Share

Berkah

"Iya, Ma, Lita hamil," jawabku seraya duduk di samping Lita.

Kulihat ada binar di kedua mata Mama. Berulang kali dia seperti bersikap biasa saja, tapi dari bahasa tubuhnya, aku tahu Mama ikut bahagia.

"Mama bahagia, gak? Sebentar lagi Mama jadi nenek, loh," ucapku lagi.

"Ah, biasa saja. Namanya menikah, sudah pasti hamil lah," sahut Mama dengan raut wajah yang dibuat secuek mungkin.

Aku tersenyum melihat tingkah Mama itu. Kutatap Lita yang juga tersenyum membalas tatapanku.

"Hadiah yang waktu itu ... terima kasih ya, Ma? Saya suka sekali," ucap Lita kemudian.

"Kalau suka kenapa gak dipakai?" Mama menatap ke arah Lita dengan tatapan judesnya.

"Eh, itu ...." Lita menatap ke arahku, sepertinya tak tahu bagaimana harus menjawab.

"Lita gak terbiasa pakai perhiasan mewah, Ma. Bisa-bisa mata para tetangga copot dari tempatnya kalau Lita memakainya," jawabku kemudian.

"Halah, alasan saja. Biarpun tinggal di kampung, tetap harus menghargai diri sendiri, dong," sahut Mama.

"Besok akan Lita paka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status