Bab 13Hukuman“Sepertinya kau mulai lupa dengan isi perjanjian yang telah aku buat, Alice Laurine Holmes!” “Apa maksudmu? Aku tak pernah menyalahi aturan dalam perjanjian kita!” tukas Alice tak terima.Adam bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Alice.“Oya?? Kau pikir aku tidak tahu apa saja yang kau lakukan di luar sana, Alice?” Kedua netra biru tajam Adam menyempit, bahasa tubuhnya menunjukkan dengan jelas jika saat ini si pria tak suka dibantah.Alice pun beringsut mundur, ia merasa tak nyaman ketika pria di hadapannya menatapnya demikian.“Aku memang tak pernah mencoba menyalahi aturan yang kau buat!” Alice bersikeras tak terima.“Jika tidak kenapa kau merasa takut?” Adam kini tersenyum miring.“Aku hanya menerima bonus dari bosku! Apa itu salah? Dan ini adalah uang hasil kerja kerasku, bukan dari hasil meminta ataupun menjual diri!” ujar Alice membela diri.“Peraturan kelima, dilarang keras menerima barang dalam bentuk apa pun dari pria lain apalagi itu adalah ua
Bab 14 Kejutan “Kau sudah bangun?” Suara itu terdengar mendominasi bagi Alice saat ia baru saja membuka mata. Wanita yang kini sudah berpindah terbaring di ranjang itu tak menjawab, atau lebih tepatnya tak berminat untuk menjawab sama sekali. Ia menatap penuh kebencian pada pria yang kini tampak duduk angkuh dengan satu kaki melipat di sofa dekat ranjang tempat di mana ia terbaring sekarang. “Hukuman ini tidaklah seberapa dari hukuman yang akan kau terima jika kau melakukan kesalahan lagi dengan mencoba menyalahi dan tak patuh dengan peraturanku, Alice!” “Kau manusia tak berhati!” Alice mengumpat dengan tatapan marah. “Terima kasih, aku anggap itu sebuah pujian untukku,” Adam menyahut seraya tersenyum angkuh. “Mulai sekarang kau, aku larang bekerja lagi! Entah di mana pun itu! Kau dengar itu Alice? Kau cukup saja melayaniku. Aku bukan pria miskin yang tak bisa menggajimu lebih besar dari uang yang kau terima semalam!” Alice menegang, kedua netranya mendelik merasa tak terima. A
Bab 15 Kejutan, part 2 “A-apa maksud ucapan Anda, Tuan Anderson?” Nyonya Drew Holmes bertanya gugup, suaranya terdengar sedikit gemetar. Ia menatap lekat-lekat wanita bergaun putih itu secara terang-terangan. “Apa kau benar-benar lupa padaku, Ibu?” Wanita cantik itu berkata seraya menampilkan senyuman cantiknya di depan semua orang yang kini mengalihkan pandangan pada dirinya. “Alice...? Kau Alice?!” Nyonya Drew secara spontan menunjuk wajah wanita cantik di hadapannya yang ternyata adalah Alice, anak tirinya sendiri. “Apa?! Kau Alice?!” Sera menutup mulutnya merasa tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Begitu pula dengan Phillip Warren, si mantan tunangan Alice sendiri. Bisik-bisik mulai terdengar di ruangan itu. Yang semula terlihat tenang kini terlihat gaduh karena rasa keterkejutan. Bagaimana tidak? Alice Laurine Holmes memang tidak terlalu menonjol dikenal sebagai putri dari pengusaha kaya mendiang Kyle Joe Holmes selama ini. Sebagian dari mereka justru tahu hanya
Bab 16Pengkhianat yang tak tahu malu“Aku tidak percaya jika si buruk rupa Alice bisa berubah seperti itu, Mom?!” Sera berteriak seperti orang gila seusai pesta.Sepeninggal tamu tak diundang di pesta mereka, pesta yang awalnya meriah dan damai seolah berubah menjadi bencana bagi Drew Holmes dan juga putri kesayangannya, Sera. Mereka menahan malu atau lebih tepatnya seperti tak punya muka lagi di depan para tamu setelah kedatangan Alice bersama dengan pria yang paling berpengaruh dan juga berkuasa di kota mereka, Adam Anderson.Kini Drew Holmes duduk dengan kepala menunduk, ia merasa syok dengan kedatangan Alice yang menghebohkan dan seperti sengaja mempermalukannya di pesta. Masih bertanya-tanya dalam benaknya, bagaimana bisa Alice bersama dengan Adam Anderson? Dan sejak kapan mereka saling mengenal hingga sedekat itu?? Sampai sekarang ia belum menemukan jawabannya. “Mom, katakan sesuatu?! Jangan diam saja!” Sera berteriak frustasi melihat ibunya hanya diam tak menanggapi perasaan
Bab 17 TANIA LEWIS Wanita cantik berambut hitam dengan tubuh sempurna bak model melangkahkan kaki jenjangnya begitu tergesa siang itu di kediaman Adam Anderson. Ekspresi wajahnya menunjukkan jika ia terlihat kesal. “Di mana Tuan kalian?!” Wanita itu bersuara keras pada beberapa pelayan yang ada di mansionnya. Tampak ekspresi ketakutan di wajah para maid yang melihat kedatangan sang wanita. “Tuan Anderson saat ini sedang ada di ruang kerjanya, Nona Lewis. Tapi beliau berpesan jika saat ini tidak boleh diganggu oleh siapa pun.” Seorang maid menyahut dengan raut wajah takut-takutnya. “Cihh! Tidak ada yang berhak melarangku menemui Adam, sekali pun itu adalah Adam sendiri!” Wanita berpenampilan sosialita itu berjalan menuju ruang kerja Adam Anderson. Seolah ia sudah tahu dengan baik seluk beluk mansion mewah milik Adam Anderson. Setelah sampai di ruangan yang dituju, tanpa basa-basi wanita itu pun membuka pintu ruangan. Adam yang saat itu sedang sibuk dengan tumpukan berkas di meja
Bab 18Mimpi buruk “Apa kau gila?!” Alice membulatkan kedua netranya seketika. Bukan karena rasa cemburu, melainkan ia terkejut karena Adam bersikap santai saat mengatakannya. “Kenapa apa kau sekarang merasa cemburu?” Adam tersenyum smirk kali ini seolah tanpa beban. “Bagaimana bisa kau menawarkan aku untuk menjadi wanitamu sedangkan kau sudah memiliki calon istri?!” Alice merasa tak terima. “Memangnya kenapa? Calon istri bukan berarti akan menjadi istri bukan, lalu apa masalahnya?” Adam bersikap masa bodoh. “Terserah pada pemikiranmu, aku tak peduli. Yang jelas aku tak mau terlibat dengan pria yang sudah memiliki calon istri!” Alice berusaha keras melepaskan diri, akan tetapi Adam terlalu kuat mendekap tubuhnya. “Apa katamu?! Katakan sekali Alice Laurine Holmes?! Ingat kau masih terlibat kontrak denganku, jadi jangan coba-coba berusaha lari dariku!” Adam menatap tajam wanita yang terus berontak ingin melepaskan diri. “Lepaskan aku Adam! Dan biarkan aku pergi dari mansionmu. Ak
Bab 19KEYAKINAN“Kenapa kau mengurungku?” Alice menatap tajam Adam yang entah sejak kapan berada di dalam kamar yang ia tempati.“Tentu saja karena kau adalah wanitaku, aku bebas melakukan apa saja padamu,” Adam menyahut dingin tanpa ekspresi.Alice tersenyum sinis, ia membuang muka dan berkata, “Menjadi wanitamu itu berarti hidup matiku kini ada di tanganmu, ironis sekali.”“Itulah isi perjanjiannya,” sambung Adam. “Aku begitu bodoh menyetujuinya begitu saja,” ucap Alice masih dengan nada sinis.“Begitu banyak wanita yang menginginkan posisimu, tapi kau justru tak menyukainya, kurasa kau benar-benar wanita yang bodoh,” cibir Adam dengan penuh percaya diri.“Lebih baik terlihat bodoh daripada pintar, namun hanya untuk merugikan orang lain,” Alice menyahut sinis.“Berpikir dengan cerdas, Alice Laurine Holmes. Kau akan mendapatkan banyak keuntungan hanya dengan menjadi wanitaku," ujar Adam.“Aku hanya ingin hidup normal, berkuliah dan melakukan aktivitas seperti biasa, hanya itu yang
Bab 20 Back home “Untuk apa kau kembali ke rumah ini?!” Sera Holmes berusaha menghalangi Alice yang hendak masuk ke dalam mansion milik ayahnya. “Ini rumah milik ayahku, tentu saja aku berhak kembali lagi ke rumah ini.” Alice menyahut dengan sikap tenangnya. “Itu dulu tapi tidak untuk sekarang. Kau dengar itu Alice si pecundang!” Sera mendelik seraya tersenyum mengejek. “Jika aku adalah pecundang kau adalah jalang, itu adalah sebutan yang paling tepat untukmu!” Balas Alice tak kalah tajam dengan mengangkat sudut bibirnya. “Apa kau bilang?!” Merasa tak terima Sera hendak melayangkan tamparan pada Alice sebagai bentuk kemarahan yang besar, namun dengan cepat Alice menangkap pergelangan tangan adik tirinya itu. “Jangan kau pikir bisa memperlakukan aku dengan tanpa hormat lagi, Sera! Aku bukan Alice yang bisa kau injak-injak lagi seperti dulu!” Dengan kasar Alice menghempaskan tangan Sera hingga wanita itu menjerit kesakitan. “Apa yang kau lakukan, Alice?!” Drew Holmes yang baru sa