Bahkan Kenzo sama sekali tidak berjalan menuju halte tempa mereka akan pulang. Ia lebih memilih berjalan terus tanpa melihat ke belakang. Makin lama, langkahnya yang semula sangat cepat mulai perlahan melambat.Kayla bisa melihat sendiri bagaimana Kenzo yang tadinya sudah dilalap oleh api kemarahan, mulai hilang seketika. Tetapi rasanya ada yang aneh saat melihat amarah Kenzo mendadak hilang tersebut.Mereka berdua melangkah, sampai Kenzo berhenti di sebuah gang kosong yang dimana di sana hanya ada tempat sampah saja. Tidak ramai orang di sana, namun ada beberapa yang memperhatikan mereka berdua.Kayla ikut berhenti di belakang Kenzo. Tidak langsung dirinya bertanya mengenai apa yang dirasakan oleh Kenzo pada saat itu. Ia tahu betul, kalau Kenzo saat ini sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Jadi dia tidak bisa diajak bicara.Kenzo mendongakkan kepala melihat langit sambil menutup kedua matanya. Ia menarik napas panjang dan berusaha untuk menenangkan dirinya lebih daripada biasan
Makin hari bukannya makin mudah bagi Kenzo untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Melainkan makin lama makin sulit saja. Kayla yang bekerja di ruangannya sesekali pernah memergoki Kenzo termenung di dapur.Sampai-sampai dirinya pernah melihat Kenzo yang sedang menuang air ntuk diminum sampai tumpah karena Kenzo yang benar-benar tidak fokus selama beberapa hari tersebut.Kayla pun merasa bingung. Tidak mungkin Kenzo tidak bisa mendapatkan pekerjaan sekarang ini. Dia sudah muncul di publik dan menunjukkan bahwa dirinya sama sekali tidak bersalah. Lalu dimana letak dari kesalahan untuk saat ini?Kayla sampai tidak fokus mengerjakan pekerjaannya. Ia sampai meletakkan kepalanya di atas meja karena merasa benar-benar tidak tahu harus bagaimana supaya bisa menolong sang suami.“Huhhh, apa ada sesuatu?” gumamnya dengan pelan.Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Seperti selayaknya sebuah petunjuk atas tanda tanya yang dirinya miliki, isi pesannya seolah menjawab semua pikiran yang membuatnya pus
Kayla sempat diam selama beberapa saat setelah mendengar permintaan dari Kenzo. Rasa-rasanya tidak salah juga, kalau ia bekerja sama dengan tempat kerja Kenzo sekarang.Karena sepertinya Galen sudah membuat banyak masalah yang terus mengambang karena tidak ada bukti kuat yang memberatkan. Ia harus tebal muka kalau memang benar-benar membiarkannya.“Gunakan saja. Siapa tahu, dengan begini bisa lebih cepat membuat Galen tidak banyak tingkah,” beritahu dari Kayla.Mendengar jawaban tersebut, membuat Kenzo lamat-lamat memandangi Kayla. Dari sorot matanya terlihat sekali, bahwa dia sendiri sebenarnya merasa tidak enak hati hendak menggunakan bukti dari istrinya.Perlahan Kenzo mendekat, kemudian memeluknya dengan sangat erat. Kenzo merenungi sekali jawaban yang diberikan oleh Kayla barusan.“Kamu hebat! Istriku hebat, mampu menerima semua risikonya. Maaf, suamimu ini hanya bisa membebanimu selama ini,” ujar Kenzo, secara tiba-tiba.Kayla mendorong pelan Kenzo yang ada di depannya, dia bala
Kayla benar-benar sudah menduganya. Makanya dia sudah punya firasat dari awal dan segera mencoba mengantisipasinya.Tangan Kayla yang memegang ponsel seperti sudah hapal dimana letak nomor telepon suaminya tersebut. Ia meneleponnya dengan segera, dengan volume yang sangat kecil sekali.“Kenapa memangnya? Tidak ada untungnya juga aku menjawab semua pesanmu,” balas Kayla, setelah ia tahu bahwa panggilannya diangkat.Untung saja pertemuan mereka berada di dekat taman dan juga supermarket. Jadi pastinya masih ramai orang, dan Kayla merasa aman kalau semisal orang ini macam-macam.Galen tersenyum miring, sembari kedua tangannya berada di kantong celana sambil menatap ke arah Kayla yang ada di depannya tersebut.“Tentu saja menguntungkan. Kamu bisa hidup mewah, dan tidak akan hidup keterpurukan kalau kamu bersamaku. Bukankah kamu akan menerimaku bila aku berubah, kan?” Galen mulai membahas masa lalu.Kayla menghela napas dengan perasaan yang kesal. Dia memandangi Galen dengan tatapan dingin
Galen lebih banyak melawan saat baru saja ditangkap. Dia benar-benar terus menyangkal dan berusaha mengeluarkan pembelaan diri untuk dirinya tersebut. Namun usahanya sia-sia.Kenzo dan Kayla ikut ke kantor polisi untuk memberikan kesaksian. Entah sudah berapa kali diri mereka ini harus ke sana, berurusan dengan orang-orang bermasalah semuanya.Kenzo lebih banyak memberikan kesaksian dan bukti-bukti yang dia miliki, sebagai orang yang menjadi jembatan untuk perusahaannya.Dan Kayla baru saja tahu, kalau ternyata di tempat lamanya Galen, dia telah melakukan penggelapan dana besar-besaran dan sengaja kabur untuk bisa menghindarinya. Dan yang lebih parah, dia menggunakan nama lain saat melakukannya.Benar-benar merinding. Kayla kira, orang sepolos dan secupu Galen dulu akan hidup normal dan akan menjalankan hidup seperti biasa, dan tidak akan membuat masalah sama sekali kedepannya.Kayla diberikan izin untuk bertemu dengan Galen. Bukan tanpa alasan. Karena Galen sama sekali tidak mau buka
Kayla keluar dari ruangan sana. Masih bisa ia dengar dengan jelas bagaimana Galen berteriak di dalam sana. Benar-benar menggelikan mendengar orang itu masih tetap berusaha mencari simpati kepada Kayla.Dirinya hanya bisa menghela napas, lega setelah bisa berbicara sejenak dengan seseorang yang selama ini mengganggunya. Kayla mengepalkan tangannya, berusaha untuk menerima dengan lapang bahwa memang tidak semua orang bisa baik terus selamanya.“Bagaimana, dia mau bicara?” tanya Kenzo, yang datang menghampirinya.“Tidak. Tapi dia tidak bisa mengelak sama sekali. Dia juga masih bersikukuh tidak melakukan semua itu. Tapi, semua sudah ada buktinya, dia tidak bisa mengelak, kan?” Kayla membalas dengan nada yang sedikit merasa kecewa.“Yah. Biarkan saja kalau begitu, biarkan saja proses hukumnya berjalan dengan sebagaimana mestinya,” ucap dari Kenzo.Kayla kelihatan murung setelah memberikan jawaban tersebut kepada Kenzo. Ia merasa sedikit terpukul dan merasa sedikitnya tidak senang sama seka
Kembali ke rumah mereka, entah mengapa rasanya seperti semuanya terasa sangat hampa dan juga hambar sekali. Pandangan Kayla kosong, dan terasa begitu menyedihkan hanya dengan melihat dirinya sendiri.“Aku akan ke kamar ya,” Kayla berkata dengan tatapan yang masih sama.“Oh iya, aku akan memberikan laporan perkembangan kasus dulu ke perusahaan,” jawab Kenzo, yang tidak melihat ke arah Kayla sama sekali.Kayla langsung berjalan menuju kamar dan menutup pintu dengan sangat rapat. Entah kenapa rasanya ia ingin menggulung diri di atas selimutnya yang nyaman, dan ingin sedikit menutup diri dari dunia luar yang begitu kejam.Matanya terpejam dengan rapat, namun ia tidak merasakan kantuk atau merasa ingin tertidur sama sekali. Yang ada hanya perasaan bimbang.Isi pikiran yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya malah bermunculan. Memenuhi semua isi kepalanya hingga membuat Kayla menjadi stres sendiri.‘Memang apa salahku selama ini? Sampai-sampai aku tidak punya keluarga yang harmonis, dan di
Kayla dan Kenzo mendatangi tempat ini lagi, setelah sekian lama setelah mereka berdua sama-sama terpisahkan oleh kesalahpahaman yang cukup lama sekali. Rasanya semuanya terasa begitu baru bagi mereka berdua.“Kamu mau bunga?” tanya Kenzo, yang daritadi sedang berjalan sambil memegang tangan Kayla.Kayla menoleh ke arah Kenzo dengan wajah yang sedikit merasa tersipu, “Apa sih!” ucapnya sambil sedikit tertawa dan memukul pelan bahu Kenzo, “biasanya mah orang-orang langsung belikan tanpa tanya dulu,” sambung Kayla.Dia merasa sedikit kecewa, karena Kenzo memilih untuk bertanya terlebih dulu kepadanya, ketimbang langsung membelikan Kayla barang yang tadi ia sebutkan tersebut.Malah Kenzo tertawa kecil setelah mendengar reaksi dari Kayla yang sedikit kekanakan tersebut. Namun, tak disangka sama sekali. Dari sebelah tangan yang satunya, kenzo mengeluarkan sepucuk mawar merah yang mekar sempurna di depannya.Terbelalak pandangan Kayla, namun ia tidak bisa menyangkal bahwa dirinya merasa begi