TERKABULNYA DOA ISTRIKU

TERKABULNYA DOA ISTRIKU

last updateLast Updated : 2024-02-12
By:  Ariesa YudistiraOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
30Chapters
9.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aku ditolak keluarga kekasihku ketika melamarnya dikarenakan usahaku yang tengah bangkrut. Saat aku berhasil bangkit, aku bertemu kembali dengan gadis lugu bernama Jelita dan jatuh cinta padanya. Siapa sangka, gadis itu ternyata adalah adik mantan kekasih yang telah menolak lamaranku! Dan ketika Mama melarang keras hubungan kami dengan ancaman akan menyita seluruh hartaku, mana yang harus kupilih? Mamaku ... atau istriku?

View More

Chapter 1

Doa Istriku

"Kalau gak cantik, setidaknya jual mahal sedikit. Lihat kakakmu, bisa nikah sama bos besar. Lah, kamu? Malah nikah sama bekasnya yang jelas-jelas kere. Lihat sekarang, tetap jadi beban!"

Aku yang baru saja memarkirkan sepeda motor di depan pelataran rumah, seketika tertegun mendengar suara Bu Nani, Ibu mertuaku. Tampaknya dia sedang mengomeli Jelita, istriku, seperti biasanya.

Aku membuka helm berwarna hijau khas ojek online, lalu berjalan pelan menuju samping rumah. Sengaja aku tidak lewat pintu depan, karena suara Ibu mertuaku terdengar dari arah sumur yang letaknya berada di sudut belakang rumah tua itu.

Benar saja, begitu sampai di sana, kulihat Ibu mertua berkacak pinggang di depan Lita yang sedang mencuci setumpuk pakaian. Tampak Lita hanya diam mendengarkan omelan sang Ibu, dengan sesekali menyeka peluh di keningnya.

"Mau sampai kapan kamu menumpang di rumah Ibuk, dengan suamimu yang tidak berguna itu, Lita?!" ucap Bu Nani lagi dengan suara yang meninggi.

"Insya Allah nanti kalau tabungan kami cukup, kami gak akan merepotkan Ibuk lagi, kok." Lita akhirnya menjawab dengan nada suara pelan.

"Halah! Memangnya kalian punya tabungan? Buat makan aja gak cukup!"

"Allah Maha Kaya, Buk. Tidak ada yang tidak mungkin," jawab Lita lagi.

"Sok-sokan kamu, Lita! Mau berdoa sampai air matamu kering, kalau dasarnya suamimu kere ya kere aja! Kamu saja yang bodoh mau dinikahi sama dia!"

"Semua itu bukan salah Lita, Buk. Itu salah saya." Aku yang sejak tadi berdiri tak jauh dari mereka, akhirnya tak tahan lagi untuk menyahut, karena tak tega melihat Lita terus dipojokkan.

Mereka berdua seketika tersentak, lalu menoleh padaku. Wajah Lita terlihat memucat, cepat-cepat dia berdiri dan mengusap kedua tangannya yang penuh sabun ke daster lusuhnya.

"Mas Damar sudah pulang?" Dengan wajah yang terlihat gugup dia berjalan cepat ke arahku, lalu meraih tanganku dan menciumnya.

Ibu mertuaku terlihat merengut, lalu melenggang begitu saja meninggalkan kami berdua yang masih berada di sumur.

"Mas Damar mendengar ucapan Ibuk? Maafkan Ibuk ya, Mas? Dia tidak bermaksud seperti itu." Lita menatapku dengan pandangan berkaca, sepertinya takut sekali aku terluka dengan ucapan Ibu mertua.

Aku menarik napas panjang, lalu mengusap kepalanya yang tertutup jilbab lusuh, yang sebagian basah oleh air.

"Justru Mas yang harusnya minta maaf, Dek. Mas belum bisa berbuat banyak untuk Adek," jawabku kemudian, membalas tatapannya dengan sendu.

Seketika Lita menggeleng cepat. "Nggak, Mas. Bagiku Mas Damar adalah sosok imam yang aku idamkan selama ini," ucapnya kemudian. "Mas Damar pasti lapar. Adek tadi masak sayur bening. Ayo makan, Mas."

Wanita yang kunikahi beberapa bulan yang lalu itu menarik tanganku menuju dapur. Dengan sigap dia mengambilkan sepiring nasi dan sayur bening bayam untukku, juga membuatkanku segelas teh hangat.

"Adek sudah makan?" tanyaku padanya sebelum memulai suapan.

"Sudah, Mas." Lita tampak tersenyum manis.

Aku menarik napas, lalu memperhatikan istriku sekali lagi. Jelita memang tidak secantik kakaknya, yang selalu dibandingkan ibunya dengan dia. Lebih tepatnya mungkin kurang perawatan saja. Jelita pada dasarnya sangat manis, tapi kulitnya terbakar sinar matahari karena sebelum menikah denganku, dia berjualan kue keliling kampung.

Setelah menikah denganku pun, tak ada yang banyak berubah darinya. Aku belum bisa memberikan lebih untuknya, dengan pekerjaanku yang hanya sebagai ojek online. Namun tak pernah sedikitpun dia mengeluh dengan keadaan kami saat ini.

"Oh iya, Dek." Aku cepat-cepat merogoh saku jaketku, dan mengulurkan beberapa lembar uang padanya. "Alhamdulillah, hari ini Mas dapat rejeki yang lumayan."

"Alhamdulillah, Mas." Kedua mata Lita tampak berbinar ketika menerimanya. "Ibuk pasti senang jika kita bisa memberinya lebih. Aku berikan ini pada Ibuk dulu ya, Mas?"

Aku tersenyum getir ketika melihat istriku itu dengan wajah bahagia meninggalkanku untuk memberikan jatah uang pada sang Ibu. Tak peduli jika sang Ibu selalu mengomelinya setiap hari, Lita tetap dengan tulus ingin berbakti pada sang Ibu. Meskipun dia tahu, apa yang dia berikan tak akan pernah mendapatkan penghargaan.

"Cuma segini kamu bilang lebih? Kakakmu saja bisa ngasih ibuk tiga juta tiap bulan! Lah, kamu? Buat beli beras aja kurang!"

Aku menahan napas, urung memasukkan sendok nasi ke dalam mulut. Meskipun sudah terbiasa mendengar semua itu, tapi rasanya tetap saja menyesakkan hati. Ingin rasanya aku bisa cepat-cepat membawa Lita pergi dari rumah ini, hidup mandiri.

"Maaf ya, Buk. Kalau nanti Mas Damar dapat rejeki lebih, pasti ...."

"Ah, sudahlah Lita! Berdoa saja terus sana, biar suamimu bisa kaya!"

Akhirnya aku berdiri dari tempatku duduk, lalu berjalan ke arah depan. Lita masih berdiri membelakangiku di tempatnya dengan kepala menunduk, sedangkan Ibu mertua sudah meninggalkannya.

"Dek ...." Aku memegang pundak Lita pelan.

Lita tampak tersentak, lalu mengusap wajahnya dan menoleh padaku. Dia seketika tersenyum, yang dengan jelas amat sangat dipaksakan.

"Adek nangis?" Suaraku hampir tercekat ketika melihat kedua matanya yang memerah.

"Nggak kok, Mas," jawab Lita cepat. "Mas Damar sudah selesai makannya? Mas istirahat saja dulu, aku mau salat ashar."

Lita cepat-cepat meninggalkanku sebelum sempat aku bertanya lebih jauh lagi. Sebagai seorang suami, aku merasa amat sangat gagal. Aku bahkan tidak bisa membawa istriku pergi dari rumah yang hanya membuatnya menderita ini.

"Ya Allah, Engkau Maha Kaya. Karena itulah titipkan sedikit saja harta untuk suamiku ... agar tidak ada lagi orang-orang yang bisa menghinanya."

Hatiku bergetar hebat ketika mendengar doa istriku selepas sujud terakhirnya. Aku urung masuk ke dalam kamar, hanya bisa berdiri di sisi pintu dengan hati yang hancur. Padahal dia begitu menderita, tapi dia selalu melantunkan doanya hanya untukku.

Maafkan Mas, Dek. Mas berjanji akan secepatnya membawamu keluar dari penderitaan ini ....

Tiba-tiba saja ponsel dalam sakuku bergetar. Satu pesan masuk dari nomer yang tak asing. Aku cepat-cepat membukanya.

[ Damar, pulanglah. Ada yang ingin Mama bicarakan. ]

Kedua mataku seketika membulat sempurna, sedangkan tanganku bergetar hebat. Ya Allah, apakah ini pertanda Engkau mengabulkan doa istriku?

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Nisa Nisa
di tunggu update nya selalu thor....semangat
2023-12-19 09:12:50
0
user avatar
Rudy Buty
semua cerita aries yudistira selalu memberikan kita banyak pelajaran yang dapat diambil,tetap semangat thor semoga sehat selalu beserta seluah keluarga dilancarkan rezekinyaa ...️.........
2023-12-10 23:55:15
0
user avatar
Khoirunnisa Salsabila Herdian Dhio
............ akhirnya muncul juga disini.. ceritanya yg lain juga ya thor up disini ya thor .........
2023-12-09 03:56:45
0
30 Chapters
Doa Istriku
"Kalau gak cantik, setidaknya jual mahal sedikit. Lihat kakakmu, bisa nikah sama bos besar. Lah, kamu? Malah nikah sama bekasnya yang jelas-jelas kere. Lihat sekarang, tetap jadi beban!"Aku yang baru saja memarkirkan sepeda motor di depan pelataran rumah, seketika tertegun mendengar suara Bu Nani, Ibu mertuaku. Tampaknya dia sedang mengomeli Jelita, istriku, seperti biasanya.Aku membuka helm berwarna hijau khas ojek online, lalu berjalan pelan menuju samping rumah. Sengaja aku tidak lewat pintu depan, karena suara Ibu mertuaku terdengar dari arah sumur yang letaknya berada di sudut belakang rumah tua itu.Benar saja, begitu sampai di sana, kulihat Ibu mertua berkacak pinggang di depan Lita yang sedang mencuci setumpuk pakaian. Tampak Lita hanya diam mendengarkan omelan sang Ibu, dengan sesekali menyeka peluh di keningnya."Mau sampai kapan kamu menumpang di rumah Ibuk, dengan suamimu yang tidak berguna itu, Lita?!" ucap Bu Nani lagi dengan suara yang meninggi."Insya Allah nanti kal
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more
Maaf, Ma
( flash back )"Ditolak sama kakaknya, tapi mau nikah sama adiknya! Apa kamu sudah gak waras, Damar?!""Ma, aku juga baru tahu ternyata Jelita itu adiknya Dahlia.""Mama tidak peduli! Kamu kan tahu kalau Mama sudah tidak sudi lagi berurusan dengan keluarga itu, Damar! Mau ditaruh mana muka Mama jika bertemu dengan mereka lagi? Kamu lupa penghinaan mereka dulu?!""Damar tahu, Ma. Tapi ...." Aku menghentikan ucapanku sesaat. Aku tahu akan sangat sulit meyakinkan Mama tentang niatku.Jelita, gadis yang dua tahun lalu kukenal, yang rencananya ingin aku nikahi. Gadis berjilbab sederhana, yang mampu mengobati luka yang bahkan tak bisa aku obati sendiri. Aku tak menyangka, ternyata dia adalah adik dari wanita yang selama ini telah menghancurkan hatiku dan dan mempermalukan Mamaku. Wanita yang menjadi kekasihku selama bertahun-tahun, tapi akhirnya memilih menikah dengan lelaki lain yang jauh lebih kaya, di saat usahaku sedang jatuh-jatuhnya.Ya, aku terlalu naif. Aku yang berpikir bahwa akan
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more
Pembuktian
Aku tahu ... mungkin setelah ini aku akan kehilangan segalanya. Namun aku tidak bisa melepaskan orang yang terlanjur kucintai begitu saja. Orang yang mampu mengobati luka dan membuatku bangkit dari keterpurukan selama ini."Sudah cukup, Dahlia!"Wanita yang dulunya sempat mengisi hatiku selama bertahun-tahun itu menoleh. Kedua matanya terlihat membola sesaat ketika beradu pandang denganku."Damar?" Wajahnya kentara sekali jika kaget, tapi sesaat kemudian kembali terganti dengan keangkuhan."Ngapain kamu di sini?" Dahlia seketika melipat kedua tangannya di dada, lalu menatapku dengan pandangan sinis."Mas Damar." Lita berdiri, seraya berjalan mendekat ke arahku. Wajahnya juga terlihat bingung, mungkin tak mengira jika aku mengenal kakaknya.Wajah Dahlia juga lagi-lagi terlihat kaget, lalu menatap ke arah kami berdua satu-persatu."Loh, kalian berdua saling kenal?" tanyanya. "Kalian ....""Lita ini calon istriku, Dahlia," sahutku seraya meraih pinggang Lita dan mendekatkannya ke arahku.
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more
Ujian
"Punya apa kamu berani melamar anak saya?"Pertanyaan yang sama, yang Bu Nani ajukan padaku dua tahun yang lalu ketika melamar Dahlia. Wanita itu sama sekali tidak berubah. Entah apa yang membuatnya begitu angkuh, padahal kehidupannya biasa saja, bahkan jauh dari kata berada.Aku melirik ke arah Jelita yang duduk tak jauh dariku. Tampaknya dia gelisah, terlihat dari bagaimana dia memilin jemarinya sejak tadi. Mungkin juga takut jika aku dipermalukan untuk kedua kali oleh sang Ibu."Damar ... Damar. Dulu kamu berani melamar Dahlia, padahal tidak punya apa-apa. Sekarang apa masih tetap sama dengan yang dulu? Kamu pikir putriku bisa hidup hanya dengan makan batu?" ucap Bu Nani lagi sambil menatap tajam padaku."Kamu juga, Lita!" Pandangan Bu Nani beralih pada putrinya. "Sejak kecil kamu gak pernah menurut sama Ibuk! Waktu lulus dari pesantren kemarin, bukannya Ibuk sudah bilang ada yang ingin menikahimu? Alasan saja kamu ingin kerja dulu, belajar berjualan dulu! Rupanya ngebet sama manta
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more
Pulang
"Sarapan dulu Mas, sebelum berangkat." Lita meletakkan sepiring nasi hangat dengan lauk ikan pindang dan sedikit sambal di depanku. "Biar kubuatkan kopi.""Terima kasih, Dek," jawabku. Perasaanku sebenarnya tidak enak, karena tidak jujur pada Lita jika hari ini aku akan pulang untuk menemui Mama."Ini kopinya, Mas," ucap Lita lagi sambil mengulurkan secangkir kopi padaku.Aku tersenyum, menerima cangkir itu dan kembali mengucapkan terima kasih. Lita masih berdiri di depanku. Dari bahasa tubuhnya, dia terlihat ingin mengucapkan sesuatu, tapi ragu-ragu."Ada yang ingin Adek bicarakan?" tanyaku kemudian seraya menatapnya.Jelita langsung terlihat salah tingkah, lalu menjawab dengan sedikit terbata."Iya, Mas .... Aku ....""Duduklah di sini dulu, Dek," ucapku kemudian, seraya menggeser posisi dudukku.Lita dengan wajah ragu-ragu akhirnya duduk di sampingku."Sekarang katakan, Dek.""Mas janji tidak akan marah?" Jelita menatap ke arahku dengan pandangan takut-takut."Tentu saja tidak, Dek
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more
Jalan lain
"Damar!" Mama ikut berdiri, menatapku dengan pandangan tak percaya."Sejak kapan kamu menjadi begitu kasar?!" lanjutnya, terlihat jelas jika dia tengah gusar.Aku mengatupkan bibir, tubuhku sedikit melemah. Diam-diam menyesal karena tidak bisa menahan emosiku. Padahal selama ini aku sudah banyak belajar bersabar dalam menghadapi sikap Bu Nani, ibu mertuaku. Kenapa sekarang justru kehilangan kontrol saat berhadapan dengan Mamaku sendiri?"Jadi ini yang kamu dapat selama tinggal di kampung, Damar? Apa istrimu yang mengajarimu seperti itu?" Giliran Mama yang tampak emosi dengan napas yang naik turun."Ma, Maafkan aku," ucapku kemudian dengan suara memelan. "Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Lita. Aku yang kehilangan kontrol atas diriku sendiri."Mama terlihat membuang napas kesal, aku pun menghela napas panjang."Ma, aku tahu rasa sakit hati Mama pada Ibu dan Kakak Lita masih belum bisa hilang," ucapku kemudian. "Tapi Lita sama sekali tidak bersalah, Ma."Mama menoleh padaku,
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more
Rejeki tak Terduga
Mataku membola lebar, hampir tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Proyek kami berhasil? Proyek yang kami garap bersama di sela waktuku menjadi tukang ojek, ternyata membuahkan hasil? Allahuakbar."Ka ... kamu serius, Rudi?" tanyaku kemudian, masih belum bisa percaya dengan pendengaranku sendiri."Untuk apa aku bercanda, Damar? Datanglah ke kantorku secepatnya. Kalau bisa sekarang juga. Ada banyak hal yang harus ditanda tangani," jawab Rudi dengan suara yang jelas terdengar sumringah."I-iya, Rud. Aku akan ke sana setelah mengantar istriku pulang," ucapku kemudian.Badanku gemetar hebat setelah menutup telepon dari Rudi, saking bahagianya. Tak menyangka jika akan mendapatkan hadiah luar biasa saat aku hampir putus asa."Ada apa, Mas? Kok wajah Mas kelihatan bahagia sekali?" Lita menatap ke arahku dengan pandangan heran.Aku tak menjawab, namun langsung memeluknya erat. Ternyata inilah jawaban atas doa-doa yang Lita langitkan. Sungguh, Allah tidak akan mengambil sesuatu, mela
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more
Rencana
"Alhamdulillah, terima kasih banyak, Rud," ucapku sambil mengusap wajahku penuh syukur.Dengan uang itu, hal yang pertama ingin aku lakukan adalah mewujudkan impian Lita untuk memiliki toko kue. Aku ingin memberikan itu sebagai hadiah pertama nanti. Apalagi ulang tahun Lita tak lama setelah hari ulang tahun ibunya."Aku yang seharusnya berterima kasih, Damar. Aku juga minta maaf. Mungkin bagimu uang segitu pasti kecil mengingat usahamu yang jauh lebih besar. Apalagi sebentar lagi semuanya kembali padamu saat lulus ujian dari Mamamu," jawab Rudi sambil menepuk pundakku lagi.Aku seketika terdiam mendengar ucapan Rudi. Aku memang sudah menceritakan padanya segalanya. Dia tahu bagaimana dulu aku begitu hancur saat dipermalukan oleh Dahlia dan ibunya, juga bagaimana Mama mengujiku saat ingin menikah dengan Lita."Aku sudah membatalkan perjanjian dengan Mama, Rud," ucapku kemudian.Rudi seketika mengerutkan kening. "Maksud kamu gimana, Mar?"Aku menarik napas panjang. "Aku sudah tidak in
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more
Hadiah
"Kamu gak usah ikut campur, Damar. Ini pembicaraan antara ibu dan anak!" sahut Bu Nani. "Kamu cuma orang lain yang kebetulan menikahi putri saya!""Anak? Ibu selama ini menganggap Lita itu anak Ibu?" Aku tetap tidak mengalah."Tentu saja! Saya yang melahirkan dan membesarkan dia!""Lalu kenapa perlakuan Ibu dan terhadap Dahlia dan Lita begitu jauh berbeda?""Dahlia selalu menurut apa yang saya katakan! Sedangkan Lita dari kecil sudah pembangkang! Sejak dia lahir semua yang kami punya habis tak tersisa. Bahkan saya harus kehilangan suami karena dia!""Astaghfirullah, Buk." Aku seketika mengelus dadaku yang mendadak sesak.Kulirik Jelita yang menundukkan wajahnya dalam. Kehilangan suami karena Jelita? Aku tak tahu apa yang Ibu mertuaku maksudkan. Ah, aku menyesal. Perdebatan dengan Ibu mertua hanya menambah luka di hati Jelita saja."Jadi, Damar, kalau kamu tidak tahu apa-apa, gak usah ikut berkomentar! Akan lebih baik kamu mencari cara agar cepat kaya, agar air mata istrimu tidak terb
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more
Tanggung jawab
"Ayo kita pulang sekarang juga, Dek," ucapku sekali lagi.Hatiku benar-benar perih melihat bagaimana mereka memperlakukan Lita. Ini sungguh-sungguh sudah keterlaluan! Jika tahu Lita diundang hanya untuk menjadi tukang cuci mereka, aku tidak akan mengijinkan dia datang!"Mas ... Mas Damar salah paham," ucap Lita, mungkin sedikit ketakutan ketika melihat wajahku yang mungkin saat ini sudah merah padam."Berhenti membela Ibu dan Kakakmu lagi, Dek! Mereka sudah keterlaluan. Mereka bahkan memperlakukanmu lebih rendah dari pembantu!Kamu tahu, jika ini sama saja merendahkan Mas juga sebagai suamimu?""Mas ...." Wajah Lita seketika memucat, terlihat amat merasa bersalah."Sekarang cepat letakkan itu. Kita pulang!" ucapku lagi.Lita akhirnya meletakkan piring kotor di tangannya, lalu mencuci tangannya. Aku segera meletakkan kado yang kubawa ke atas lantai, dan mengambil kain lap, lalu mengeringkan tangannya yang basah. Lagi-lagi hatiku berdesir perih. Pasti sudah banyak sekali pekerjaan yang d
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status