Share

Garis takdir

Author: Ai Ueo
last update Last Updated: 2025-02-16 17:18:11

"Nggak Ma, tadi cuma buat tenangin Budhe aja. Mana mungkin pak Yogi mau sama aku, pastinya beliau cari yang selevel," jawabku pada mama.

"Mama tadi juga mikir gitu. Ya udah kamu istirahat sana, besok kan harus nemenin pak Yogi ke air terjun."

Aku mengangguk lalu berpamitan pada mama untuk beristirahat. Mama pasti juga capek dari tadi menemaniku.

Aku merebahkan diri di pembaringan, air mata mulai menetes tanpa bisa dicegah. Padahal selama ini aku tidak pernah mengusik kehidupan mereka, tapi mengapa mereka masih saja tidak suka padaku? Selama ini aku berusaha bersikap tegar, tapi nyatanya aku rapuh kalau menyangkut keluarga.

Aku merasa bersalah pada mama, karena ketidaksukaan budhe padaku, membuat mama juga dimusuhi. Aku ingin mengurangi beban pikiran mama dengan segera menikah, tapi dengan siapa?

Entah pukul berapa aku tertidur. Saat terbangun aku melihat jam di dinding menunjukkan pukul dua dini hari. Tenggorokan terasa kering, aku memutuskan pergi ke dapur untuk mengambil minum karen
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Memgejutkan

    "Linda!"Mataku terbuka dengan sempurna, melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi. Aku bisa bernafas lega karena semua yang aku alami tadi hanyalah mimpi. Aku berjalan dengan gontai untuk membuka pintu."Tidur udah kayak kebo, dibangunin susah banget!" gerutu pak Yogi."Ya Allah, Pak, kenapa harus marah-marah. Ini di rumah orang tua saya, masak masih dimarahin juga," ucapku. Kesal sekali tiap bertemu pak Yogi pasti dimarahi."Dibangunin dari tadi susah banget, buruan bangun terus salat. Katanya mau anterin jalan-jalan."Pede bener, siapa juga yang mau anterin. Padahal rencana dari awal aku akan bermain ke rumah teman-teman, tapi gagal karena pak Yogi ikut mudik."Malah bengong. Buruan sana! Arya udah mandi dari tadi." Pak Yogi berlalu setelah mengatakan itu.Aku bergegas mandi dan melaksanakan ibadah. Maafkan hambamu ya Tuhan, gara-gara mimpi dinikahin aku jadi kesiangan.Memakai celana dan kaos oblong, aku sudah siap untuk pergi ke air terjun dholo yang ada d

    Last Updated : 2025-02-17
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Dor-dor-dor

    Maksudnya apa pak bos satu ini. "Mana ada orang kaya yang mau nikah sama orang biasa kayak saya, biasanya kalau orang biasa nikahnya sama orang biasa, orang kaya nikah sama orang kaya.""Sok tau kamu. Emang nggak boleh kalau orang kaya nikah sama orang biasa? Kamu mau melawan kuasa Tuhan?""Kenapa bawa-bawa Tuhan. Saya kan cuma bilang biasanya, kenapa Bapak marah?""Udah lah, capek ngomong sama kamu!" Pak Yogi pergi dengan amarah. Memang apa salahku? Lagian orang kaya mana yang mau nikah sama aku?Aku juga pergi dari warung setelah membayar pada pemiliknya. Lumayan, uang dua ratus ribu cuma berkurang empat puluh ribu, untung banyak aku. Hahaha."Mau main air nggak?" teriak Arman saat aku baru tiba. Mereka bertiga sudah asik bermain di bawah guyuran air terjun."Mau dong," ucapku. Aku segera meletakkan tas di sebelah tas pak Yogi dan jaket mereka bertiga."Agak deket sini. Di situ banyak cowok yang liatin kamu!" perintah pak Yogi. Beliau sudah menarik tanganku untuk mendekat padanya.A

    Last Updated : 2025-02-18
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Untuk siapa?

    "Bengong mulu, katanya mau nikah?""Mau sih, tapi masak pak Yogi beneran mau nikahin aku?" tanyaku, masih heran kenapa pak Yogi bilang begitu."Kenapa?""Pak Yogi kan sempurna banget. Udah ganteng, mapan pula. Pasti carinya yang kaya dan cantik juga. Nggak mungkin mau sama aku." Kan memang begitu. Yang kaya akan menikah dengan yang kaya."Emang siapa yang ngelarang?" Pak Yogi mulai tersulut emosi."Nggak ada sih, tapi tanggungan saya banyak, Pak. Saya masih harus kerja buat lulusin adik saya dulu, juga bantuin Mama," jawabku."Memang kamu kira saya nggak mampu biayain sekolah adikmu sama kasih uang Mamamu? Saya ini kaya banget, tujuh turunan juga nggak abis. Kamu tinggal di rumah, masakin sama tungguin saya pulang udah cukup. Nggak usah kerja nanti saya yang tanggung semua," pungkasnya.Kok aku jadi bingung ya, ngapain juga pak Yogi ngotot gitu?"Heh, kalian kalau mau bertengkar jangan di rumahku. Mending sekarang kalian pulang. Aku sibuk, mau buat cerita baru. Hilang nanti ideku kala

    Last Updated : 2025-02-19
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Pemaksaan

    Ngapain mama datang ke rumah pak Sobar, setahuku jika ada orang yang pergi ke rumah beliau itu karena minta dicarikan jodoh, entah untuk diri sendiri atau untuk kerabatnya. Pak Sobar akan mencarikan jodoh sesuai kriteria yang diminta, beliau akan mendapatkan mahar setelah berhasil. Mama ada perlu apa ke sana, apa jangan-jangan, "Mama mau dicarikan jodoh?""Ini anak kalau ngomong nggak dipikir dulu. Nggak mungkinlah Mama cari jodoh, Mama udah tua. Lagian mana ada yang mau sama wanita tua dan cacat seperti Mama ini," jawab mama.Aku segera memeluk Mama. Bisa saja Mama menikah lagi setelah ditinggal oleh ayah. Meski kaki mama sudah tidak sempurna, tetapi wajah mama masih sangat cantik dan mama juga termasuk wanita yang lembut. Banyak sekali yang datang melamar, dari orang biasa hingga pejabat pernah ingin meminang mama, tapi beliau selalu menolak dengan dalih ingin mendampingi kami hingga sukses. Aku sangat yakin jika sebenarnya mama juga kesepian dan butuh kasih sayang, tapi mama tetap

    Last Updated : 2025-02-20
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   prank nggak, nih?

    "Permisi Pak, ada yang bisa saya ban....""Akhirnya aku bisa ketemu sama kamu juga. Susah banget dimintain nomer telepon?""Yovan!" pekikku. "Ngapain kamu di sini?""Saya kan mau lebih deket sama kamu, dari kemarin nyari kamu tapi tetep nggak ketemu. Masak minta nomer hape aja nggak boleh," ujarnya."Ini. Kamu bisa hubungin nomer itu kalau ada perlu sama resort." Aku menyerahkan kartu nama pada Yovan."Ini kan, nomer telepon resort. Aku maunya nomer pribadi kamu.""Maaf, saya cuma berhubungan sama klien pakai nomer itu. Maaf, saya harus pergi dulu, masih banyak kerjaan," pamitku tanpa menunggu jawaban dari Yovan. Lelaki model begini biasanya hanya manis di depan. Awalnya mengejar dengan berbagai cara, akhirnya akan meninggalkan kalau sudah puas rasa penasarannya."Ngapain kamu pagi-pagi udah berduaan sana Yovan, kamu suka sama dia?" Entah dari mana, tiba-tiba pak Yogi sudah berada di sampingku."Enggak berduaan, Pak. Saya juga nggak tau kalau dia ada di sini," jawabku. Memang kamu tid

    Last Updated : 2025-02-21
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Nggak ada manis-manisnya

    "hah." Aku terkejut saat pak Yogi mengulurkan tangannya padaku saat kami baru selesai melaksanakan ibadah, aku lalu meraih tangan beliau untuk bersalaman."Cium," ucapnya."Nggak boleh, Pak. Kita bukan muhrim. Mana boleh main cium-cium," ujarku."Tanganku Lin, tangan, bukan yang lain. Kamu itu kayaknya polos tapi kok ya mesum juga."Aku tertawa dalam hati, malu sekali rasanya. Aku lalu mencium punggung tangan beliau."Nanti kalau sudah halal boleh cium yang lain, kalau sekarang cium tangan dulu. Kalau kamu pengen cepet halal, nanti aku bilang sama Mama kamu," ledeknya.Aku hanya bisa pasrah mendengarkan celotehan pak Yogi, dia memang sangat pandai memojokkan orang lain. Makanya dia bisa menjadi pengusaha sukses seperti sekarang ini. Suka mengatur dan tidak mau dibantah adalah sifat mutlak pak Yogi."Mau ke mana?""Balik kerja, Pak. Nanti dikira makan gaji buta kalau saya nggak kerja," jawabku."Bagus. Nanti saya kasih bonus kalau kamu kerjanya rajin.""Beneran, Pak?" tanyaku, aku sa

    Last Updated : 2025-02-22
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Harus gimana?

    "Oke, aku akan pergi. Tapi kalau sampai dua bulan ini ternyata Linda tidak menikah beneran, maka aku akan kembali berjuang," ujar Yovan, ia lalu pergi dari resort tanpa pamit."Tunggu sini, saya mau ambil mobil dulu," ucap pak Yogi.Setelah menunggu sekitar lima menit, mobil pak Yogi sudah berhenti di depanku. Pintu mobil terbuka dari dalam, lalu aku masuk setelah pak Yogi memintanya."Orang kayak Yovan itu nekat, dia akan terus mengejar kalau belum bisa mendapatkan. Kalau sudah dapat, pasti cepat dibuang. Meski tidak dekat, tapi aku tau gimana sifatnya. Harusnya kamu lebih hati-hati sama dia. Bisa saja dia menghalalkan segala cara buat dapetin kamu," ujar pak Yogi sesaat setelah mobil menjauh dari resort."Iya pak, saya sudah blokir nomernya," jawabku."Katanya kamu kasih nomer kantor, kok sekarang kamu blokir nomernya?""Iya, memang yang saya kasih nomer kantor, tapi Yovan punya nomer pribadi saya. Dia bilangnya dapet dari mbak Najwa," jelasku."Nggak mungkin Najwa ngasih nomer kamu

    Last Updated : 2025-02-23
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   masa lalu

    "Lain kali kalau mas Hasan nitip apa-apa, kamu tolak aja. Mbak nggak enak sama Ibunya mas Hasan. Nanti dikiranya mbak masih deket sana anaknya," ucapku pada Reni saat kami sedang duduk berdua di teras."Aku nggak enak mau nolaknya, mbak. Pak Hasan kan dulu dosenku, nanti dikira aku mantan murid durhaka," jawabnya.Mas Hasan adalah tetangga kos ku, ibunya mempunyai usaha kos-kosan juga, tapi khusus lelaki. Mas Hasan ini berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas ternama di kota ini, dia juga seorang pengusaha muda. Awal kami bertemu saat aku bersama Reni, yang ternyata mantan mahasiswinya berbelanja di minimarket. Awalnya kami hanya berkenalan, hingga suatu ketika mas Hasan meminta nomor ponselku dari Reni. Kami sempat dekat meski tidak pacaran, waktu itu aku baru putus dari Lian, jadi aku memilih berteman saja dengan mas Hasan.Mas Hasan adalah lelaki yang baik dan lembut, dia sering membawakan makanan ke kos atau menitipkan saat ada penghuni kos yang ia temui.Suatu ketika, i

    Last Updated : 2025-02-24

Latest chapter

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Cincin Kenangan

    "Masih jauh?" tanya pak Yogi. Kami akan menuju simpang lima Gumul, menikmati suasana malam di sana. Rencananya sore kami akan ke sana, tetapi rencana berganti karena suatu hal."Udah deket, lurus aja," jawabku.Kami sudah berada di depan kantor kabupaten, sebentar lagi untuk mencapai tempat parkir sebelum masuk ke area Gumul."Di situ aja," tunjukku pada tempat parkir yang masih luas. Ini bukan malam minggu, jadi parkiran tidak begitu penuh.Kami turun dari mobil, berjalan mendekati tempat masuk menuju area monumen."Jauh jalannya?""Enggak, tinggal lurus terus naik tangga, sampai," jelasku.Kami sudah berada di area monumen, cukup banyak pengunjung meski tidak seramai saat akhir pekan."Mau foto?" tanya pak Yogi. Aku mengangguk setuju.Kami mengabadikan foto berdua di gawai pak Yogi, pak Yogi memasang salah satunya sebagai foto profil di aplikasi hijau."Kok foto profilnya diganti? Nggak mau sama kolega?""Kenapa harus malu? Aku pasang foto sama istriku sendiri," jawabnya.Meski han

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Mata Polosku Ternoda

    Pagi ini aku terbangun pukul lima, aku tersenyum kala melihat suamiku masih tertidur di sampingku. Wajah yang kulihat setiap hari kala aku berkutat dengan pekerjaan, sekarang aku melihatnya saat baru membuka mata.Aku berusaha turun dari ranjang, rasa nyeri masih terasa di pangkal paha. Padahal tadi malam tidak sesakit ini, kenapa sekarang rasanya aku seperti tidak mampu berjalan.Beruntung tadi malam aku sudah memakai baju saat aku merasa kedinginan. Perlahan aku berdiri, menyeimbangkan kaki yang masih bergetar. "Aduh!" Suara yang cukup keras keluar dari mulutku, aku segera menutup mulutku dengan kedua tangan. Aku menatap pak Yogi. Terlambat! Pak Yogi sudah membuka matanya dan menatapku."Kamu kenapa?" tanyanya yang langsung bangun dan menghampiriku."Astaghfirullah!" Aku menutup mataku dengan kedua tangan. Bagaimana aku tidak terkejut, saat ini pak Yogi berlari ke arahku tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Mataku yang masih polos ini belum mampu menerima pemandangan yang iya

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Awas!

    Pak Yogi tidak jadi membuka pintu, ia menatapku lekat. "Kamu istirahat aja, pasti masih capek kan? Aku aja yang ke sana, nanti aku pulang kalau keadaan Arya sudah membaik," ujarnya."Arya sekarang juga anakku, gimana seorang ibu bisa tenang saat anaknya kesakitan?""Ya udah ganti baju, aku tunggu di depan," ucap pak Yogi.Aku segera berganti baju yang lebih pantas karena tadi aku hanya memakai baju tidur.Aku segera keluar dari kamar dan mencari keberadaan pak Yogi, ternyata ia sedang duduk di ruang tamu bersama mama dan Arlan."Ma, kami pergi dulu ya," pamitku."Iya, hati-hati. Mama cuma bisa berdoa semoga Arya cepet sembuh," ujar mama."Makasih doanya, Ma. Maaf malam-malam malah ganggu istirahat Mama," ucap pak Yogi."Nggak apa-apa, namanya juga musibah. Apa Arlan ikut aja sekalian?""Nggak usah, Ma. Kami pergi berdua aja. Di sana juga sudah ada bu Najwa," ucapku.Aku dan pak Yogi pamit dan dengan cepat naik ke mobil pak Yogi. Pak Yogi melajukan mobilnya menuju rumah sakit Bhayangka

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Kecewa

    "Udah selesai ganti bajunya?" Itu suara mama yang berada di depan pintu."Sudah, Ma," ucapku lalu membuka pintu kamar."Kamu suruh nak Yogi ganti baju di kamar Arlan?"Aku mengangguk saja, padahal tadi aku hanya meminta pak Yogi keluar, bukan ganti baju ke kamar Arlan."Kalian itu udah nikah, kok bisa-bisanya kamu usir suamimu sendiri. Kamu itu gimana? Mama kan jadi nggak enak sama bu Sandra. Udah sana, semua pada makan. Nanti setelah salat dhuhur tamu-tamu udah banyak," omel mama.Dengan lemah aku mengikuti mama menuju meja makan. Aku merasa menjadi istri yang kejam saat ini. Padahal di kamarku sudah ada kamar mandi, kenapa tadi aku tidak bergantian ganti baju di sana saja."Kamu kenapa?" tanya pak Yogi.Aku menggelengkan kepala, tadi tidak sengaja menepuk jidatku."Maaf ya, maklum udah umur segini baru nikah. Mungkin pikirannya juga ikut konslet," ujar mama.Astaghfirullah, kenapa mamaku jadi kejam begini?"Duduk sini." Bu Sandra menepuk kursi di sebelahnya.Aku duduk di dekat bu Sa

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Akhirnya ....

    ini aku didandani oleh mbak Dian lagi. Setelah salat subuh semua sudah berPagisiap di ruang tamu mama yang disulap menjadi tempat rias pengantin.Ada dua remaja putri yang merupakan sepupuku sebagai pagar ayu, dua anak kecil sebagai unyil atau cantrik yang nantinya akan membawa kipas. Ada juga empat among tamu dan arang tua pengantin yang diwakilkan oleh Arlan dan adik dari ibuku."Dingin ya," ujar Lia, anak dari sepupuku pada kembarannya saat mereka sedang diberi es batu pada wajahnya."Iya, dingin banget," ujar Tia.Aku tersenyum mendengar celotehan mereka. Ibu dari Tia dan Lia adalah teman sekolahku, dia menikah saat usianya baru delapan belas tahun karena perjodohan. Bersyukur sampai sekarang pernikahan itu masih langgeng."Akadnya jam berapa, Mbak?" tanya mbak Dian."Jam delapan, Mbak," jawabku."Calonnya berangkat jam berapa? Kan jauh jaraknya?""Dari tadi malam sudah menginap di hotel Surya, Mbak. Kalau berangkat dari sana pagi, nanti kasihan yang bawa anak kecil."Memang tadi

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Menuju Halal

    "Ya Allah, anak Mama, akhirnya mau nikah juga," ujar mama saat aku baru tiba di rumah."Assalamualaikum, Ma," aku meraih tangan mama lalu menciumnya."Waalaikumsalam. Sampai lupa. Masuk dulu yuk," ajak mama.Aku membantu mama masuk ke rumah dengan tongkat di tangan kirinya. Arman dan Arlan membantu membawa beberapa barangku, aku hanya membawa yang sekiranya tidak diperlukan lagi, sementara baju, sepatu dan barang-barang yang masih bisa dipakai dibawa pak Yogi ke rumahnya."Duduk, Sayang, pasti capek banget ya." Mama mengajakku duduk di kursi ruang tamu."Aku masukin kamar aja ya, Mbak," ujar Arlan."Iya, yang di motornya Arman, taruh di meja makan aja."Arlan dan Arman masuk ke dalam, aku duduk bersama wanita terhebatku."Mama nggak nyangka kalau kamu bakal nikah secepat ini, perasaan baru beberapa bulan lalu kamu masih nggak punya pacar. Jodoh memang nggak bisa ditebak ya, ternyata jodoh kamu yang selama ini ikut jagain kamu," ujar mama."Ini semua juga berkat doa Mama, semua kebaika

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Selamat tinggal kenangan

    Aku segera ke belakang untuk beribadah."Mbak, aku tiduk sini aja. Mbak tidur di ranjang," ujar Arya. Ia sudah merebahkan diri di kasur lantai."Kamu aja yang tidur di ranjang, kamu kan tamu.""Nggak lah, aku kan cowok. Kata Papi, cowok itu harus ngalah sama cewek. Aku udah biasa ngalah sama Tasya," jelasnya.Pak Yogi memang pintar dalam mendidik anaknya. Terbukti Arya menjadi pribadi yang sopan dan pengertian, atau ini didikan maminya dulu? Kalau didikan pak Yogi sepertinya nggak sebagus ini.Sorenya pak Yogi benar-benar tidak pulang, dengan terpaksa aku membawa Arya bersama anak kos untuk berjalan-jalan, kata mereka sebagai kenangan sebelum kami berpisah.[Uangnya sudah kutransfer, traktir anak-anak sepuasnya. Tanya juga sana anak lelakimu apa yang mau dibeli.]Pesan masuk dari pak Yogi. Aku lalu membuka aplikasi M-banking dan ternyata benar sudah masuk uang sebesar lima juta.Hah, lima juta? Aku sampai dua kali mengeceknya, tidak percaya kalau pak Yogi mentransfer uang sebanyak it

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   keceplosan

    "Maaf mbak, tadi Arya kelepasan," ujar Arya, ia lalu menampakkan gigi kelincinya.Jantungku sudah berdebar, eh, dia malah bilang begitu. Padahal sudah senang saja tadi."Sini, mbak ambilin makan. Suka pedes kan?"Daripada pikiranku ke mana-mana, lebih baik aku mengajak Arya makan saja."Suka. Semua masakan mbak Linda aku suka," ujarnya dan membuat senyumku mengembang.Arya makan dengan lahap, di piringnya bahkan tidak ada nasi yang tersisa."Makasih, makanannya enak banget. Arya mau nonton tivi boleh?""Boleh," jawabku.Arya menyalakan televisi, sementara aku membereskan bekas makan kami.Saat sedang menonton televisi bersama Arya, ponselku berbunyi. Panggilan video masuk dari pak Yogi. Aku segera merapikan rambutku yang berantakan, lalu menerima panggilan."Assalamualaikum." Salam dari pak Yogi yang terlihat begitu tampan dengan kaos polo warna hitam."Waalaikumsalam," jawabku."Kamu lagi ngapain?""Lagi nonton tivi sama Arya. Baru selesai makan. Pak Yogi sudah di rumah bu Najwa?""S

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Jantungku nggak aman

    Pukul tujuh pagi aku sudah berada di resort, berangkat dengan sopir karena pak Yogi harus mengantar Arya ke sekolah. Arya memang tidak mau berangkat sekolah dengan sopir selagi ayahnya tidak ada pekerjaan di luar kota."Mbak Linda apa kabar?" tanya pak Damar saat kami sudah berada di ruang rapat. Pak Yogi katanya akan tiba dalam lima menit."Baik, pak Damar. Kabarnya mbak Rania gimana?""Baik juga. Mbak Linda dapet salam dari istri saya sama si kembar.""Salam balik ya, Pak. Saya kemarin lihat storynya mbak Rania. Cantik-cantik banget ya si kembar."Belum sempat pak Damar menjawab, pak Yogi sudah masuk ke ruangan."Maaf agak telat, jalanan sedikit macet. Bisa langsung kita mulai?"Pak Damar mengangguk.Kami segera memulai rapat karena sebentar lagi pak Damar harus ke luar kota. Tidak ada yang berbelit-belit, pak Damar adalah orang yang sepaham dengan pak Yogi, jadi semua berjalan dengan lancar.Pak Damar berpamitan, beliau di antar oleh pak Yogi menuju mobilnya. Aku kembali ke ruangan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status