Home / Rumah Tangga / TERNYATA JODOH / Bab 4: Pertemuan Pertama

Share

Bab 4: Pertemuan Pertama

Author: Ratu Tiana
last update Last Updated: 2023-01-24 08:15:56

Bab 4: Pertemuan pertama.

Tila melirik jam yang melingkar di pergelelangan tangannya. Matanya menatap cemas arah jam yang sebentar lagi akan menunjukkan pukul lima sore. Artinya jam pulang dan bertemu dengan pria yang akan dijodohkan padanya akan segera tiba.

Tila meremas pulpen di tangannya berharap waktu akan berputar dengan lambat agar ia tidak perlu bertemu dengan keluarga calon suami yang dijodohkan padanya. Tapi, sepertinya Tuhan tidak mendengarkan apa yang diucapkan dan diharapkan Tila dalam hati.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Tila. Wanita itu mendongak dan meminta si pengetuk untuk masuk.

"Permisi, Bu. Sudah waktunya pulang."

Tantry, sekretaris Tita mengucapkan hal yang sebenarnya tidak ingin Tila dengar, tapi harus ia dengar sekarang. Tila menghela napas berat dan mengangguk sebagai tanggapannya.

Setelah sekretarisnya berbalik pergi, Tila dengan tak semangat mulai merapikan mejanya yang berantakan. Setelah itu ia keluar dari ruangan yang baru ia huni satu tahun belakangan.

"Aku antar kamu."

Tila menoleh saat ia sudah berdiri di depan lobi. Tila tidak membawa kendaraannya karena tadi pagi sang ayah lah yang mengantarnya.

"Enggak repot? Lula udah nunggu kamu di rumah," sahut Tila datar.

"Iya. Makanya aku antar kamu, La. Lula udah nunggu aku di rumah," sahut Samuel sambil menghela napas. "Rumah kamu lebih tepatnya."

Tila menggeleng pelan. Perempuan satu ini memang sering ke rumahnya tanpa diketahui olehnya. Apalagi pekerjaan yang dilakukan Lula selain merecoki ibunya untuk membuatkan beberapa menu makanan favoritnya.

"Ayo."

Tila mengangguk mengikuti Samuel di sampingnya. Pria yang berusia sama dengannya ini adalah sahabat Tila sejak awal mereka masuk kuliah. Bahkan, Tila pula yang membantu sahabatnya itu untuk menjadikan Lula si gadis super lemot dan manja itu istrinya.

Tila ingat dengan baik, dimana dirinya lah yang menjadi tameng saat menghadap ayah Lula yang temperamen melamarkan Lula untuk Sam. Saat itu Lula sedang hamil dua bulan akibat kekhilafan Sam yang justru di syukuri pria itu.

Entah sadar atau tidak, Sam atau pun Lula seolah menjadikan Tila sebagai ibu mereka yang bisa menyelesaikan masalah. Percaya tidak percaya, saat Lula melahirkan, Tila lah yang menemaninya. Saat pernikahan mereka, Tila pula yang mengurus hampir 80 persen pernikahan kedua sejoli tersebut.

Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit, mobil yang disopiri Sam akhirnya tiba di halaman orangtua Tila.

Keduanya turun dan melangkah masuk ke dalam rumah sederhana milik orangtua Tila dan Haikal. Tatapan keduanya langsung tertuju pada sosok wanita dengan perut buncit yang saat ini tengah memangku toples berisi keripik pisang buatan sang ibu.

"Sayang!" panggil Sam bersemangat. Kaki pria itu melangkah mendekat ke arah Lula dan mengecup kening istrinya juga putranya yang duduk di samping Lula.

"Halo, my boy. Sehat?" sapa Sam pada putranya.

Rexynard Alfabet adalah putra sulung Samuel Alfabet yang saat ini berusia tiga tahun. Sementara istrinya yang juga ibu kandung Rex yaitu Lula Arasya saat ini baru berusia 21 tahun.

Lula memang menikah muda dengan Sam karena perbuatan pria itu saat marah dulu lah penyebab kehadiran Rex ke dunia.

"Ih, Mas kok enggak tanya aku juga? Masa cuma Rex saja?" Lula menatap Sam kesal. Bibirnya mengerucut manja dan cukup untuk membuat Sam gemas.

Sementara Tila yang melihat kemesraan dua sejoli tersebut memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan diri. Dalam waktu satu jam lagi pihak calon suaminya akan datang. Sebelum ibunya datang dengan segala ocehannya, Tila lebih baik segera merapikan diri.

Satu jam kemudian Tila keluar dengan gaun hijau selutut yang menghiasi tubuhnya.

Tila mengedarkan pandangannya ke sekitar dan tidak menemukan keberadaan Sam maupun Lula. Ke mana mereka? Pikir Tila.

"Bu, Sam sama Lula di mana? Aku enggak lihat keberadaan mereka," tanya Tila pada ibunya.

Seketika itu juga Jumi menghentikan aktivitasnya yang tengah merapikan meja makan.

"Mereka sudah pulang sejak empat puluh menit yang lalu." Jumi menatap putrinya dari atas hingga bawah kemudian ia tersenyum lebar melihat putrinya yang tampak cantik dengan make up sederhana.

"Sebentar lagi tamu kita akan datang. Tila, ayo, bersiap, Nak," ujar Herman tiba-tiba.

Tila menoleh menatap ayahnya, kemudian mengangguk kepalanya pasrah. Tila berdoa semoga saja keluarga laki-laki yang dijodohkan padanya akan menolak perjodohan ini. Tila sendiri tidak bisa menolak karena ayahnya memiliki senjata ampuh yang membuatnya tidak berkutik.

Tak lama suara pintu di ketuk. Herman segera keluar. Terdengar suara beberapa orang berbincang yang kini sudah berada di ruang tamu. Sementara Tila masih berada di dapur membantu ibunya mempersiapkan minuman serta camilan yang akan ia bawa sendiri ke depan.

"Bawa ini, La. Hati-hati." Jumi meletakkan satu tatakan dengan beberapa gelas di atasnya kemudian ia juga meletakkan satu tatakan yang kini di penuhi toples berisi camilan.

"Iya, Bu."

Tila mengangguk mantap. Perempuan itu melangkah keluar sampai akhirnya ia tiba di ruang tamu. Kepalanya sejak tadi menunduk dan tidak berani mengangkat wajahnya sampai ia selesai menata minuman dan camilan.

"Tila, ayo, salam dan berkenalan dengan calon mertua serta calon suamimu, Nak," ujar Herman pada putrinya.

Tila mengangkat kepalanya dan tepat berhadapan dengan seseorang atau bahkan beberapa orang yang sangat ia benci hingga ke tulang sum-sum.

"Kamu, kalian!" tunjuk Tila shock.

Tila mundur selangkah menatap tidak percaya tiga orang yang juga menatapnya tak percaya.

Tidak!

Tila tidak mau berhubungan lagi dengan orang-orang macam ini. Tila sungguh membenci mereka.

Tila segera membalikkan tubuhnya kemudian berlari masuk ke dalam kamarnya. Bertemu dengan orang-orang itu sama saja membuka luka masa lalunya.

Wanita itu kemudian menutup pintu kamarnya dan mengunci dari dalam agar ibunya tidak bisa masuk.

"Tila, buka pintunya. Ayo, keluar. Enggak enak dengan tamu Ayah kamu yang sudah menunggu kita." Suara Bu Jumi terdengar dari luar pintu, membuat Tila semakin merapatkan tubuhnya pada tempat tidurnya.

"Aku enggak mau keluar, Bu! Pokoknya aku menolak perjodohan ini. Aku enggak mau lagi berurusan dengan keluarga mereka!"

Suara Tila yang berteriak tentu saja mengejutkan Bu Jumi. Wanita paruh baya itu takut jika suara putrinya bisa terdengar sampai keluar.

*Kamu keluar dulu dan kita bicara baik-baik,' bujuk Bu Jumi pada putrinya.

Tila tidak merespon dan lebih memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Wanita itu tidak mengerti apa yang ada di pikiran ayahnya sehingga mau menjodohkannya dengan laki-laki itu? Apa tidak ada laki-laki lain yang bisa menjadikan kandidat calon suaminya? batin wanita itu merasa marah.

Bu Jumi menghela napas kemudian berbalik pergi meninggalkan villa di dalam kamar sendiri.

Sementara wanita itu kini mengepalkan kedua tangannya di atas bantal dengan amarah yang sudah membumbung di dalam hatinya.

"Aku sangat membenci mereka," gumam Tila penuh amarah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TERNYATA JODOH   74. HAPPY ENDING

    Suasana kediaman Adam tampak tegang karena penghuni rumah saat ini sedang merasakan perasaan panik, cemas, dan khawatir menjadi satu.Tepat pada pukul 2 dini hari Tila mulai merasakan kontraksi pada perutnya. Adam yang panik melihat Tila kesakitan segera membangunkan orang-orang rumah, termasuk dengan dokter serta suster yang bertugas di rumah Adam.Adam memang sengaja ingin istrinya melahirkan di rumah agar tidak ada cerita tentang bayi yang tertukar di rumah sakit. Meskipun, hal seperti itu jarang atau mungkin belum pernah terjadi. Namun, Adam tetap ingin istrinya melahirkan di rumah. Hal tersebut membuat orangtua Tila yang mendengar alasan Adam merasa geli. Mereka mengira jika Adam mungkin pernah menonton sinetron yang memiliki tema tentang bayi yang tertukar.Tepat pada pukul 4 pagi, akhirnya suara tangis bayi mulai terdengar. Hal tersebut membuat orangtua Tila, para asisten rumah tangga, dan Angel tersenyum serta merasa lega sekaligus."Oma, dedek bayinya udah lahir?" Angel yang

  • TERNYATA JODOH   73. Bahagia

    Tila membuka matanya, lalu menoleh ke samping dan melihat sosok Adam yang tertidur lelap di sampingnya. Diam-diam Tila tersenyum merasa bahagia karena pria yang tertidur di sampingnya saat ia membuka mata adalah Adam Tirtando. Terkadang, Tila berpikir jika pernikahannya dan Adam hanya mimpi belaka karena memang Tila tidak pernah menyangka jika laki-laki yang menjadi suaminya adalah cinta pertamanya. Meskipun, mereka sempat berpisah karena kesalahpahaman yang terjadi.Adam mengira jika Tila berselingkuh karena Irena dan Eddel beberapa tahun lalu pernah menunjukkan foto Tila yang tidur dengan Sony. Sementara Tila sendiri mengira jika Adam meninggalkannya karena sudah tak cinta lagi. Tangan Tila terangkat mengusap dengan lembut rahang Adam. Matanya menatap lekat wajah sang suami yang memang tampan meskipun usia sudah tidak remaja lagi."Kalau anak kita laki-laki, semoga menjadi pria bertanggung jawab serta pria yang tampan seperti kamu, Mas," ucap Tila pelan. Tila memang selalu menga

  • TERNYATA JODOH   72. Pindah Rumah

    Adam pulang dengan membawa martabak untuk istrinya. Sesampainya di rumah Adam masuk ke kamar dan langsung memeluk Tila yang baru saja meletakkan baju terakhir di dalam lemari. Rupanya istrinya itu baru saja selesai melipat baju, pikir Adam."Mas, bau, ih." Tila menutup hidungnya saat mencium aroma Adam. Sebenarnya Adam tidak bau karena parfum yang dia kenakan tadi pagi masih melekat sampai sekarang. Mungkin karena Tila sedang hamil, maka agak sensitif indera penciumannya."Mas kangen banget sama kamu, Sayang." Adam dengan gemas mencium kening Tila. Setelah itu ia mengangkat tubuh Tila dan memutarnya beberapa kali hingga akhirnya Tila merasa pusing."Pusing kepala aku, Mas.""Pusing, Sayang? Ugh, sini kepalanya Mas cium biar enggak pusing lagi." Adam dengan gemas mencium kepala Tila bertubi-tubi hingga membuat Tila menepuk pundak Adam."Mas," rajuknya cemberut."Istrinya Mas ini bikin gemas saja." Adam mengangkat tubuh Tila kemudian memangkunya. Saat ini mereka sedang duduk di te

  • TERNYATA JODOH   71. Sinar dipenjara

    Adam mendengar dengan teliti penjelasan kepala kepolisian yang menceritakan kronologi bagaimana Irena bisa tertembak.Irena ternyata tidak melarikan diri ke rumah kedua orang tuanya. Wanita itu justru melarikan diri ke rumah sahabatnya yang masih terletak di negara yang sama dengan kedua orangtuanya. Parahnya lagi, ternyata selama ini Irena memiliki hubungan dengan para mafia yang sudah diincar lama oleh aparat di sana. Meskipun bukan anggota inti, ternyata Irena seringkali berinteraksi dengan mereka dan meminta bantuan mereka.Para mafia ini cukup banyak merugikan negara. Bahkan, mereka berhasil menciptakan sebuah racun yang bisa membunuh secara perlahan ataupun secara cepat dan akurat. Sama halnya yang terjadi pada Eddel, Irena mendapatkan racun tersebut dari salah seorang anggota mafia yang bersahabat dengannya.Aparat kepolisian luar negeri berhasil menyelidikinya. Mereka sudah mengamankan beberapa tersangka. Terakhir, mereka melakukan pengejaran terhadap Irena yang berhasil lol

  • TERNYATA JODOH   70. Meninggalnya Irena

    Adam menatap lekat wajah sang istri yang sudah terlelap sejak tadi. Tanpa sadar pria itu meneteskan air matanya saat mengingat cerita Herman tadi bahwa penderitaan istrinya berawal dari sang mama yang memiliki dendam dan kebencian pada bapak mertuanya.Andai saja dulu ia tahu jika mamanya dan Pak Herman pernah memiliki masa lalu, serta sang Mama memiliki dendam, mungkin Adam tidak akan pernah memperkenalkan Tila pada mamanya. Tila tidak akan mengalami kejadian pahit seperti dulu andai saja mamanya tidak memiliki kebencian yang tak masuk akal pada Tila. Adam sendiri merasa bingung mengapa mamanya bisa memiliki kebencian yang mendalam pada keluarga Tila. Meskipun Adam tahu jika mamanya memang egois dan memiliki ambisi besar, tapi Adam tidak pernah menyangka mamanya tega melakukan hal keji.Tangan Adam bergerak mengusap kepala Tila dengan lembut. Sementara tatapan matanya terus menatap wajah sang istri yang begitu damai dalam tidurnya. Adam mendekatkan bibirnya ke kening sang istri ke

  • TERNYATA JODOH   69. Masa lalu Herman

    Pagi ini Tila kembali merasakan mual. Hal tersebut sontak membuat Adam yang masih tertidur segera bangun dan menghampiri istrinya."Mau ke kamar mandi?" Adam memijat tengkuk Tila dari belakang berharap apa yang ia lakukan bisa mengurangi mual yang dirasakan oleh istrinya."Enggak perlu, Mas. Dari tadi aku udah bolak-balik kamar mandi. Aku cuma mual-mual aja," sahut Tila. Wanita itu terduduk di sisi tempat tidur sambil memijit keningnya."Aku ambil air hangat sebentar, ya. Tunggu."Adam segera bergegas keluar ke dapur untuk mengambil air hangat yang tersedia di dalam termos."Tila masih mual?" Jumi yang sudah berada di dapur menoleh menatap Adam."Iya, Bu. Ibu ada saran supaya mualnya agak berkurang?""Nanti ibu buatkan minuman yang bisa mengurangi mual. Itu resep turun temurun dari keluarga ibu," jawab Jumi, membuat Adam lega."Alhamdulillah. Terima kasih banyak kalau begitu, Bu."Jumi tersenyum menggeleng pelan kepalanya. "Enggak perlu terima kasih. Tila anak ibu sendiri kok."Adam t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status