Grace menarik tangannya seraya berkata. “Kau saja boleh menikah, lalu kenapa aku tidak boleh memiliki pria lain!”Grace tertawa sembari menggelengkan kepalanya, berpikir apakah memang semua pria sama, makhluk paling egois sedunia. Mereka boleh bermain dengan wanita mana saja, sementara wanita tidak boleh seperti itu.“Tolong jangan melebihi batas, antara kau dan aku sudah tidak ada apa-apa lagi!” Kata Grace tegas, sembari berdiri ingin pergi.Tapi, Ellias tidak mengijinkannya. Dia menarik tangan Grace sampai tas belanja yang berisi hadiah Lingerie seksi yang baru saja dia beli, jatuh. Melihat kotak hadiah yang ada di lantai, Ellias langsung saja mengambilnya.“Kau bahkan memberinya hadiah? Hah !” katanya sambil menyobek kertas penmbungkusnya.Kedua mata Ellias terbelalak ketika melihat kotak transparan berisi Linggerie yang di lipat rapi. Binar kemarahan langsung melesat di mata pria itu. “Apa kalian sudah tidur bersama!”“Lancang!” kata Grace seraya mengambil kotak hadiah yang pembu
Tante Gyna terdiam sesaat, Sienna pun merasa penasaran. “Tante, aku juga ingin tahu. Eum… tidak ada yang salah kan jika aku ingin tahu tentang kematian mereka. Bukankah meski mereka sudah tidak ada. Tapi, tetap sebagai mertuaku kan!”Grace mengangguk, kali ini dia sepakat dengan perkataan Sienna. “Ya, apa yang dia katakan ada benarnya, jadi ceritakan saja!” kata Grace meyakinkan tante Gyna agar mau bercerita.Dengan hati-hati Tante Gyna pun mulai menceritakan hal yang dia tahu. Sedikit berbisik dia berkat, “Yang aku tahu, setelah Nyonya Smith meninggal, Tidak berapa lama kemudian suaminya pun ikut meninggal dalam tragedi kecelakaan tragis!”“Eum… penyebab meninggal Nyonya Smith karena apa?” tanya Grace yang semakin penasaran, karena merasa dari raut wajah Tante Gyna ada sesuatu hal yang masih dia sembunyikan.Grace melirik kepada Sienna, seakan meminta bantuan agar wanita itu mendorong tante Gyna agar lebih mau menceritakan. Merasa penasaran Sienna pun membujuk Tanten Gyna lagi.Ter
Di dalam kamar, Grace sedikit termenung, Hatinya merasa sedikit terganggu dengan perkataan Tante Gyna tadi. Dia merebahkan pelan dirinya di ranjang, Menatap langit-langit kamar. Memikirkan seandainya Lucas benar-benar akan menikah. Sementara dia masih belum bisa melepaskan dirinya dari cengkraman Lucas.Rasa hangat dihati yang baru saja dia rasakan sebelumnya terhadap Lucas, langsung terbakar habis, seakaan melemparnya kembali pada Kenyataan tentang status dia di sisi pria itu. “Ingatlah Grace, kau dan dia hanyalah sebuah kesepakatan. Jangan main hati!” imbuhnya dalam hati, menasihati dirinya sendiri.Di kamar Siena…Tante Gyna, berusaha mati-matian menghibur Sienna. “Kau tenang saja, pelacur kecil itu sebentar lagi juga pasti akan di usir dari Villa ini. Kau memiliki senjata ampuh!”Tante Gyina mengelus perut Siena yang tampak mulai membesar, “Pelacur kecil itu hanya bermodalkan tubuh saja, sebentar lagi Lucas akan bosan kepadanya. Dan, akan segera menikahimu!”Sienna mengepalkan tan
Lucas mengulurkan tangannya, mengusap lembut wajah Grace. Hening menyelimuti keduanya. Tanpa bicara, Lucas bangun dari ranjang, memakai jasnya. Lalu pergi, tanpa meninggalkan kata untuknya. Grace menutup matanya kembali, menganggap yang tadi itu hanya sebuah mimpi saja, Karena Lucas tidak akan selembut itu kepadanya.Beberapa menit kemudian Grace terbangun lagi. Kali ini Vivian sudah ada di sana. “Oh sayangku! Kata Vivian sambil sedikit terisak.“Kau ini, apa menganggap dirimu wanita super ya, atau kucing yang memiliki sembilan nyawa!” kata Vivian lagi yang langsung memeluk Grace.“Maaf, sudah membuatmu khawatir!” kata Grace.“Bagian mana yang sakit! Aku akan panggilkan dokter!” kata Vivian.“Tidak apa kak, tidak perlu!” jawab Grace sambil berusaha duduk.Grace masih sedikit bingung, ingatannya masih samar. Yang dia ingat terakhir dia mencegat sebuah mobil di tengah jalan. “Apa kau tahu, siapa yang membawaku ke sini!”Vivian langsung menjawab, “Tuan Smith!”“Lucas Smith?” tanya Grace
Lucas mendekap erat Grace, “Maaf karena terlambat! Imbuhnya dalam hati sembari merapikan anak rambut grace yang tergerai di pipi.“Rumah sakit!” kata LucasPada saat kevin memberi tahu, bahwa keberadaan Grace akan dipindahkan, Lucas langsung pergi pergi ke lokasi yang Kevin beritahu. Kedua mata Lucas terbelak ketika melihat Grace mencegat mobilnya. Tingkat frustasi Lucas juga meningkat. Dia langsung mendorong pintu dan turun dari mobil, Dan dengan cepat berlari menangkap tubuh Grace yang terlihat terhuyung akan jatuh.Wajah Grace terlihat sangat tertekan, baju putihnya basah oleh hujan, tetesan air jatuh di bulu mata yang lebat. Bergetar akhirnya sebelum jatuh di bibir merahnya. Sesampainya di rumah sakit, Grace langsung diperiksa secara menyeluruh. Lalu ditempatkan di ruang perawatan VIP.Di kamar rawat inap VIP yang senyap, waktu seakan berhenti. Hanya suara alat medis yang berdetak lembut, menjadi satu-satunya penanda bahwa kehidupan masih berdenyut dalam tubuh yang terbaring d
Sementara itu, di ruang bawah tanah Grup Smith, Diana masih bersama Alex. Tangannya diikat dan tubuhnya lemah setelah kejadian di ruang kerja Lucas. Tapi matanya tetap nyala—ada perlawanan yang belum padam. Alex yang biasanya kaku, mulai terusik dengan keadaan Diana.“Aku tidak mengkhianati Lucas,” gumam Diana lirih, tapi cukup untuk membuat Alex meliriknya.“Kau pikir masih ada orang yang akan percaya padamu setelah ini?”“Aku tidak butuh dipercaya. Aku hanya ingin Lucas tahu, yang menghancurkan semuanya bukan aku, tapi seseorang yang lebih dia percayai dibandingkan siapapun di ruangan itu.”Alex diam. Tapi otaknya bekerja cepat. Dia bukan pria bodoh. “Jadi begini biar aku simpulkan. Kau menerima permintaan dari seseorang tanpa nama. Meminta kau menghapus jejak di tanggal dan jam yang telah ditentukan!”Diana mengangguk, tina-tiba ‘bang’ kursi melayang terbang di tendang oleh Alex. “Kau sudah tahu objeknya adalah Grace Williams. Tapi, kau masih mengambil pekerjaan itu. Dan kau tidak