepis begitu saja oleh gadis bermata tajam itu.
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status