Share

17. TOLONG, HARA!

Kenapa pula Mbak Santi tak muncul juga. Apakah ini tak akan jadi masalah nanti, atau memang kebiasaan Papa Saddil yang seperti ini? Aku tak bisa mengambil kesimpulan karena sejak datang, baru hari ini berada cukup lama di dapur ini.

"Sepertinya Sananta benar-benar akan jatuh sedalam-dalamnya padamu." Papa Saddil tertawa kecil membuat pikiran-pikiranku buyar.

"Maksud Papa?" Aku tak mengerti.

"Siapa yang tak suka perempuan yang hobi memasak?" Dia tertawa lagi. "Sananta harus rajin olahraga agar tak menggemuk dengan cepat." Papa Saddil menunjuk oven, lalu pergi dengan tawa masih melekat di wajahnya.

Aku ikut tersenyum samar. Papa Saddil sepertinya suka bercanda, tapi entah kenapa candaannya terasa garing bagiku. Entah memang selera humorku yang rendah, atau memang karena aku yang belum terbiasa dengan kehadirannya.

Sepertinya aku butuh usaha ekstra agar cepat menyesuaikan diri dengan orang-orang di rumah ini.

Selain Papa S
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status